Demi Selamatkan Imigran Gelap, Petani Prancis Ini Rela Dibui

Reporter

Kamis, 5 Januari 2017 12:15 WIB

Sejumlah imigran bergantian untuk mengisi daya ponselnya dengan menggunakann generator di kamp pengunsi Calais, Prancis, 21 Desember 2015. Lebih dari 5000 imigran melarikan diri dari daerah konflik yang berada di kamp pengungsian dan berusaha memasuki Inggris melalui terowongan bawah laut. AP/Michel Spingler

TEMPO.CO, Nice - Seorang petani Prancis diseret ke pengadilan karena membantu menyelundupkan pengungsi.

Seperti dilansir RT, Kamis, 5 Januari 2017, pengadilan Kota Nice mendakwa Cedric Herrou dengan tuduhan membantu imigran gelap masuk dan bermukim di Prancis. Jika terbukti bersalah, Herrou terancam hukuman lima tahun penjara dan denda hingga 30 ribu euro atau sekitar Rp 421 juta.

Media Prancis melaporkan, Herrou dan dua orang lainnya dituduh membawa 200 pendatang haram dari wilayah Ventimiglia, Liguria, sebelah utara Italia, ke Prancis. Sebagian besar imigran gelap itu berasal dari Eritrea dan Sudan.

Laman Prancis, 20minutes.fr, melaporkan, ketiganya menampung para pengungsi di taman kecil milik Herrou, tempat mereka kemudian tinggal di dalam tenda atau karavan. Herrou menegaskan, aksinya adalah tindakan warga negara yang baik dan bersumpah akan terus melakukannya.

“Jika memang saya harus melanggar hukum untuk membantu mereka, maka biarkan lah,” kata Herrou kepada pendukungnya di luar gedung pengadilan Nice, Rabu waktu setempat. Jurnalis Franceinfo, Simon Gourmellet, menyebutkan putusan terhadap Herrou akan dibacakan pada 10 Februari mendatang.

Pada Oktober 2016, Herrou bersama sejumlah orang membuka desa wisata yang sudah lama ditinggalkan, milik perusahaan kereta api SNCF, untuk menampung sejumlah pengungsi. Polisi menangkap dia tiga hari kemudian.

Pada Agustus, Herrou ditangkap karena menyelundupkan delapan pengungsi asal Eritrea ke dalam mobilnya menuju Prancis. Namun dakwaan terhadap Herrou dalam kasus ini dibatalkan dengan alasan kemanusiaan.

Pengadilan Nice sebelumnya juga pernah mendakwa warga yang menolong imigran gelap. Pada November lalu, Pierre-Alain Mannoni yang bekerja sebagai pegawai laboratorium Sophia-Antipolis University di Kota Nice, didakwa mengangkut sejumlah pengungsi di dalam mobilnya.

Dalam pembelaannya, Mannoni mengatakan sikapnya dilakukan atas dasar belas kasihan. Putusan terhadap Mannoni akan dibacakan pada Jumat, 6 Januari 2017. Jika terbukti bersalah, pria ini akan dikenai hukuman enam bulan di luar penjara.

Badan Dunia yang mengurusi migrasi melaporkan, sekitar 180 ribu pengungsi mengarungi Laut Mediterania yang ganas dari Afrika Utara menuju Italia sejak 1 Januari-19 Desember 2016. Sejumlah negara-negara Eropa, termasuk Prancis, pun memperketat pengamanan di perbatasan untuk menahan laju para pengungsi.

RT | 20MINUTES | SITA PLANASARI AQUADINI


Baca:
Hadang Imigran, Hungaria Berencana Bangun Tembok Tambahan
Politisi Hungaria Usulkan Kepala Babi Untuk Tangkis Imigran

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

9 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

14 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

19 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

27 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

27 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

28 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

33 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya