TEMPO.CO, Washington - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mulai memperluas kabinetnya dengan mencalonkan dua wanita konservatif, termasuk seorang kritikus yang kerap menyerangnya saat kampanye.
Trump memilih Gubernur South Carolina, Nikki Haley, 44 tahun, sebagai Duta AS bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu, 23 November 2016. Duta AS bagi PBB setara dengan jabatan menteri.
Jika pilihan Trump disetujui oleh Senat, Haley menjadi tokoh besar dalam diplomasi dunia, meskipun sebelumnya ia kerap berseberangan dengan Trump.
Pemilihan Haley juga dilihat sebagai tanda Trump sudah memaafkan beberapa musuh demi memperluas pilihannya.
Sebagai satu dari dua wanita yang dipilih masuk kabinet Trump, anak imigran dari India itu juga akan menyuntikkan keragaman dalam kabinet yang selama ini hanya terdiri atas orang kulit putih.
Wanita kedua yang dipilih Trump masuk kabinet adalah aktivis pendidikan Betsy DeVos. Trump memilihnya menempati posisi Menteri Pendidikan. DeVos merupakan salah satu donatur besar Partai Republik dari Michigan yang aktif mempromosikan sekolah. Ia mendirikan sebuah gerakan yang mendorong penggunaan kredit pajak dan voucher untuk memungkinkan orang tua memilih keluar dari sistem sekolah publik.
Sejauh ini, Trump telah menunjuk beberapa orang untuk masuk kabinet, Jeff Sessions untuk posisi jaksa agung, Mike Pompeo untuk Direktur CIA, Reince Priebus sebagai Kepala Staf Gedung Putih. Sedangkan nama lainnya akan diumumkan setelah liburan Thanksgiving pada akhir pekan mendatang. BBC | NEW YORK TIMES | YON DEMA
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
34 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.