Ancaman Teroris Meningkat, AS Keluarkan Travel Warning  

Reporter

Selasa, 24 November 2015 15:29 WIB

Pesawat di landasan pacu bandara John F. Kennedy, New York. AP/Mark Lennihan

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Senin, 23 November 2015, mengeluarkan peringatan perjalanan atau travel warning ke seluruh dunia kepada segenap warganya dan mengingatkan mereka akan "peningkatan ancaman teroris" setelah serangan di Paris.

Amerika Serikat meningkatkan kesiagaan seusai serangan yang menewaskan 130 orang di Paris.

"Informasi terkini menunjukkan ISIL (alias Daesh), Al-Qaeda, Boko Haram, dan kelompok teroris lain merencanakan serangan teror di beberapa kawasan," kata nasihat perjalanan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Peringatan perjalanan itu menyatakan warga Amerika Serikat harus melatih kewaspadaan saat berada di tempat-tempat umum atau menggunakan sarana transportasi publik dan menyarankan warga Amerika menghindari kerumunan besar atau tempat-tempat ramai serta "berhati-hati saat musim liburan."

Dengan menyebut beberapa serangan terbaru di Denmark, Prancis, Mali, Nigeria, dan Turki, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga memperingatkan ancaman serangan oleh orang-orang yang tidak terafiliasi, tapi terinspirasi oleh kelompok teror.

Dalam peringatan perjalanan yang diberlakukan hingga 24 Februari 2016 itu, dinyatakan kemungkinan serangan teror akan berlanjut seiring dengan kembalinya anggota ISIL atau Daesh dari Suriah dan Irak.

Pernyataan tersebut mengacu pada para penempur asing yang kembali ke negara asal mereka setelah berperang bersama ISIS.

"Para ekstremis menyasar acara olahraga berskala besar, bioskop-bioskop, pasar-pasar terbuka, dan layanan penerbangan," kata peringatan perjalanan Departemen Luar Negeri AS tersebut.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat sering mengeluarkan peringatan perjalanan untuk masing-masing negara. Namun "peringatan perjalanan ke seluruh dunia" tergolong langka setelah terjadi serangkaian serangan di beberapa negara.

Dalam peringatan perjalanan itu juga disebutkan, "serangan baru dapat menggunakan berbagai taktik, menggunakan senjata konvensional maupun nonkonvensional dan menyasar kepentingan resmi maupun swasta," demikian seperti dilansir kantor berita AFP.




ANTARA

Berita terkait

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

6 menit lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

2 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

13 jam lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

23 jam lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

1 hari lalu

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

1 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

1 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

2 hari lalu

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

Menteri Pertahanan Amerika Serikat kembali menyampaikan ucapan selamat dari Joe Biden kepada Prabowo Subianto atas kemenangan di pilpres 2024

Baca Selengkapnya