Tentara Israel berpatroli dekat rumah pejuang Hamas Mohammad al-Fakih yang ditembak mati di desa Tepi Barat Surif, dekat Hebron, 27 Juli 2016. REUTERS/Mussa Qawasma
TEMPO.CO, Tel Aviv— Pemerintah Israel memutuskan menahan jasad militan Hamas yang tewas saat menyerang warga mereka. Seperti dilansir Reuters, Senin, 2 Januari 2017, rapat kabinet Israel yang berlangsung pada Ahad waktu setempat menyatakan langkah ini ditempuh agar Hamas mengembalikan jasad tentara dan warga Israel yang hilang.
“Kami memutuskan akan langsung menguburkan jasad militan Hamas dan tidak mengembalikan kepada keluarga seperti sebelumnya,” demikian pernyataan yang dikeluarkan kabinet pertahanan Israel yang terdiri atas menteri-menteri senior. Pada 2016, Israel mengembalikan 102 jasad kepada Hamas untuk dikebumikan.
Berdasarkan kebijakan baru ini, jasad-jasad militan Hamas akan dikembalikan jika penguasa Jalur Gaza itu bersedia mengembalikan tentara yang tewas saat invasi militer Israel pada 2014. Hamas sebelumnya menyatakan menahan dua tentara Israel, Hadar Goldin dan Oron Shaul, serta dua warga sipil yang tersesat di Jalur Gaza. Salah satunya adalah Avraham (Avera) Mengistu, Yahudi Etiopia yang disebut mengalami masalah kesehatan jiwa.
Namun kebijakan ini dikutuk Hamas. Seperti dilansir Arutz Shiva, Hamas pada Minggu malam, menegaskan tidak ada hasil positif dari kebijakan ini. “Keputusan itu kejam dan barbar,” demikian pernyataan Hamas. Kelompok ini sebelumnya mendesak Israel untuk membebaskan tahanan Palestina sebagai barter. Tapi Israel hanya bersedia memberikan pengampunan (amnesti) bagi mereka.
Pada Sabtu lalu, Hamas mengunggah video perayaan ulang tahun Shaul yang disebut tewas dalam operasi militer Israel di Gaza. Dalam pernyataan berbahasa Ibrani dan Arab, Hamas menyebut ini adalah ulang tahun ketiga Shaul dalam tawanan mereka.