Kontroversi Donald Trump Picu Percepatan Kiamat

Reporter

Sabtu, 28 Januari 2017 07:07 WIB

Presiden Donald Trump memberikan pidatonya pada upacara peresmian dirinya menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-45 di depan para undangan dan pendukungnya di Washington, AS, 20 Januari 2017. REUTERS

TEMPO.CO, Washington - Presiden baru Amerika Serikat (AS), Donald Trump disebut-sebut akan memicu kehancuran dunia dengan percepatan perang nuklir dan perubahan iklim.

Berdasarkan penelitian Bulletin of Atomic Scientist (BPA) yang meneliti tentang malapetaka dunia. Jam Kemusnahan atau Jam Kiamat, saat ini dikatakan telah mendekati pukul 12 tengah malam dan menuju kehancuran dunia.

Baca juga: Reaksi Unik Kapten Meksiko atas Proyek Tembok Donald Trump

Jam Kiamat adalah jam simbolis yang dikelola sejak 1947 oleh sekelompok ilmuwan dan ahli atom di Universitas Chicago, Amerika Serikat, untuk menunjukkan seberapa dekat dunia dengan malapetaka. Jam tersebut diatur dengan berpedoman pada ulah manusia terhadap kerusakan di bumi terutama menyangkut perang.

Setiap tahun, kelompok ilmuwan itu akan mengatur waktu Jam Kehancuran Dunia tersebut berdasarkan perisitwa yang terjadi pada tahun sebelumnya apakah situasi saat menjadi lebih baik atau sebaliknya.

Simak: Donald Trump Yakin Waterboarding Ampuh Perangi Radikalisme

Jika dunia dalam kondisi baik, maka perhitungan waktu pada jam itu akan mundur dan sebaliknya, jika dalam keadaan kacau maka akan makin cepat. Semenjak diciptakan, jarum itu telah berubah 22 kali, mulai dari dua menit sebelum tengah malam pada 1953 dan 17 menit sebelum tengah malam pada 1991.

Tahun lalu, jam itu tetap pada waktu tiga menit sebelum tengah malam. Proyek Jam Kehancuran Dunia itu dimulai sejak 1947 setelah penggunaan bom atom pertama kali di dunia.
Setelah itu, jam tersebut bergerak sesuai perkembangan saat ini berkaitan tentunya dengan pengembangan senjata nuklir, perubahan iklim dan kemajuan teknologi.

Kini setelah pelantikan Donald Trump, ilmuwan menggerakkan jarum jam itu sebanyak 30 detik lebih cepat pada Kamis, 26 Januari 2017, sehingga hanya tinggal dua menit 30 detik sebelum kehancuran dunia terjadi.

Direktur eksekutif kelompok itu, Rachel Bronson mengatakan, pergerakan jarum jam lebih cepat dibandingkan biasanya pada tahun ini.

"Hal itu disebabkan informasi tentang serangan besar-besaran, berita palsu semakin meningkat dan pernyataan Presiden (Trump) yang dapat mempengaruhi perang nuklir serta perubahan iklim," kata Rachel. Situasi politik di AS memang menjadi kekhawatiran terbesar saat ini.

"Trump harus lebih jelas dan terbuka menerima kenyataan bahwa perubahan iklim disebabkan oleh manusia," katanya, menegaskan.

Semula, Jam Kiamat, yang berada di University of Chicago diciptakan untuk menggambarkan ancaman perang nuklir global, namun sejak 2007, jam tersebut juga mencerminkan perubahan iklim dan perkembangan mutakhir lainnya dalam ilmu pengetahuan yang dapat menimbulkan malapetaka.

WASHINGTON POST|BBC|YON DEMA

Berita terkait

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

5 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

6 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

9 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

13 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

16 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

17 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

18 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

1 hari lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya