Latar Belakang Pertemuan Trilateral Maritim di Yogyakarta

Reporter

Editor

Natalia Santi

Rabu, 4 Mei 2016 23:45 WIB

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi berfoto dengan 10 korban penyanderaan Abu Sayyaf, di Ruang Pancasila, Senin, 02 Mei 2016. TEMPO/Abdul Azis

TEMPO.CO, Jakarta -Pertemuan dalam rangka pembahasan keamanan laut antara menteri luar negeri dan panglima militer Indonesia, Filipina, serta Malaysia segera dilaksanakan Kamis, 5 Mei 2016. Mekanisme untuk merespons ancaman laut di jalur-jalur perdagangan ketiga negara, akan disoroti khusus dalam pertemuan yang digelar di Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta itu.


"Sebenarnya sudah ada mekanisme keamanan laut di antara tiga negara ini, sayangnya belum efektif," ujar Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal saat dihubungi Tempo, Rabu, 4 Mei 2016.


Iqbal berpendapat bahwa kerjasama yang sudah ada, hanya efektif untuk mengangani skenario ancaman keamanan di laut lepas. Ancaman yang dia maksud, berupa perompakan kapal, juga penyanderaan yang terjadi belakangan ini.


"Sayangnya, mekanisme itu belum efektif menangani skenario ancaman keamanan di perairan internal salah satu negara," kata Iqbal tanpa menyebut negara mana yang dimaksud.


Dia mengatakan bahwa kepentingan satu negara, terkait pengamanan laut, bisa berdampak terhadap kepentingan bersama negara tersebut dengan negara di sekitarnya. "Nah, ini yang perlu dipikirkan dalam pertemuan besok."


Advertising
Advertising

Kata Iqbal, diharapkan ada kesepakatan, dari aspek operasional untuk merespon ancaman laut. "Harapannya ada 'rule of engagement', misalnya untuk menghadapi ancaman yang terakhir itu."


Maksud Iqbal adalah penyanderaan WNI oleh kelompok radikal Abu Sayyaf, yang sempat terjadi akhir Maret dan pertengahan April 2016 di perairan Filipina dan Malaysia.


Iqbal memastikan adanya kesepakatan yang akan ditandatangani pihak angkatan bersenjata ketiga negara, diwakili panglima militer masing-masing. "Jelas ada kesepakatan yang dihasilkan, yang belum clear adalah seperti apa operasionalnya," tutur Iqbal.


Dua perompakan oleh kelompak Abu Sayyaf menyebabkan 14 WNI disandera. Sebanyak 10 WNI dari kasus pertama ditawan selama hampir sebulan, hingga akhirnya berhasil dibebaskan pada 1 Mei lalu, usai negosiasi panjang.


Sebelumnya militer Indonesia sulit terlibat dalam upaya penyelamatan 10 WNI kapal Brahma 12 dan Anand 12 yang disandera karena terhambat izin. Konstitusi wilayah di Filipina, melarang aktivitas militer negara lain di perairan mereka.


YOHANES PASKALIS

Berita terkait

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

18 jam lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

1 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

9 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

20 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

24 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

24 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

24 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

26 hari lalu

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional

Baca Selengkapnya

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

26 hari lalu

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.

Baca Selengkapnya