Sadis, Putri Kerajaan Saudi Siksa Pekerja Dekorasi Rumahnya

Reporter

Kamis, 29 September 2016 17:47 WIB

Ilustrasi interior rumah dengan cermin. Stevewilliamskitchens.co.uk

TEMPO.CO, Paris- Seorang Putri dari Kerajaan Arab Saudi bertindak sewenang-wenang kepada orang upahannya. Putri yang dirahasiakan identitasnya tersebut menginjak kepala pekerjanya dan memerintahkan pengawalnya untuk membunuhnya.

Putri Kerajaan Arab Saudi itu menyebut pekerjanya itu sebagai anjing. "Kamu harus membunuh anjing ini, dia tidak pantas untuk hidup," kata Putri tersebut seperti yang dilansir Daily Mail pada 28 September 2016.

Putri tersebut sedang berada di kediaman mewahnya di di Avenue Foch, dekat Arc de Triomphe, Paris, Prancis. Pekerjanya sedang mendekorasi tempat tinggal sang putri. Lalu, entah apa yang terjadi, tiba-tiba dia memarahi seorang dekorator sekaligus pelukis dan memerintahkan mencium kakinya.

Pelukis itu ketahuan memotret foto sang putri dengan kameranya. Sang Putri yang merupakan masih keluarga dekat Raja Khalid bin Abdulaziz Al Saud, lantas menuduhnya akan menyebarkan foto itu ke media.

Sang putri kemudian memerintahkan pengawalnya untuk menghajar pelukis itu, mengikat tangannya, dan kemudian memaksanya mencium kakinya.

Insiden tersebut berlangsung sekitar empat jam, sebelum orang itu ditendang keluar dari flat, dan diberitahu untuk tidak pernah kembali lagi.

Menurut laporan media lokal, Le Point, sang korban lantas melaporkan kejadian itu ke polisi dan menunjukkan bekas memar di kepalanya, yang katanya disebabkan oleh serangan itu.

Dia juga meminta uang sebesar 16 ribu pound sterling atau sekitar Rp 278 juta sebagai upah pekerjaannya dan untuk mengembalikan alat-alatnya.

Namun menurut Le Point, kemungkinan kasus tersebut tidak akan diurus polisi mengingat keistimewaan Arab Saudi di mata Prancis. Arab Saudi merupakan negara pembeli terbesar senjata Prancis dan hampir sebagian besar properti mewah di negeri Napoleon Bonaparte tersebut dimiliki warga Saudi.

Tidak seperti penjaga keamanan Prancis, staf perlindungan keluarga bangsawan Arab Saudi diizinkan untuk membawa senjata berkat perjanjian diplomatik.

Hal tersebut merupakan salah satu dari sekian perilaku sadis keluarga kerajaan Teluk terhadap stafnya di luar negeri. Sebelumnya seorang pangeran yang tidak disebutkan namanya diduga menyerang pria yang juga tak dikenal di ibukota Prancis awal musim panas ini.
DAILY MAIL|EXPRESS|YON DEMA

Berita terkait

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

3 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

7 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

13 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

21 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

21 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

22 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

26 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

27 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

31 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

32 hari lalu

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

Menhan Prancis membantah tuduhan dari jurnalis bahwa Prancis memasok komponen amunisi yang digunakan oleh tentara Israel dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya