Dubes Rusia: Kami Tidak Anggap Serius Tudingan Barat  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Selasa, 20 September 2016 21:59 WIB

Duta besar Rusia untuk Republik Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin ketika ditemui Tempo di kawasan Kuningan, Jakarta, 23 Juli 2013. dok.TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Yurievich Galuzin membantah terjadinya banyak pelanggaran dalam pemilihan umum di negaranya, Ahad lalu. Menurutnya, Rusia punya undang-undang pemilu yang juga mengatur secara detail jika terjadi pelanggaran. Kemenangan partai berkuasa, Partai Rusia Bersatu (United Russia) menunjukkan dukungan dan kepercayaan rakyat bagi Presiden Vladimir Putin, pendiri partai tersebut.

Dijumpai Tempo di kediamannya yang teduh di belakang kantor kedutaan Rusia, Selasa, 20 September 2016, duta besar yang fasih berbahasa Jepang ini menjelaskan seputar pemilu yang baru digelar Minggu lalu.

Berikut petikan wawancaranya:

Apakah Anda bergabung dengan salah satu partai?
Sebagai negara demokratis, pegawai pemerintah pun boleh bergabung dengan partai manapun. Saya juga punya hak untuk menjadi anggota partai politik. Asalkan dapat memisahkan aktivitas partai dengan kegiatan saya sebagai pegawai pemerintahan.Tapi saya bukan anggota partai apapun.

Bagaimana sistem pemilihan umum di Rusia?
Parlemen terdiri atas dua dewan. Dewan Federation, dewan daerah, yang mewakili tiap wilayah. Di bawahnya ada State Duma, yang hari Minggu lalu menggelar pemilihan. Ada 450 wakil di State Duma. Berdasarkan undang-undang (UU) yang baru, pemilihan umum pada September 2016 dibagi menjadi dua cara. Separuh anggota dipilih berdasarkan urutan di daftar partai, dan separuh lagi adalah individual yang dipilih berdasarkan konstituen partai.

Bagaimana pemilu lalu?
Ada 14 partai yang berpartisipasi. Berdasarkan UU, hanya partai yang memperoleh suara lebih dari lima persen yang boleh masuk ke Parlemen. Jadi, hasilnya, partai berkuasa Rusia Bersatu (United Russia), hingga tadi malam memperoleh suara lebih dari 73 persen suara. Partai Komunis Rusia mendapat 14 sampai 15 persen, dan Partai Liberal Demokratik sekitar 13 persen dan Partai Rusia Adil (Fair Russia Party), sekitar lima persen lebih.

Partai berkuasa memenangkan mayoritas dari State Duma. Tiga partai lainnya, Partai Komunis Rusia, Partai Liberal Demokratik dan Partai Rusia Adil akan memiliki wakil di State Duma. Mungkin, ada beberapa wakil dari partai lain yang terpilih dalam konstituen tunggal. Tapi belum jelas. Secara umum, perbandingan State Duma dibandingkan dengan pemilu empat tahun lalu tidak berubah.

Yang mana oposisi?
Ketiga partai, Partai Komunis Rusia, Partai Liberal Demokratik dan Partai Rusia Adil adalah oposisi bagi Rusia Bersatu. Tapi mereka terpisah, tidak membentuk faksi.

Tidak membentuk koalisi?
Tidak. Ini pendapat saya pribadi, saya tidak melihat partai-partai itu membentuk koalisi. Karena konsep politiknya berbeda-beda. Sulit dibayangkan mereka bisa bersatu.

Apakah mereka mengkritik pemerintahan?
Tentu saja, mereka sangat kritis kepada pemerintah. Memberikan alternatif pada kebijakan.

Apakah ada kabinet bayangan?
Tidak sepenuhnya begitu, di partai mereka ada orang-orang yang bertanggung jawab di bidang ekonomi, kebijakan sosial, kebijakan luar negeri. Tapi tidak ada kabinet-kabinet bayangan.

Mengapa tingkat partisipasi pemilihan umum relatif rendah, hanya sekitar 40 atau 37 persen?
Hampir 50 persen. Karena saat ini tren global, rakyat tidak banyak tertarik untuk datang ke tempat-tempat pemungutan suara. Tren serupa terjadi di Rusia. Menurut pandangan saya, angka 49 persen, tidak terlalu buruk, cukup memuaskan. Ini menunjukkan populasi memilih stabilitas di negeri ini. Di beberapa negara maju, tingkat partisipasi bisa lebih rendah.

Tidak ada kewajiban untuk memilih?
Tak ada.

Apakah kedutaan juga mengadakan pemungutan suara bagi warga Rusia di Indonesia?
Menurut undang-undang Rusia, kedutaan di luar negeri harus mengorganisir pemungutan suara di negara-negara terdapat banyak warga negara Rusia. Termasuk di Indonesia. Itulah sebabnya kami mengadakan pemungutan suara di kompleks kedutaan kami di Kebayoran Baru, Jakarta. Kami mendapat bantuan keamanan dari pemerintah Indonesia dan pemerintah setempat.

Juga di Bali, kami melaksanakan pemungutan suara pada 16 September, dua hari sebelum tanggal resmi, bagi warga Rusia yang ke Bali sebagai turis. Kotak suara dibuka usai pemungutan suara pada pukul 20.00 waktu Jakarta.

Anda tidak mengundang jurnalis?
Kami tidak menyembunyikan pemilu. Ada di website. Jika ada jurnalis yang ingin meliput tinggal minta izin dari kedutaan, sesuai undang-undang Rusia. Juga bisa wawancara warga Rusia di sana. Tapi jika akan masuk ke tempat pemungutan suara, sesuai undang-undang Rusia, harus minta izin dulu dari kedutaan.

Berapa banyak yang berpartisipasi dalam pemungutan suara di Jakarta dan Bali?
Dari sekitar ratusan di Jakarta dan sekitar seribu di Bali, yang ikut sekitar 180 orang.

Apakah Partai Rusia Bersatu juga menang?
Ya. Hasilnya kurang lebih sama dengan di Rusia.

Beberapa kalangan menyatakan ada banyak pelanggaran dalam pemilu Rusia. Bagaimana tanggapan Anda?
Anda tahu kami punya undang-undang yang mengatur pemilu. Di situ juga dijelaskan bagaimana menangani kecurigaan pelanggaran. Yang saya tahu ada beberapa penyelidikan kejahatan atas dugaan pelanggaran undang-undang pemilu. Di Rusia, itu kejahatan.

Tapi pada saat sama, saya membantah tudingan pemerintah Barat soal banyak pelanggaran terjadi. Saya tidak anggap serius tudingan-tudingan itu karena semuanya adalah bagian dari kampanye anti-Rusia.

Barat melancarkan kampanye anti-Rusia setelah unifikasi Krimea. Mereka (Barat) memberlakukan sanksi ekonomi Rusia, berusaha mengisolasi Rusia. Mereka juga berusaha agar tim Rusia tidak ikut serta dalam Olimpiade Rio (de Janeiro, Brasil, red.) dengan tuduhan menggunakan obat-obatan dopping. Mereka menggunakan alasan yang tidak berdasar. Mereka juga berusaha melarang tim Paralimpik Rusia dengan alasan tidak berdasar yang sama. Yang menurut saya tidak benar. Tidak ada buktinya.

Kampanye-kampanye itu dilakukan karena Rusia menentang dominasi Amerika Serikat dalam kancah perpolitikan dunia dan untuk memaksakan standar Amerika Serikat di banyak negara. Itu yang ditentang Rusia.

Saya membantah tuduhan-tuduhan itu karena kami negara, bangsa dan masyarakat yang beradab. Kami punya undang-undang pemilu yang detail. Saya tidak membantah adanya kecurangan dalam pemilu. Tapi jika ada, tentu saja akan ditangani aparat terkait, penyelidik, polisi dan lainnya. Ada Komisi Pemilihan Umum pusat, daerah dan tentu saja pengamat yang mengawasi jalannya pemilihan dan penghitungan suara.

Apa keistimewaan Partai Rusia Bersatu sehingga memenangkan pemilu?
Tidak ada satu faktor tunggal di balik semua kejadian. Pertama, Presiden Putin sebagai pendiri Partai Rusia Bersatu telah banyak berbuat sejak 2000-an. Dia dan pemerintahannya telah berbuat banyak untuk mengatasi kericuhan politik, kondisi ekonomi, aksi terorisme. Kini negara ini stabil dan tenang.

Di bawah kepemimpinan Presiden Putin, pembangunan ekonomi Rusia lebih dinamis. Standar hidup masyarakat meningkat, kehidupan politik, sosial telah mapan di Rusia. Pencapaian ini menonjol dalam pandangan publik dan terefleksikan dalam pemilihan.

Meskipun kondisi ekonomi agak sulit karena berada dalam sanksi ekonomi dari Barat, Partai Rusia Bersatu tetap mendapat suara yang tertinggi sepanjang sejarah. Itu karena rakyat memilih stabilitas yang berhasil dicapai Partai Rusia Bersatu. Selama pemerintahan partai ini, Rusia berkembang sangat pesat. Dari negeri tercabik perang, kondisi negatif hingga menjadi negara maju. Itu salah satu alasan keberhasilan Partai Rusia Bersatu.

Seperti yang dikatakan Presiden Putin, rakyat merespons demikian di tengah tekanan terhadap Rusia dari Barat.

Adakah program regenerasi dari Partai Rusia Bersatu?
Presiden Putin sebagai politisi, tidak terlalu tua, baru 63 tahun. Sebagai politisi itu belum terlalu tua, apalagi dibandingkan negara Barat. Banyak yang lebih tua. Partai Rusia Bersatu tidak terdiri atas orang-orang tua, mewakili banyak generasi di masyarakat, termasuk pemuda. Perdana Menteri Medvedev juga baru berusia 50-an. Anggota Kabinet ada generasi 90-an. Seperti Menteri Komunikasi. Kami tidak menghalangi anak-anak muda terjun ke politik.

NATALIA SANTI

Berita terkait

Vladimir Putin Tak Ingin Serang Negara Anggota NATO

33 hari lalu

Vladimir Putin Tak Ingin Serang Negara Anggota NATO

Vladimir Putin memastikan Rusia tidak punya rencana apapun pada negara anggota NATO dan tidak akan menyerang.

Baca Selengkapnya

24 Tahun Vladimir Putin Menjadi Presiden Rusia, Pemilu Tahun ini Menang Besar

35 hari lalu

24 Tahun Vladimir Putin Menjadi Presiden Rusia, Pemilu Tahun ini Menang Besar

24 tahun, Vladimir Putin berhasil mempertahankan tahta politiknya. Bagaimana rekam jejaknya berkuasa sebagai Presiden Rusia terlama?

Baca Selengkapnya

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

36 hari lalu

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

Serangan teror penembakan di gedung konser Moskow tewaskan ratusan orang. Kejadian penembakan massa pernah terjadi di beberapa negara. Mana saja?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Teror Moskow Tewaskan 143 Orang, Rusia Tangkap 4 Tersangka

37 hari lalu

Kilas Balik Teror Moskow Tewaskan 143 Orang, Rusia Tangkap 4 Tersangka

143 orang tewas dalam serangan teror di Balai Kota Crocus Moskow, Rusia. Berikut kronologi teror tersebut.

Baca Selengkapnya

Menengok Pemimpin Negara yang Ucapkan Selamat ke Vladimir Putin Usai Menang Pilpres Rusia

41 hari lalu

Menengok Pemimpin Negara yang Ucapkan Selamat ke Vladimir Putin Usai Menang Pilpres Rusia

Komentar pemimpin di Eropa dan AS ini sangat kontras dengan pesan-pesan ucapan selamat yang mengalir dari Asia dan Amerika Latin ke Vladimir Putin.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Menang Mutlak dalam Pilpres Rusia, Arah Kebijakannya?

41 hari lalu

Vladimir Putin Menang Mutlak dalam Pilpres Rusia, Arah Kebijakannya?

Hasil raihan Vladimir Putin menunjukkan dia akan menjadi Presiden Rusia enam tahun mendatang, yang membuatnya menjadi pemimpin terlama Rusia

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Raup 87 Persen Suara, Prabowo Butuh 58 Persen Suara untuk Menang Pemilu

42 hari lalu

Vladimir Putin Raup 87 Persen Suara, Prabowo Butuh 58 Persen Suara untuk Menang Pemilu

Vladimir Putin kembali jadi Presiden Rusia setelah meraup 87 persen suara. Sementara, Prabowo memimpin di rekapitulasi nasional KPU dengan 58 persen.

Baca Selengkapnya

Presiden Aljazair Ucapkan Selamat ke Presiden Vladimir Putin

42 hari lalu

Presiden Aljazair Ucapkan Selamat ke Presiden Vladimir Putin

Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune menyampaikan ucapan selamat pada Vladimir Putin atas kemenangannya dalam pemilu Rusia

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Mahasiswa Asing di India Diserang dan Putin Menang di Pemilu Rusia

43 hari lalu

Top 3 Dunia; Mahasiswa Asing di India Diserang dan Putin Menang di Pemilu Rusia

Top 3 dunia, diurutan pertama berita tentang mahasiswa asing di India yang diserang saat salat tarawih.

Baca Selengkapnya

Putin Menang Pemilu Rusia, Kementerian Luar Negeri Rusia Sindir Negara-negara Barat

43 hari lalu

Putin Menang Pemilu Rusia, Kementerian Luar Negeri Rusia Sindir Negara-negara Barat

Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut Barat telah berkontribusi membuat Vladimir Putin menang dalam pemilu Rusia dengan menjadikan Rusia musuh NATO

Baca Selengkapnya