Donald Trump Presiden AS, Ini yang Ditakutkan Dunia

Rabu, 9 November 2016 19:23 WIB

Calon Presiden Amerika Serikat dari partai Republik, Donald Trump berbicara usai berakhirnya hasil penghitungan suara dalam pemilihan umum Presiden Amerika Serikat di Manhattan, New York, 9 November 2016. Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke-45. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Donald John Trump menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-45. Dalam perhitungan suara, Trump mengungguli pesaingnya, Hillary Diane Rodham Clinton, Kandidat dari Partai Demokrat, dalam pengumpulan electoral college, sebanyak 289 berbanding 218.

Dunia pun bereaksi atas pilihan mayoritas masyarakat AS tersebut. Meskipun pimpinan pemerintah beberapa negara mengeluarkan pernyataan publik yang bersifat netral, para pakar dan analis, serta suara masyarakat di media sosial cenderung khawatir atas terpilihnya Trump.

Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika ditanyai wartawan menyatakan bahwa banyak orang yang berharap Hillary Clinton yang menang. Kemenangan Clinton itu diperlukan untuk menjamin perdamaian dunia.

"Indonesia dan dunia tentu berharap perdamaian, ingin sesuatu yang damai, dan perekonomian tetap berjalan. Ya, kalau Trump (yang menang), wah kelihatannya susah itu, dunia nanti juga jadi susah," kata Kalla, Selasa, 8 November 2016, menjelang hari pemungutan suara di AS.

Baca juga: Jusuf Kalla: Trump Menang, Perdamaian Dunia akan Sulit

Yang pasti, salah satu kesusahan itu akan dialami negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, sepeti Indonesia. Hal itu lantaran Trump bakal melarang masuknya warga Muslim ke AS. Mereka tidak bisa lagi berlibur atau mengunjungi kerabat dan sahabat yang tinggal di AS. Menurut CBSNews, saat ini ada sekitar 100 rbu warga Indonesia yang tinggal di AS.

Soal pelarangan warga negara asing ke AS, juga menjadi isu besar bagi Meksiko. Berdasarkan janji kampanyenya, Trump akan membangun tembok tinggi di sepanjang perbatasan AS-Meksiko untuk mencegah masukknya imigran ilegal. Komentar Trump yang menyakitkan bangsa Meksiko adalah, "negara itu mengirimkan pemerkosa, penjahat, dan narkoba melewati perbatasan."

Kaum imigran yang sudah berada di AS pun mulai tidak tenang hidupnya. Trump sudah berancang-ancang menerapkan aturan catatan kriminal--semacam surat tilang--bagi pendatang haram. Mereka yang mendapatkan catatan kriminal itu akan dideportasi ke negara asalnya.

Tidak mengherankan jika arus migrasi keluar AS seperti ke Kanada melonjak drastis. Situs web imigrasi Kanada bahkan dilaporkan lumpuh sejak malam setelah pencobloasan karena diserbu warga AS yang mengajukan permohonan pindah warga negara.

Simak pula: Jika Donald Trump Menang, Ini Program Kerja 100 Harinya

Kuba, termasuk negara yang berada dalam kebimbangan menyusul kemenangan milyuner real estate itu. Trump berjanji akan membatalkan normalisasi hubungan AS-Kuba yang diupayakan Presiden Barack Obama melalui dua tahun negosiasi itu. Seperti dikutip CBSNews dari jaringan Telesur, juru bicara pimpinan Kuba yang juga anggota Partai Komunis serta pakar politik dan ekonom Esteban Morales mengungkapkan rasa pesimistisnya. "Mereka pasti khawatir karena saya pikir ini merepresentasikan sebuah bab baru."

Kemenangan Trump juga dinilai bisa meningkatkan tensi keamanan di kawasan Asia-Pasifik. Kawasan ini sudah dipanaskan dengan ketegangan antar-sesama Korea, Korea Selatan-Jepang versus Korea Utara-Cina, serta konflik Laut Cina Selatan.

"Jangan lupa, ketika kampanyenya, Trump mengatakan sekarang waktunya sekutu Amerika harus membayar," kata pakar politik internasional Dewi Fortuna Anwar saat dihubungi, Jakarta, Rabu, 9 November 2016.

Baca pula: Kebijakan Hillary Clinton-Donald Trump di 5 Program Utama

Pasalnya, kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI ini, setidaknya ada dua negara di kawasan ini yang keamananya tergantung pada AS, yaitu Korea Selatan dan Jepang.

"Jika tidak lagi 'dilindungi' Jepang tentu ingin membangun kekuatan persenjataan sendiri, hal tersebut tentu akan mengganggu stabilitas di kawasan jika melihat ketegangan yang selama ini terjadi di Asia-Pasifik," tutur Dewi.

Kemenangan Trump ini, kata Dewi membuat komunitas global harap-harap cemas, pasalnya pemerintahan Trump dinilai tidak bisa diprediksi, terlebih Kongres juga dikuasai oleh Partai Republik.

"Harapan kita semua tentu, Trump akan lebih rasional, dengan mengedepankan diplomasi dalam menyelesaikan setiap perselisihan yang terjadi, seperti yang diinginkan negara-negara secara umum."

ANTARA | METRO.CO.UK |INDEPENDENT | BUSINESS INSIDER | CNN | CBSNEWS | AMIRULLAH | AVIT HIDAYAT | ALAN KUSUMA | DH

Simak juga:
Laporkan Ahok, Sang Mantan Biarawati Punya Alasan Ini
Pemilu AS: Warga Amerika Bikin Situs Imigrasi Kanada Jebol



Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

2 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

12 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

19 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

23 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

30 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

32 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

34 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

35 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

35 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya