Peneliti: Trump Mengejar Hegemoni di Laut Cina Selatan

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 26 November 2016 03:21 WIB

Kantor berita Xinhua merilis foto pesawat pembom H-6K terbang di atas Laut Cina Selatan yang diklaim masuk wilayah kekuasaan Tiongkok, 18 Juli 2016. Foto ini dirilis sehari setelah Pengadilan Abritrase Internasional memutuskan bahwa klaim Tiongkok atas Laut Cina Selatan tidak berdasar. Liu Rui/Xinhua via AP

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump diprediksi tidak akan menarik diri dari kawasan Laut Cina Selatan. Kepala Institut Nasional untuk Studi Laut Cina Selatan Studi, Wu Shicun, mengatakan AS akan terus mengejar hegemoni regional di kawasan regional tersebut.

Wu memastikan kontrol mutlak AS atas Laut Cina Selatan adalah inti dari strategi militer AS di Asia-Pasifik. "Tidak akan ada perubahan kebijakan AS di Laut Cina Selatan," kata Wu Shicun dalam laporan publik mengenai kehadiran militer AS di kawasan, seperti dilansir Reuters, Jumat, 25 November 2016.

Wu mengatakan komitmen AS dan sekutunya tidak akan berubah untuk melindungi kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan. Ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat di Laut Cina Selatan, kata Wu, akan menjadi kunci perkembangan militer Cina.

Sebuah patroli kapal perang AS pada bulan Oktober lalu dianggap berlayar secara ilegal dan provokatif oleh Departemen Pertahanan Cina. Upaya AS ini dianggap Cina membatasi kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan dan memicu kemarahan Beijing dan meningkatkan kekhawatiran konflik militer.

"Dari perspektif AS, kegiatan konstruksi skala besar di Laut Cina Selatan menegaskan kecurigaan AS bahwa Cina bermaksud menerapkan strategi anti-akses atau penolakan," kata dia.

Direktur Laut Cina Selatan Center, Zhu Feng, dari Nanjing University, mengatakan kebijakan militer Trump di Asia-Pasifik akan ada perubahan yang signifikan. Dia menambahkan Trump tidak mungkin menggunakan istilah "rebalancing" ke wilayah ini. Menurut dia, Trump kemungkinan akan mempertahankan sebagian besar kebijakan.

Baik Wu maupun Zhu bersepakat ada kemungkinan besar AS meningkatkan belanja militer di Asia-Pasifik di bawah kepemimpinan Trump. Zhu mengatakan pemerintah AS akan meningkatkan pengeluaran militer ketika mengambil alih kekuasaan.

Pembangunan kekuatan militer di kawasan itu telah menyebabkan kekhawatiran meningkatnya risiko konflik. Zhu mengatakan keputusan untuk merilis laporan bukan berarti Cina bersiap untuk perang, melainkan untuk menghindari perlombaan senjata antara Cina dan Amerika Serikat.

ARKHELAUS W. | REUTERS

Berita terkait

Deretan Negara yang Bersengketa di Laut China Selatan, Indonesia Masuk!

9 Februari 2023

Deretan Negara yang Bersengketa di Laut China Selatan, Indonesia Masuk!

Ada banyak negara yang bersengketa di Laut China Selatan, diantaranya Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Temui PM Singapura Bahas Konflik di Laut Cina Selatan

13 Juni 2022

Prabowo Subianto Temui PM Singapura Bahas Konflik di Laut Cina Selatan

Prabowo Subianto membahas konflik di Laut Cina Selatan dengan Perdana Menteri Singapura.

Baca Selengkapnya

Dilarang Tangkap Ikan, Filipina Ajukan Protes Diplomatik ke China

31 Mei 2022

Dilarang Tangkap Ikan, Filipina Ajukan Protes Diplomatik ke China

Kemlu Filipina mengecam pemberlakuan moratorium penangkapan ikan oleh China yang disebut bertujuan untuk meregenerasi cadangan ikan

Baca Selengkapnya

Filipina Hentikan Pemutaran Film Uncharted, Gara-Gara Peta Laut Cina Selatan

27 April 2022

Filipina Hentikan Pemutaran Film Uncharted, Gara-Gara Peta Laut Cina Selatan

Pemerintah Filipina menghentikan semua pemutaran film Hollywood "Uncharted" karena ada peta Laut Cina Selatan dengan klaim Cina yang disengketakan

Baca Selengkapnya

Bakamla Gagalkan Kejahatan Laut yang Berpotensi Rugikan Negara Rp4 T pada 2021

7 Maret 2022

Bakamla Gagalkan Kejahatan Laut yang Berpotensi Rugikan Negara Rp4 T pada 2021

Ada sejumlah isu global yang menjadi perhatian Bakamla, diantaranya konflik Rusia dan Ukraina, Pandemi Covid-19, perubahan iklim, Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Malaysia Sebut Cina Mitra Utama, Meski Ada Saling Klaim atas Laut Cina Selatan

12 Oktober 2021

Malaysia Sebut Cina Mitra Utama, Meski Ada Saling Klaim atas Laut Cina Selatan

Pada Januari-Agustus 2021, nilai perdagangan kedua pihak telah meningkat 35,2 persen, tapi soal wilayah Malaysia tidak akan kompromi.

Baca Selengkapnya

Filipina Dukung Langkah Australia Buat Kapal Selam Nuklir untuk Tangkal Cina

21 September 2021

Filipina Dukung Langkah Australia Buat Kapal Selam Nuklir untuk Tangkal Cina

Pemerintah Filipina memberikan dukungan kepada Australia perihal pengadaan kapal selam nuklir via kesepakatan dengan Amerika dan Inggris.

Baca Selengkapnya

Wapres AS Kamala Harris Kunjungi Singapura dan Vietnam, Tangkal Pengaruh Cina

31 Juli 2021

Wapres AS Kamala Harris Kunjungi Singapura dan Vietnam, Tangkal Pengaruh Cina

Kamala Harris lanjut dengan rencananya mengunjungi Vietnam dan Singapura pada Agustus nanti. Khusus Vietnam, akan menjadi kunjungan bersejarah.

Baca Selengkapnya

Manny Pacquiao Kritik Presiden Filipina Karena Lembek ke Cina

10 Juni 2021

Manny Pacquiao Kritik Presiden Filipina Karena Lembek ke Cina

Senator dan petinju Filipina, Manny Pacquiao, menilai sikap Presiden Rodrigo Duterte kurang tegas pada Cina terkait konflik di Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Ajudan Duterte Ingatkan 220 Kapal Cina di Laut Cina Selatan Bisa Picu Permusuhan

5 April 2021

Ajudan Duterte Ingatkan 220 Kapal Cina di Laut Cina Selatan Bisa Picu Permusuhan

Ajudan Presiden Rodrigo Duterte mengatakan ratusan kapal Cina yang menerobos wilayah Laut Cina Selatan bisa menyebabkan permusuhan Cina dan Filipina

Baca Selengkapnya