Kandidat presiden dari Republik, Donald Trump berpidato dalam sebuah kampanye di Dallas, Texas, 14 September 2015. REUTERS/Mike Stone
TEMPO.CO, New York - Bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald J. Trump, mengecam petisi yang melarang dia memasuki Inggris. Trump mengatakan politikus di negara itu seharusnya berterima kasih kepadanya atas sejumlah investasi di negara kerajaan itu.
"Politikus Inggris harus berterima kasih kepada saya," kata Trump, seperti dikutip dari laman New York Times, Kamis, 10 Desember 2015. "Saya hanya mengatakan apa yang perlu dikatakan, dan ketika saya terpilih, tidak ada yang akan lebih keras atau lebih pintar dari saya. Saya akan bekerja sangat keras dan efektif untuk mengalahkan terorisme."
Mengkritik politikus Inggris, Trump mengingatkan sejumlah investasinya di Skotlandia. Termasuk Trump International Golf Links—lapangan golf di Aberdeen, dan investasi dalam pembangunan Turnberry Resort—sebuah resor mewah di pantai Ayrshire.
"Jika mereka akan melakukan hal ini, mereka harus memberi tahu saya sebelum investasi besar saya senilai 200 juta pound sterling (sekitar Rp 4,2 triliun) yang telah merevitalisasi wilayah yang luas dari Skotlandia," ujar Trump.
Aksi penolakan atas Trump itu dipercaya muncul setelah Trump pada Senin kemarin mengatakan bahwa muslim harus dilarang memasuki Amerika Serikat.
Petisi itu dibuat pada 28 November, lebih dari dua minggu sebelum Trump membuat pernyataannya tentang muslim. Pelopornya, The Guardian melaporkan, adalah Suzanne Kelly, yang setelah diselidiki bekerja di lapangan golf Trump. Petisi itu berhasil mengumpulkan lebih dari 410 ribu tanda tangan pada Kamis pagi.
Namun Trump juga mendapatkan dukungan di Inggris. Petisi tandingan berjudul "Jangan Melarang Trump dari Inggris" mendapat lebih dari 10 ribu tanda tangan pada Kamis. "Kami tidak boleh melarang orang atas pendapat mereka tentang tindakan domestik dalam pertarungan politik Amerika yang tidak berhubungan dengan kami," bunyi petisi itu.
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
35 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.