Seorang wanita berfoto selfie di depan patung ayam jantan yang oleh media lokal dianggap mirip dengan AS Presiden terpilih Donald Trump, di provinsi Shanxi, Cina, 30 Desember 2016. patung ini berada di luar sebuah pusat perbelanjaan di Taiyuan. REUTERS/Jon Woo
TEMPO.CO, Beijing— Cina, salah satu negara terbesar di dunia, mulai gerah dengan cuitan-cuitan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump soal diplomasi internasional yang diunggah di akun Twitternya.
Bahkan, seperti dilansir CNN, Kamis 5 Januari 2017, tajuk kantor berita pemerintah Cina, Xinhua, mendesak Trump untuk segera menghentikan pernyataan-pernyataan kontroversial via Twitter yang kerap membuat murka Beijing.
“Obsesi Trump terhadap diplomasi via Twitter sangat memalukan,” demikian tulis tajuk Xinhua pekan ini. “Diplomasi bukanlah permainan anak-anak apalagi untuk urusan bisnis. Mantan Menlu Amerika Serikat [Madeleine] Albright pernah berkata bahwa Twitter seharusnya tidak menjadi alat untuk kebijakan luar negeri.”
Albright yang pernah mengabdi di bawah Presiden Bill Clinton merupakan pendukung rival Trump, Hillary Clinton.
Salah satu cuitan Trump yang membuat Beijing marah adalah pada Senin lalu. Trump menyebut Cina tidak melakukan upaya optimal untuk menekan tetangga mereka yang keranjingan senjata nuklir, Korea Utara.
Taipan properti ini juga menggunakan Twitter saat menuding Cina mempertahankan nilai mata uang mereka agar tetap rendah dibandingkan dollar Amerika, soal miiterisasi di Laut Cina Selatan hingga pembicaraan langsung dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Untuk kasus terakhir, Trump menentang kebijakan lama AS soal “Satu Cina.”
Memang, bukan hanya Cina yang menjadi target Trump dalam serangan-serangannya di Twitter. Kebijakan Obamacare hingga masalah peretasan yang diduga dilakukan intelijen Rusia pun dibahas Trump di Twitter.
Dalam wawancara dengan program televisi "60 Minutes" di CBS pada November lalu, Trump berjanji akan menahan diri mencuit di Twitter saat sudah dilantik pada 20 Januari mendatang. Tapi tanda-tandanya justru sebaliknya. “Mencuit di Twitter sudah menjadi hobi bagi Tuan Trump,” sindir tajuk Xinhua. CNN | XINHUA | SITA PLANASARI AQUADINI
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
35 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.