Terlibat Skandal Keuangan, Mantan Presiden Prancis Disidang

Reporter

Rabu, 17 Februari 2016 03:59 WIB

Mantan presiden Prancis Nicolas Sarkozy. AP/Lionel Cironneau

TEMPO.CO, Paris - Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menghadiri persidangan di pengadilan Paris sehubungan dengan skandal keuangan selama masa kampanyenya di bursa pencalonan presiden, lapor seorang wartawan AFP, dikutip dari laman Channel News Asia.

Portal berita itu tidak menjelaskan apakah hakim akan membacakan hukuman pada Sarkozy saat sidang, Selasa, 16 Februari 2016.

Kasus ini disebut bergantung pada aktivitas perusahaan public relation, Bygmalion, yang mengorganisasi beberapa kampanye Sarkozy dan dituduh menerapkan sistem keuangan atau akuntansi palsu.

Bygmalion dituduh menerima bayaran 18,5 juta euro dari partai Sarkozy, UMP, dan kini menjadi Partai Republik. Beberapa karyawan di Bygmalion, termasuk akuntan perusahaan, serta anggota terkemuka tim kampanye Sarkozy, telah mengakui adanya penipuan meskipun tak ada satu pun yang menuduh mantan presiden mengetahui tentang itu.

Sarkozy, yang memimpin Prancis pada 2007 sebelum kalah dari Francois Hollande pada 2012, selalu membantah mengetahui adanya aktivitas akuntansi palsu. Ia pensiun dari politik setelah pemilu tapi kembali dua tahun kemudian, memimpin Partai Republik, dan mencoba untuk maju di kursi kepresidenan pada 2017.

Meskipun ia bersikeras menolak, penyelidikan telah menemukan bahwa Sarkozy telah meminta waktu kampanye lebih banyak pada pertengahan Maret 2012, sekitar dua bulan sebelum pemungutan suara. Direktur kampanyenya, Guillaume Lambert, mengatakan kepada polisi bahwa ia telah memperingatkan Sarkozy atas risiko melanggar batas jumlah kampanye.

Diinterogasi oleh polisi pada September 2015, Sarkozy mengatakan dia tidak mengingat adanya peringatan. Ia menggambarkan kontroversi sebagai "lelucon", menempatkan tanggung jawab itu pada Bygmalion dan UMP.

Penyelidikan telah melebar di luar Bygmalion dan menemukan biaya kampanye UMP mencapai 13,5 juta euro, yang dinyatakan hanya 3 juta euro pada saat itu.

Sebanyak 13 orang dari Bygmalion dan UMP telah dituduh melakukan penipuan, penyalahgunaan kepercayaan, atau pembiayaan kampanye ilegal.

CHANNEL NEWS ASIA | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

10 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

16 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

12 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

17 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

25 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

26 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

26 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

31 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya