Curigai Benda Aneh di Toilet, Air France Mendarat Darurat  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Minggu, 20 Desember 2015 15:31 WIB

Pesawat Airbus tipe A320 dengan nomor penerbangan Flight 296 milik Air France kecelakaan saat demonstrasi udara di Mulhouse-Habsheim Airport, Prancis, 26 Juni 1988. Kecelakaan tersebut disebabkan pesawat menabrak pohon, 3 penumpang tewas dalam kejadian tersebut. wikipedia.com

TEMPO.CO, Nairobi - Untuk kesekian kalinya dalam beberapa pekan terakhir pascaserangan teror mematikan di Paris, Prancis, pada 13 November 2015, maskapai milik Prancis, Air France, terpaksa harus mendarat darurat setelah mendapat ancaman bom.

Kali ini, penerbangan Air France dari Mauritius dialihkan dan melakukan pendaratan darurat di kota pelabuhan Mombasa--kota kedua terbesar di Kenya setelah Nairobi--setelah awak pesawat memberi tahu kapten tentang perangkat yang mencurigakan di salah satu toilet.

Kepala Kepolisian Kenya Inspektur Jenderal Joseph Boinnet mengatakan lewat akun Twitter-nya bahwa pesawat Boeing 777 dari Mauritius menuju Paris dengan 459 penumpang dan 14 kru itu selamat dan dievakuasi setelah mendarat di Bandara Internasional Moi pada Minggu, 20 Desember 2015, sekitar pukul 00.37 waktu setempat.

"Ahli bom dari Angkatan Laut dan DCI (Direktorat Investigasi Kriminal) telah mengambil perangkat mencurigakan itu untuk menentukan komponen ini mengandung bahan peledak atau tidak," kata Boinnet, seperti yang dilansir Guardian, 20 Desember 2015.

Penerbangan AF-463 dengan 459 penumpang dan 14 awak dilaporkan meninggalkan Mauritius pada Sabtu, 19 Desember 2015, pukul 21.00 waktu setempat dan dijadwalkan tiba di Bandara Charles de Gaulle, Paris, pada 05.50 waktu setempat.

Pesawat itu hingga kini masih tertahan di Bandara Internasional Moi, Mombasa, menunggu hasil pemeriksaan.

Awal bulan ini, pesawat Air France dari San Francisco ke Paris terpaksa dialihkan ke Montreal sebagai tindakan pencegahan setelah mendapat ancaman bom dari pihak yang tidak diketahui.

Bulan lalu, dua penerbangan Air France dari Amerika Serikat ke Paris juga dialihkan karena adanya ancaman bom. Prancis berada dalam kondisi waspada sejak terjadi amukan teroris di Paris pada 13 November lalu yang menyebabkan 130 orang tewas.

GUARDIAN | REUTERS | MIRROR | YON DEMA




Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

20 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

2 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

8 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

12 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

13 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

18 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

26 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

26 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

26 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya