Kaleidoskop 2015: Dunia Tabuh Perang Melawan ISIS

Reporter

Selasa, 29 Desember 2015 09:00 WIB

Militan Negara Islam (ISIS) memasangkan benderanya setelah merobohkan salib di gereja-gereja di Niniwe, ibukota kuno kerajaan Asyur. dailymail.co.uk

TEMPO.CO - Dunia melawan Islamic State (ISIS) sepanjang 2015. ISIS adalah kelompok militan kaum Sunni Islam yang berbasis di Irak dan Suriah. Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini tak hanya menyebarkan pengaruhnya di sepanjang timur Libya, Semenanjung Sinai Mesir dan kawasan lainnya di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan dan Asia Tenggara tapi juga memasuki negara-negara Barat.

Serangan kelompok ini makin merajalela. ISIS menebar teror di seantero Bumi. Mereka mengklaim menembak jatuh Metrojet 9268 di langit Semenanjung Sinai, Mesir dan mendalangi teror di Paris, Prancis.

SIMAK: Setelah Paris, ISIS Ancam Serang Kota-kota Besar di Dunia

Mereka juga berencana menyerang kota New York, seperti dilansir dalam video yang dirilis baru-baru ini. Termasuk aksi teror yang dilancarkan tiap individu pendukung ISIS, seperti yang terjadi di San Bernardino, California, baru-baru ini.

SIMAK:
ISIS Klaim di Balik Pasangan Penembak di San Bernardino
Ketika Amerika dan Rusia Jadikan ISIS Musuh Bersama

Dunia pun bergerak, demi memberangus organisasi teror itu. Dewan Keamanan PBB pada November 2015 mengizinkan negara-negara mengambil seluruh langkah yang diperlukan untuk memberangus kelompok bersenjata itu. Sebuah resolusi diteken Dewan Keamanan PBB, sepekan setelah serangan di Paris yang menewaskan lebih dari 129 orang.

SIMAK: PBB Akan Potong Aliran Dana ISIS

Resolusi itu diusulkan Prancis, yang meminta seluruh negara anggota PBB untuk mengandakan dan mengoordinasikan usaha mereka untuk mencegah dan menekan serangan teroris yang dilakukan oleh kelompok bersenjata ISIS dan kelompok ekstremis lain yang berhubungan dengan Al-Qaeda. Rusia dan Amerika, bertemu untuk merumuskan dukungan atas perang terhadap ISIS. Operasi besar-besaran untuk memutus pendanaan terhadap ISIS, dilakukan.



Pergerakan ISIS bermula dari kelompok kecil Jama'at al-Tawhid wal-Jihad di tahun 1999, yang kemudian berubah nama menjadi Tanzim Qaidat al-Jihad fi Bilad al-Rafidayn. Begitu menyatakan kesetiaannya pada al Qaeda pada 2004, grup ini mengubah namanya menjadi al Qaeda Irak (AQI).

SIMAK: ISIS Eksekusi 5 Warga Rusia, Penyamaran Mereka Terbongkar?

AQI berubah menjadi gerakan pemberontak begitu Negara Barat memulai invasi ke Irak, tahun 2003 dan bergabung denga beberapa grup pemberontak Sunni untuk membentuk Dewan Mujahideen Shura. Dari situlah, AQI dan Kelopok ini mendeklarasikan formasi negara Islam dengan nama Islamic State of Iraq atau ISI.



ISI berkembang pesat di Irak. Namun mengalami pergolakan internal organisasi karena metodenya yang dikenal brutal, seperti serangan bom bunuh diri pada warga sipil dan pembunuhan narapidana. Tapi perkembangan tak terbendung ketika Abu Bakr al-Baghdadi mulai memegang komando. ISIS terlibat dalam Perang Sipil Suriah di wilayah yang didominasi kaum Sunni di Ar-Raqqah, Idlib, Deir ez-zor dan Aleppo.

SIMAK: Jet Rusia Ditembak, Putin Sebut Turki Dukung ISIS

Setelah memperluas cakupan wilayahnya ke Suriah, ISI mengganti nama menjadi Islamic State of Iraq and the Levant atau ISIL pada April 2013. Ketika itu, al-Baghdadi mengumumkan merger dengan grup militan al-Nusra Front. ISIL terus bergandengan tangan dengan al-Qaeda, hingga pada akhirnya berpisah pada Februari 2014.
ISIL juga disebut sejumlah pihak sebagai ISIS, kependekan dari Islamic State of Iraq and al-Sham.


Pada 29 Juni 2014, ISIS mendeklarasikan kekhilafahan atau kekhalifahan global. Al-Baghdadi memendekkan nama grup menjadi Islamic State atau IS. Lewat kekhalifahan, ISIS mengklaim memiliki kekuasaan penuh dalam urusan agama, politik dan militer atas seluruh umat Muslim di dunia.

WDA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

20 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

39 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

40 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

49 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

50 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

51 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

51 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

52 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

52 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

52 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya