Waspada ISIS, Prancis Batalkan Pesta Kembang Api Tahun Baru  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Kamis, 31 Desember 2015 08:45 WIB

Menara Eiffel yang berwarna bendera Prancis saat menghormati para korban yang tewas akibat serangan bom di Paris, 16 November 2015. Serangan teror Paris pada Jumat lalu menewaskan 129 orang. AP/Daniel Ochoa de Olza

TEMPO.CO, Paris - Pemerintah Prancis membatalkan pertunjukan kembang api pada malam pergantian tahun sebagai antisipasi serangan teroris. Begitu juga dengan Brussels, Belgia, yang membatalkan acara perayaan untuk kewaspadaan terorisme menyusul ditangkapnya dua orang yang diduga anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Ankara, Turki.

Prancis tengah menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada malam tahun baru. Sebanyak 60 ribu polisi dan tentara disebar ke seluruh penjuru kota. "Tentara yang sama dengan yang berjuang di Mali, Chad, French Guiana, dan Central African Republik kini memastikan perlindungan bagi rakyat Prancis," ucap Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian, seperti dilansir Guardian pada Kamis, 31 Desember 2015.

Sebagai ganti pembatalan tersebut, sebuah video berdurasi lima menit akan diputar di Arc de Triomphe. Video tersebut merupakan tayangan dari Mayor Anne Hidalgo. Pemutaran video itu bertujuan menyampaikan bahwa Paris berdiri, bangga dengan gaya hidupnya dan hidup bersama.

Di Brussels, semua perayaan yang sudah disiapkan, termasuk pertunjukan kembang api, dibatalkan. Pemerintah khawatir akan keselamatan warga setelah dua orang yang diduga anggota ISIS ditangkap di Ankara, Turki. Pria berinisial MC dan AY tersebut diduga akan meledakkan bom bunuh diri di ibu kota Turki. "Mereka ditangkap sebelum sempat beraksi," kata Kejaksaan Ankara.

Dua lelaki tersebut disergap di sebuah rumah di daerah Mamak. Polisi menyita rompi yang dilengkapi dengan bom, sebuah bahan peledak dengan bearing dan tongkat metal yang dimasukkan ke dalam tas, serta bahan pembuat bom. "Mereka diduga terlibat dengan ISIS dan berencana menyerang Ankara pada malam tahun baru," ujar pejabat pemerintah Turki kepada Agence France-Presse.

Belgia merupakan salah satu tempat penerimaan pejuang bagi orang yang ingin bergabung dengan kelompok anarkistis yang mengatasnamakan Islam itu. Belgia juga merupakan rumah dari empat pembunuh 130 orang di Paris dalam serangan pada 13 November 2015, termasuk tersangka Abdelhamid Abaaoud dan Salah Abdeslam. Sedangkan sembilan orang lain ditahan di Belgia dalam investigasi terkait dengan serangan Paris yang diklaim dilakukan ISIS.

GUARDIAN | VINDRY FLORENTIN




Berita terkait

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

6 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

17 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

25 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

25 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

26 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

30 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

31 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya