EKSKLUSIF, Perjuangan Kaum Yazidi Melawan ISIS

Reporter

Kamis, 1 September 2016 08:05 WIB

Seorang anak berdiri di samping plakat bertuliskan "Kami adalah orang-orang Yazidi, Butuh Bantuan Bantuan", sebelum kedatangan Paus Francis di kamp pengungsi Moria, di pulau Yunani Lesbos, 16 April, 2016. AP/Filippo Monteforte/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Tanggal 15 Agustus 2014 menjadi hari yang nahas bagi Nadia Murad Basee Taha. Tengah belajar di sekolah yang tak jauh dari rumah orang tuanya di Desa Kocho, Sinjar, Irak, Nadia bersama sejumlah temannya dikejutkan oleh aksi milisi ISIS. Bersenjatakan lengkap, para milisi mengepung sekolah dan menangkapi semua siswi, termasuk Nadia, pada Jumat sore dua tahun lalu itu.

Milisi ISIS menculik anak-anak sekolah dan membawanya dengan bus ke Mosul, sekitar 130 kilometer dari Sijar. Kejadian miris dan mengerikan, di sana Nadia dipaksa menikahi milisi ISIS, diperkosa, dipukuli, dan dijadikan budak seks.

Mendapat perlakuan seperti itu, belum lagi menyaksikan kekejaman ISIS, Nadia nekat melarikan diri setelah tiga bulan disekap. Ia berhasil diselamatkan dan dibawa ke Jerman.

Nadia kehilangan orang tuanya. Enam saudara laki-lakinya tewas dibunuh ISIS di depan matanya sebelum ia diculik. Tiga saudaranya yang lain selamat dari pembunuhan massal. Namun dia kini tak tahu keberadaan orang tua dan saudara-saudaranya.

Dua tahun berlalu sudah. Nadia, kini 21 tahun, mengetahui ISIS masih menguasai Sinjar. ISIS memburu hingga tak satu pun anggota kaum Yazidi hidup di Irak. “Kami hanya punya dua pilihan: pindah agama atau mati,” ujar Nadia di situs pribadinya, www.nadia-murad.com

Menjadi korban kekejaman ISIS tak menyurutkan Nadia untuk terus memperjuangkan hak-hak kaumnya. Pekan lalu, Nadia berkunjung ke Australia untuk menyuarakan penderitaan mengerikan yang dialami komunitas Yazidi di tangan ISIS. Hal sama dilakukannya di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, saat bertemu dengan kepala pemerintahan sejumlah negara atau berbicara dengan media internasional.

Difasilitasi Australian Institute for Holocaust and Genocide Studies serta Asia-Pacific R2P Centre, Nadia bertemu dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull serta berbicara di hadapan para mahasiswa di Universitas Sydney dan Universitas Queensland.

“Saya menuntut tanggung jawab masyarakat internasional terhadap para kriminal itu (ISIS) dan memberikan hak kepada semua orang, khususnya minoritas agama yang hidup di Irak,” ucap Nadia menjelaskan tuntutannya kepada Tempo melalui saluran telepon, Jumat lalu. Nadia didampingi penerjemahnya, Ahmed Khudida, yang juga Wakil Direktur Eksekutif Yazda, organisasi Global Yazidi—berkantor di Amerika Serikat—dalam menjelaskan hal itu.

Ahmed dan Nadia berharap ada tindakan konkret masyarakat internasional terhadap ISIS. Sebab, semua bukti kekejaman milisi jelas-jelas terlihat. Bahkan PBB sudah merilis laporan investigasinya pada 16 Agustus 2016. Tapi ISIS masih bebas berkeliaran di Irak. “Mengapa mereka tidak mengambil tindakan? Mengapa mereka tetap diam? Ini semua membuat kami frustrasi,” ujar Ahmed.

MARIA RITA




Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

4 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

23 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

24 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

33 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

34 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

35 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

35 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

36 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

36 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

36 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya