Ketika Amerika dan Rusia Jadikan ISIS Musuh Bersama  

Reporter

Kamis, 17 Desember 2015 05:54 WIB

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (kanan) berbicara dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry dalam konferensi pers setelah pertemuan keduanya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, Moskow, 15 Desember 2015. REUTERS/Sergei Karpukhin

TEMPO.CO, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John F. Kerry kemarin menyepakati perundingan untuk mengakhiri perang saudara brutal di Suriah akan dilakukan besok di New York.

Kerry mengatakan mereka mencari beberapa langkah untuk “menyamakan pandangan”, mempersempit jurang pemisah soal strategi militer, dan menciptakan mekanisme transisi politik di negeri itu. Mereka juga sependapat menghadapi kelompok Sunni militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang telah merebak di Suriah dan Irak. “Kami berkomitmen menghancurkan Daesh,” ujar Kerry, dengan memakai istilah bahasa Arab untuk menyebut ISIS.

Kerry menyampaikan hal itu dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, setelah pertemuan tiga jam dengan Putin di Moskow, kemarin. Dalam laporan Washington Post, baik Kerry maupun Lavrov sepakat ISIS dan Jabhat al-Nusra, sebuah kelompok militan yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, dimasukkan ke daftar organisasi teroris.

“Kami bertekad melenyapkan setan itu dari akarnya,” Lavrov menambahkan.

Kerry menyebutkan dia berbicara dengan Putin bahwa Amerika Serikat akan bekerja lebih dekat dengan Rusia untuk mengalahkan ISIS. “Mengarahkan tembakan Rusia tepat ke target Daesh.”

ABC News melaporkan, kerja sama ini penting mengingat masifnya arus pengungsi ke Eropa--yang memperbesar ancaman serangan teror oleh penyusup ISIS. Hal ini mendorong Washington lebih aktif mencari solusi diplomatik.

Adapun Rusia, yang telah melancarkan serangan udara guna menyokong Presiden Suriah Bashar al-Assad, telah menekankan perundingan dan menyerukan agar Amerika mengkombinasikannya demi menghabisi ISIS.

Lebih jauh, Kerry menyatakan Amerika Serikat tak ingin mengganti rezim di Suriah. AS dan Rusia melihat konflik ini secara “mendasar”. Pembicaraan di Kremlin tidak memfokuskan “apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan soal Assad”, tetapi lebih ke pembentukan proses politik rakyat Suriah sendiri.

Pernyataan itu menunjukkan kebijakan Amerika lebih melunak terhadap Assad. Sebab, sebelumnya Presiden Barack Obama sempat menyerukan agar Assad mundur.

WASHINGTON POST | ABC NEWS | COLUMBIAN | DWI A.


Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

8 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

27 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

28 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

36 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

37 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

39 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

39 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

40 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

40 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

40 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya