TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump telah menyiapkan beberapa pejabat tinggi untuk mengisi jabatan selama pemerintahannya. Satu di antaranya Steve Bannon, yang digadang-gadang akan menjadi kepala strategi dan penasihat utama Trump.
Bannon adalah ketua tim pemenangan Trump dalam pemilihan Presiden Amerika lalu. Dia juga merupakan direktur eksekutif media Amerika yang rasis, Breitbart News.
Sebagai bekas perwira angkatan laut, bankir investasi, dan produser Hollywood, Bannon mengambil alih Breitbart pada 2012 dengan janji menjadikannya sebagai media haluan kanan (prokulit putih). Breitbart adalah media online konservatif paling banyak dibaca di Amerika Serikat.
Baca:
Tim Donald Trump Godok Sistem Pendataan Imigran Muslim
Rusia Batal Jadi Anggota Pengadilan Kriminal Internasional
Wanita Buronan Cina Selama 13 Tahun Menyerahkan Diri
Bannon merupakan pebisnis yang sempat menjadi petinggi di Goldmasn Sach dan menukangi beberapa perusahaan lain sebelum akhirnya menjadi pemimpin Breitbart. Selama memegang media itu, Bannon kerap mengarahkan untuk menyampaikan hal-hal yang rasis dan kerap menampilkan nasionalisme kulit putih.
Hal itu yang membuat rencana penunjukannya menjadi pejabat tinggi Trump menuai protes beberapa pihak.
Pernyataan rasisnya antara lain yang mengungkapkan niatnya mengurangi jumlah orang Asia di Silicon Valley saat berbincang dengan Trump dalam sebuah wawancara radio pada November 2015.
Bannon saat itu mengatakan jumlah orang Asia yang menjadi petinggi di pusat perusahaan teknologi Amerika terlalu banyak. Namun Trump yang selama kampanye kerap mengeluarkan komentar rasis justru menolaknya dan menyatakan Amerika masih membutuhkan orang-orang itu.
"Kami harus berhati-hati Steve. Kita harus menjaga orang-orang berbakat tetap berada di negara ini," ujar Trump, seperti dilansir Huffington Post pada 16 November 2016.
Sebuah studi pada Mei 2015 menemukan bahwa 27 persen dari profesional yang bekerja di perusahaan Silicon Valley berasal dari Asia dan keturunan Asia-Amerika. Mereka mewakili kurang dari 19 persen manajer dan 14 persen eksekutif.
Setelah menyampaikan hal itu, Trump lantas bertanya kepada Bannon, apakah ia setuju dengan pemikirannya. Namun Bannon terlihat seperti agak kecewa dan tidak menanggapinya.
HUFFINGTON POST | YON DEMA