Yayasan Clinton Akhirnya Akui Terima Rp 13,1 M dari Qatar  

Reporter

Sabtu, 5 November 2016 09:01 WIB

Bill Clinton berbincang dengan pelajar saat menyajikan makanan di dapur Yayasan Akshya Patra di Jaipur, India, 16 Juli 2014. Clinton ikut menyajikan roti khas India, Chapatti ke piring para pelajar. Himanshu Vyas/Hindustan Times via Getty Images

TEMPO.CO, New York - Yayasan Clinton akhirnya membenarkan telah menerima hadiah uang senilai US$ 1 juta atau Rp 13,1 miliar dari pemerintah Qatar. Saat hadiah diterima, Hillary Clinton menjabat sebagai menteri luar negeri Amerika Serikat.

Hadiah yang diterima Yayasan Clinton untuk memperingati ulang tahun ke-65 Bill Clinton, suami Hillary. Namun, hadiah uang dari pemerintah Qatar tidak dilaporkan Hillary ke Departemen Luar Negeri sebagai wujud transparansi pejabat negara, seperti dikutip dari Reuters, 4 November 2016.

Dalam e-mail resmi yayasan itu kepada John Podesta selaku ketua juru bicara kampanye calon presiden Hillary Clinton disebutkan, hadiah itu selain sebagai kado untuk ulang tahun ke-65 Bill Clinton, juga sebagai permohonan untuk dapat bertemu mantan Presiden Amerika ini secara pribadi.

Baca:
Assange: 4 Negara Ini Mendanai Hillary Clinton dan ISIS
Al-Qaeda Diduga Tebar Teror Sehari Sebelum Pilpres AS
Protes Pemerintah Saudi, Pria Difabel Ini Dieksekusi Mati

E-mail ini merupakan satu dari ribuan e-mail yang diretas dari akun e-mail Podesta dan kemudian dipublikasi WikiLeaks bulan lalu. Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, pada 4 November, menyebut Hillary Clinton menerima dana untuk yayasannya dari donatur yang juga mendanai kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Assange menyebut sumber itu terdiri atas empat negara, yakni Arab Saudi, Qatar, Maroko, dan Bahrain.

Sebelum menjabat sebagai menteri luar negeri, Hillary Clinton telah meneken perjanjian etika pemerintah pada 2009 terkait dengan yayasan keluarga yang didirikan Clinton agar transparan. Sehingga tidak terjadi anggapan bahwa kebijakan luar negeri Amerika dipengaruhi donor-donor kaya itu.

Menurut situs Yayasan Clinton, dari daftar donor di luar negeri yang dikategorikan berdasarkan besarnya donasi, pemerintah Qatar telah mendonasikan dana ke yayasan ini secara langsung senilai antara US$ 1-5 juta dalam beberapa tahun.

Pada Oktober lalu, Yayasan Clinton menolak membenarkan donasi dari pemerintah Qatar. Pekan ini, juru bicara Yayasan Clinton, Brian Cookstra , mengatakan yayasan memang menerima hadiah berupa uang senilai Rp 13,1 miliar dari Qatar. Namun, hadiah itu tidak terkait dengan dukungan Amerika terhadap Negara Teluk itu.

Pernyataan terbaru dari Yayasan Clinton adalah pernyataan bahwa yayasan itu tidak akan menerima dana yang bersumber dari pemerintah asing jika Hillary Clinton terpilih sebagai presiden.

REUTERS | MARIA RITA

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

6 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

9 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

9 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

10 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

20 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

1 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya