Indonesia Dorong Pasifik Barat Daya Tingkatkan Konektivitas
Editor
Maria Rita Hasugian
Selasa, 26 Juli 2016 16:28 WIB
TEMPO.CO, Vientane – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno L.P. Marsudi mengatakan bahwa negara-negara yang berada di kawasan Pasifik Barat Daya perlu meningkatkan hubungan atau konektivitas. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjawab berbagai tantangan yang ada secara bersama-sama.
"Peningkatan konektivitas di kawasan Pasifik Barat Daya penting guna menjawab berbagai tantangan bersama," ujar Menlu Retno pada pertemuan 14th Southwest Pacific Dialogue (SwPD) Ministerial Meeting yang diadakan di sela-sela pertemuan 49th ASEAN Ministerial Meeting (AMM) dan 23rd ASEAN Regional Forum (ARF) di Vientiane, Laos, Senin, 25 Juli 2016.
Menlu Retno menambahkan bahwa penguatan konektivitas secara fisik, khususnya udara dan laut, dipandang memerlukan peran aktif dari sektor swasta. Dia mengharapkan melalui mekanisme public-private partnership, sektor bisnis terutama transportasi dapat menunjang penguatan konektivitas di kawasan Pasifik Barat Daya.
Pada kesempatan yang sama, Menlu Papua Nugini menyampaikan rencana penyelenggaraan Workshop on Connectivity pada 29-30 September 2016. Kegiatan ini pernah diadakan oleh Indonesia pada 2014, dan salah satu hasil yang dicapai adalah pembentukan SwPD Working Group on Connectivity Development.
Selain pembahasan tentang konektivitas, pertemuan tersebut juga membahas isu-isu penting lainnya seperti pemberantasan IUU Fishing dan pemanfaatan energi terbarukan.
Para menteri yang hadir sepakat untuk menolak segala bentuk aktivitas IUU Fishing, yang seringkali berkaitan dengan kejahatan lainnya seperti perdagangan manusia, korupsi, dan pencucian uang. Selain itu, negara-negara anggota SwPD juga menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan geothermal, solar, dan ocean energy sebagai energi alternatif yang dapat menggantikan sumber energi konvensional.
SwPD merupakan forum komunikasi antar negara-negara di kawasan Pasifik Barat Daya yang meliputi 6 negara, yaitu Australia, Indonesia, Filipina, Papua Nugini, Selandia Baru, dan Timor Leste. Forum ini didirikan pada 5 Oktober 2002, dan bertujuan menyediakan ruang dialog terkait isu-isu politik, keamanan, ekonomi, sosial dan budaya diantara negara-negara sub-kawasan Pasifik Barat Daya.
Sejak 2011, Indonesia selalu mendorong pembahasan agenda konektivitas dalam setiap pertemuan SwPD. Indonesia sendiri sebagai inisiator pembentukan forum ini berharap agar SwPD dapat membuahkan hasil-hasil yang konkret, dan memberikan kontribusi dalam peningkatan pembangunan secara keseluruhan, khususnya konektivitas di kawasa
YON DEMA | MR