TEMPO.CO, Jakarta - Seorang dosen di sebuah perguruan tinggi di Amerika Serikat ditahan polisi setelah diduga mengunggah pernyataan anti-Donald Trump secara online di media sosial dan mengancam untuk membunuh orang kulit putih. Ia lalu dibawa ke dokter untuk ikut tes kejiwaan.
Kevin Allred, profesor di Universitas Rutgers, New Jersey, New York, Amerika Serikat, mengatakan pada Rabu, 16 November 2016, bahwa dia dipaksa dibawa ke Rumah Sakit Bellevue untuk menjalani tes kejiwaan. Hal tersebut dilakukan setelah polisi mendapat laporan dari pihak universitas terkait dengan unggahan pernyataannya yang bernada ancaman di Twitter untuk menembak orang kulit putih secara acak setelah kemenangan Trump.
"Kepolisian New York (NYPD) tiba-tiba datang ke rumah saya karena mendapat laporan bahwa saya telah membuat ancaman berdasarkan pernyataan politik yang saya buat di kampus dan Twitter," kata Allred.
Allred menjelaskan, ada laporan dari kampus yang mengaku mendapat keluhan dari mahasiswanya bahwa dia telah membuat pernyataan politik terkait dengan penolakan terhadap presiden terpilih Amerika itu. Menurut laporan tersebut, Allred pernah mengatakan akan menabrak siapa saja yang memiliki stiker bergambar Trump di mobilnya. Dia juga berbicara di kelas terkait dengan amandemen kedua Amerika tentang kepemilikan senjata api, yang kemudian dipelintir ia ingin menembak orang kulit putih.
Selain tes kejiwaan, polisi menggeledah rumah profesor muda itu yang beralamat di WCBS 880, Booklyn, Brooklyn, New York.
Menurut Allred, dia diangkut dengan ambulans pada Selasa, 15 November 2016, dan dibawa ke Bellevue untuk tes kejiwaan. Dia menghabiskan dua jam di rumah sakit sebelum dokter mengatakan ia tidak memiliki masalah psikologis.
Allred mengatakan dia kembali ke kampus untuk mengajar setelah dilepaskan oleh NYPD. Polisi tidak berencana menyelidikinya lebih lanjut.
Allred, yang mengajar studi perempuan dan gender, terkenal setelah kasusnya menjadi berita utama di media setempat.
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
30 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.