Ekspresi Presiden AS terpilih Donald Trump, saat berbicara pada malam pemilihan di Manhattan, New York, 9 November 2016. Trump memenangkan pemilu AS dengan electoral college votes 276. REUTERS/Mike Segar
TEMPO.CO, New York- Mimpi buruk para imigran di Amerika Serikat segera menjadi realita setelah presiden terpilih Amerika, Donald Trump, menyampaikan rencananya untuk segera mengusir (deportasi) sekitar 3 juta imigran tak berdokumen. Selain mengusir, Trump akan memenjarakan mereka.
Trump menyampaikan rencananya itu saat diwawancarai CBS dalam program 60 Minutes yang membahas tentang program-program Trump dan sejumlah kebijakannya yang segera diwujudkan.
"Apa yang kami lakukan saat ini adalah membawa orang-orang kriminal dan yang memiliki catatan kriminal, anggota gangster, pedagang narkoba, yang jumlahnya mungkin dua juta orang, dan bahkan bisa mencapai tiga juta orang, kita akan mengusir mereka keluar dari negara kita atau akan memenjarakanya," kata Trump dalam wawancara pertama kalinya dengan stasiun televisi seusai terpilih jadi Presiden Amerika, seperti dilansir Channel News Asia, 14 November 2016.
Menurut sejumlah ahli, ada sekitar 11 juta orang asing yang hidup secara ilegal di Amerika. Kebanyakan mereka berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Selain bahas pengusiran para imigran tak berdokumen, Trump menjelaskan tentang rencananya untuk melanjutkan pembangunan tembok pembatas dengan wilayah Meksiko.
Bernie Sanders dari Partai Demokrat mengatakan partainya akan mengawasi jalannya pemerintahan Trump agar tidak bersikap diskriminatif atau menjadikan para imigran sebagai kambing hitam atau mengkambinghitamkan warga Afrika-Amerika atau muslim. "Kami akan menentangnya," kata Sanders, salah satu nominator calon Presiden Amerika dari kubu Demokrat.
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
34 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.