Serangan di Nice: Belum Ada WNI Jadi Korban Truk  

Reporter

Jumat, 15 Juli 2016 09:38 WIB

Polisi dan petugas forensik menyisir di sekitar sebuah truk yang menabrak kerumunan warga yang sedang merayakan Bastille Day di Nice, Perancis, 14 Juli 2016. Sopir truk dilaporkan telah tewas akibat terkena tembakan petugas. REUTERS/Eric Gaillard

TEMPO.CO, Jakarta - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Marseille, Prancis, melaporkan belum ada korban warga negara Indonesia yang tewas ataupun terluka dalam tragedi di Nice tadi malam. Hingga kini, sedikitnya 73 orang yang meninggal akibat diseruduk oleh truk dalam perayaan Bastille Day tersebut.



"Sampai saat ini, tidak ada informasi WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut," ujar petugas KJRI Marseille, Robert Sitorus, saat dihubungi, Jumat, 15 Juli 2016. Menurut Robert, informasi mengenai belum adanya korban akibat peristiwa tersebut didapatkan setelah KJRI Marseille berkoordinasi dengan pemerintah Prancis.



BACA: Serangan di Nice, Truk yang Tewaskan 73 Orang Penuh Senjata

Menurut Robert, KJRI Marseille juga telah berkoordinasi dengan WNI yang tinggal di Nice. Robert menambahkan, KJRI Marseille mencatat setidaknya 73 orang yang tewas akibat kejadian yang berlangsung di salah satu ikon wisata Prancis, Promenade des Anglais, tersebut. "Sekitar 100 orang luka-luka terkait kejadian di Nice," ujarnya.



Bagi masyarakat yang ingin memperoleh informasi mengenai peristiwa itu, menurut Robert, dapat menghubungi hotline KJRI Marseille di nomor +33618221283. "Kemungkinan jumlah korban akan terus bertambah," tutur Robert.

BACA: Tragedi di Nice, Truk Seruduk Kerumunan, 73 Orang Tewas

Kamis malam, 14 Juli 2016, waktu setempat, terjadi sebuah serangan ketika mana sebuah truk tronton menyeruduk kerumunan orang usai perayaan kembang api seiring acara Bastille Day di Nice, Prancis. Sedikitnya, 73 orang tewas dan 100 orang lainnya luka-luka. Versi sejumlah kantor berita, korban tewas sudah mencapai 77 orang.



Ditemukan senjata-senjata di dalam truk tronton tersebut. Sopir truk dikabarkan mengambil ancang-ancang sebelum menabrak kerumunan massa dengan kecepatan tinggi. Sopir itu lalu turun dari truk dan menembaki massa yang panik. Sopir truk akhirnya tewas ditembak oleh aparat kepolisian.

ANGELINA ANJAR SAWITRI



BACA JUGA
Buntut Serangan di Nice, Trump Tunda Umumkan Cawapresnya
Facebook Aktifkan Safety Check Menyusul Tragedi Nice

Advertising
Advertising

Berita terkait

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

5 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

17 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

25 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

25 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

26 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

30 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

31 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya