Anggota Tentara Rakyat Pemberontak Komunis saat upacara sebelum konferensi pers klandestin di perkemahan gerilya di pegunungan Sierra Madre, Filipina, 23 November 2016. Gerilyawan komunis memperingatkan bahwa kesepakatan damai dengan pemerintah Presiden Rodrigo Duterte adalah tidak mungkin. AP/Aaron Favila
TEMPO.CO, Manila - Filipina meminta Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menghapus nama pemimpin pemberontakan Partai Komunis Maoist, Jose Maria Sison, dari daftar teroris internasional.
Sejumlah negosiator Filipina, mengutip dari Channel News Asia, 25 Januari 2017, sedang melobi pemerintah AS untuk membawa Sison pulang ke negaranya.
"Pemerintah Filipina akan memberi rekomendasi ke presiden untuk mencabut nama pendiri Partai Komunis Filipina Sison dari daftar teroris internasional untuk membawanya pulang ke negaranya Filipina tanpa ditangkap," kata ketua negosiator damai pemerintah Filipina, Silvester Bello.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan melakukan pembicaraan damai dengan Sison untuk mengakhiri pemberontakannya selama lebih dari lima dekade. Duterte melakukan pendekatan berbeda dengan pemimpin Filipina sebelumnya.
Duterte dan Sison telah sepakat akan bertemu di satu tempat di negara Asia yang dianggap bersikap netral terhadap masalah ini. Untuk itu, pemerintah AS diminta untuk membantu proses negosiasi damai Duterte-Sison dengan mencabut namanya dari daftar teroris internasional.
Pemerintah AS memasukkan Sison dalam daftar teroris internasional pada tahun 2002. Sehingga ia tidak dapat melakukan perjalanan ke luar negeri termasuk kembali ke negaranya. Sison saat ini hidup di pengasingan.
Sedikitnya 40 ribu orang telah tewas selama pemberontakan Maoist di Filipina. Sayap militer Partai Komunis Maoist saat ini berjumlah sekitar 3.000 orang. Pasukan militer yang diberi nama Angkatan Bersenjata Masyarakat Baru beroperasi terutama di timur dan selatan Filipina.