TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu kandidat utama untuk menjadi presiden Filipina mendapat kecaman setelah membuat lelucon tentang pemerkosaan seorang misionaris Australia yang tewas dibunuh.
Rodrigo Duterte, Wali Kota Davao sejak 1988, membuat pernyataan kontroversial pada kampanye yang direkam oleh kamera video dan telah diposting di YouTube. Video ini langsung menjadi viral di situs jejaring sosial.
Dalam video tersebut, Duterte berbicara mengenai kerusuhan yang dilakukan oleh narapidana di penjara Davao pada 1989. Saat itu lima misionaris dibunuh oleh para tahanan.
Salah satu misionaris yang menjadi korban adalah Jacqueline Hamil, 36 tahun, yang berasal dari Australia. Duterte menyebutnya sebagai seorang wanita yang cantik.
"Misionaris asal Australia tersebut sangat cantik. Mereka memperkosanya, mereka semua berbaris dan aku marah karena memperkosa si cantik itu. Saya pikir, wali kota seharusnya yang pertama merasakannya, " katanya kepada kerumunan.
Senator Rahmat Poe, pesaing dekat dalam pemilihan presiden yang ditetapkan pada 9 Mei mendatang, mengatakan komentar Duterte sangat menjijikkan dan tidak dapat diterima dan mencerminkan rasa tidak hormat terhadap wanita.
"Siapa pun dia dan apa pun penampilannya, tidak layak untuk diperkosa dan dilecehkan," tambahnya.
Tidak hanya itu, para peselancar di dunia maya yang melihat komentar Duterte juga mengutuknya. Beberapa di antaranya bahkan menyatakan kekecewaan mereka telah mendukung wali kota berusia 71 tahun tersebut.
Menanggapi kecaman itu, Duterte mengatakan sambutannya bukan sebuah lelucon, tetapi itu bentuk kemarahannya terhadap kejahatan.
"Jangan membuat saya meminta maaf untuk sesuatu yang tidak saya lakukan. Ini masalah kehormatan ... Aku mengatakan itu dalam keadaan marah," kata Duterte kepada media lokal.
Seperti halnya salah satu kandidat presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang terkenal dengan pernyataan-pernyataannya yang kontroversial, saat ini justru mendapat banyak dukungan. Duterte tampaknya begitu juga. Dalam sebuah survei opini publik terakhir, Duterte mendapat banyak dukungan, mengungguli pesaingnya Poe.
NEWS.COM.AU | YON DEMA
Berita terkait
Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York
2 hari lalu
Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.
Baca SelengkapnyaTerancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman
3 hari lalu
Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146
Baca SelengkapnyaAktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia
12 hari lalu
Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaDonald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel
19 hari lalu
Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani
Baca SelengkapnyaTrump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina
23 hari lalu
Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.
Baca SelengkapnyaBerusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump
30 hari lalu
Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih
Baca SelengkapnyaJoe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS
32 hari lalu
Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS
34 hari lalu
Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.
Baca SelengkapnyaSaling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
35 hari lalu
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.
Baca SelengkapnyaTanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat
35 hari lalu
Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?
Baca Selengkapnya