Penembakan di San Bernardino, Muslim Amerika Serikat Diteror  

Reporter

Jumat, 4 Desember 2015 21:53 WIB

Seorang warga muslim menangis saat menunjukkan keprihatinan terhadap aksi penembakan di pusat layanan penyandang difabel, autisme, dan gangguan mental dengan menyalakan lilin di San Bernardino, California, 3 December 2015. Aksi penembakan pada 2 Desember 2015 tersebut mengakibatkan sedikitnya 14 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka. REUTERS/Mario Anzuoni

TEMPO.CO, San Bernardino - Kelompok pembela umat Islam terbesar di Amerika Serikat mengungkapkan, telah muncul berbagai macam ketakutan di kalangan kaum Muslim menyusul insiden penembakan di San Bernardino, California. "Sebuah masjid menerima ancaman kekerasan, sedangkan umat Islam mendapatkan cacian kebencian."

Ibrahim Hooper, juru bicara Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) di Washington DC, pada Kamis, 3 Desember 2015, mengutuk pembunuhan terhadap sedikitnya 14 orang di San Bernardino. "Aksi individu itu berdampak pada umat Islam lainnya."

Otoritas AS mengatakan, mereka saat ini masih melakukan penyelidikan motivasi di balik penembakan yang dilakukan oleh Syed Farook, 28 tahun, dan istrinya Tashfeen Malik, 27 tahun. Sejumlah laporan menyebutkan, ketika melakukan aksinya, keduanya melengkapi diri dengan senjata berat berikut pistol, bom, dan amunisi.

SETYA NOVANTO TERJEPIT
Lagi, Fadli Zon Bela Setya: Minta Saham Hanya Omong Kosong!
Papa Minta Saham: 3 Sebab Riza Chalid Bisa Diseret ke MKD


Menyusul penembakan tersebut, New York Post--koran milik Rupert Murdoch--menurunkan tulisan di halaman depan berjudul "Para Pembunuh Muslim." Menurut Hooper kepada Al Jazeera, "Ini benar-benar keterlaluan, New York Post menggunakan halaman depannya untuk menyebar kebencian."

Dia menyebut koran tersebut "tidak bertanggung jawab", tapi dia menambahkan bahwa dirinya tidak terkejut sebab koran tersebut terkenal anti-Islam. "Kami yakin bahwa koran ini menghasut kebencian terhadap seluruh umat Islam, tidak hanya kepada pelaku serangan di San Bernardino."

Salah satu masjid yang mendapatkan ancaman kekerasan adalah Masjid Manassas di Virginia. Masjid ini menerima pesan suara dari seorang pria yang tak menyebutkan jati dirinya. Penelepon gelap itu mengatakan bahwa dia akan melakukan seperti yang terjadi di San Bernardino terhadap jamaah masjid.

Imam masjid, Abu Nahedian, mengatakan kepada Al Jazeera, dia menerima rekaman pesan telepon yang diteruskan dari telepon pribadi sesaat sebelum pukul 23.00 pada Rabu, 2 Desember 2015, waktu setempat, atau pukul 04.00 GMT, Kamis, 3 Desember 2015.

Nahedian mengatakan, dia melaporkan insiden tersebut kepada polisi yang selanjutnya menginvestigasi bunyi pesan telepon tersebut bekerja sama dengan Biro Federal Investigasi (FBI). "Saya menjadi imam masjid lebih kurang 20 tahun," ucap Nahedian. Pada 2014, Masjid Manassas mendapatkan serangan vandalisme.

Dia menyalahkan kurangnya pendidikan dan kesadaran terhadap Islam, seraya mengatakan bahwa orang-orang terdidik tahu bahwa "Kami sebagai Muslim juga menjadi korban kekerasan."

Nahedian menuturkan, para jamaah di masjid ini menjadi subyek kekerasan verbal dan ancaman lainnya sebelum serangan di San Bernardino. "Ini bagian dari jalan hidup kami," ucapnya. "Namun kami mengajarkan kepada jamaah agar bersikap baik kepada semua orang."

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN


BERITA MENARIK
PSK Maroko di Cisarua Ogah Melayani Pria Lokal
Begini Cerita Pembicaraan Rahasia Jokowi dan Sudirman Said

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

6 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

8 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

9 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

10 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

19 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

1 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya