Intelijen Rusia Ancam Peras Trump dengan Sadapan Aksi Cabul?

Reporter

Rabu, 11 Januari 2017 12:16 WIB

Dokumen yang menyatakan Donald Trump memiliki hubungan jauh dengan Rusia. buzzfeed.com

TEMPO.CO, Washington - Sebuah dokumen kontroversial terkait dugaan keterlibatan Rusia dalam pemenangan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, menjadi perhatian publik. Seperti dilansir Daily Beast Rabu 11 Januari 2017, salah satu isi dokumen setebal 39 halaman itu adalah soal rencana pemerasan intelijen Rusia terhadap Trump.

Dokumen yang diduga ditulis oleh bekas intelijen Inggris ini menyebutkan intelijen Rusia menyadap hotel tempat Trump menginap di Moskow saat menjadi penyelenggara ajang Miss Universe 2013.

Hasil sadapan itu diduga memperlihatkan Trump yang menyewa sejumlah pekerja seks untuk melakukan aksi cabul di hadapannya.

“FBS (badan intelijen Rusia) memiliki bukti yang cukup untuk memeras Trump,” demikian laporan dokumen yang telah diserahkan kepada Direktur FBI James Comey oleh Senator John McCain pada Desember lalu.

Laporan lain bertanggal 19 Juli menyebutkan Carter Page, pengusaha yang didapuk Trump sebagai penasihat luar negerinya, bertemu secara rahasia dengan Igor Sechin. Pria ini adalah kepala perusahaan minyak pelat merah Rusia, Rosneft, sekaligus pembantu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.

Page juga dilaporkan bertemu dengan Igor Divyekin, pejabat dalam negeri dengan latar belakang intelijen. Dalam pertemuan itu, Divyekin diduga memberi tahu Page bahwa Moskow memiliki bukti yang dapat digunakan untuk memeras Trump.

Dua bulan kemudian, tuduhan terhadap Page muncul di media-media Amerika Serikat. Page, pendukung Kremlin di AS, menegaskan dalam pidato di Moskow pada Juli lalu bahwa ia tidak memiliki hubungan dengan pejabat Rusia. Pada September, ia menyebut laporan itu sebagai “sampah.”

Sebulan setelah kemenangan Trump, Page kembali ke Moskow untuk bertemu dengan pebisnis Rusia. Ia kembali menyebut bahwa laporan intelijen AS yang mengaitkan Rusia dengan kemenangan Trump adalah perburuan sia-sia.

Salah satu laporan lain pada Juli lalu juga menyebut tim Trump yang dipimpin Paul Manafort, bekas konsultan untuk politikus pro-Rusia di Ukraina, mengetahui bahwa Komite Partai Demokrat diretas.

Sebagai gantinya, “berjanji untuk mendukung Rusia dalam intervensi ke Ukraina dan mendesak komitmen AS/NATO di Baltik dan Eropa Timur untuk menjauhkan perhatian dari Ukraina.”

Beberapa hari kemudian, Trump mengungkapkan kemungkinan untuk mengakui aneksasi Rusia di Krimea dan secara terang-terangan mendesak Moskow meretas email rivalnya, Hillary Clinton. Pada Agustus, pekabat kampanye Trump mengintervensi kebijakan Republik, terutama membuang poin bantuan terhadap Ukraina.

Manafort mundur pada Agustus lalu dan tim kampanye Trump kini menjauh dari Page. Meski begitu, ia membantah tudingan berhubungan dengan Moskow. “Ini adalah kampanye hitam Harry Reid dan Clinton.”

Sejak saat itu, Trump terus menerus menolak dugaan keterkaitan Rusia dalam peretasan Demokrat, meski hal ini dilaporkan oleh 17 badan intelijen negara. Setelah Obama mengusir 35 diplomat Rusia, Trump justru memuji Putin yang tidak melakukan tindakan balasan. “Saya selalu tahu bahwa dia cerdas,” kicau Trump.

Pengacara Trump, Michael Cohen, menyebut isi dokuemn tersebut palsu. “Sangat menggelikan di semua tingkat,” kata Cohen kepada Mic. “Orang membuat ini berdasarkan imajinasi dan berharap media liberal akan menyebarkan berita bohong itu.” Bantahan serupa juga dilontarkan juru bicara Trump, Kellyanne Conway.

THE DAILY BEAST | THE GUARDIAN | SITA PLANASARI AQUADINI

Baca:

Gedung Putih Sebut Putin Berperan Langsung dalam Pilpres Amerika Serikat

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

11 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

18 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

22 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

29 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

31 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

33 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

34 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

34 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya