TEROR PARIS: Fakta Seputar Desingan Peluru dan Ledakan Bom  

Reporter

Minggu, 15 November 2015 08:55 WIB

Sepasang warga berdiri saat lampu berwarna biru, putih dan merah diproyeksikan ke bangunan khas Sydney, Opera House di Australia, 14 November 2015. Sejumlah bangunan landmark dunia menampilkan warna menyerupai bendera nasional Prancis menyusul serangan teroris di Paris. REUTERS/Jason Reed

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan orang tewas dan terluka akibat serangan bom bunuh diri dan penembakan di Paris. Para pelaku mendesain aksi mereka di enam lokasi berbeda, seperti bar dekat Stade de France, tempat berlangsungnya pertandingan sepak bola antara Prancis dan Jerman, balai konser Bataclan, restoran Le Petit Cambodge, Rue Charonne, Avenue de la Republique, dan Rue Beaumarchais.

Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Aksi itu sengaja mereka lancarkan untuk merespons kebijakan politik Prancis yang mendukung propaganda penghinaan terhadap Nabi Muhammad. Berikut ini beberapa rentetan fakta yang berkembang seputar musibah tersebut.

PARIS DITEROR
TEROR PARIS, Hampir 130 Tewas: 3 Skenario di Balik Serangan
Usai Teror Paris, Kedutaan Prancis di Jakarta Dijaga Polisi

Berapa jumlah korban?

Lebih dari 129 korban dinyatakan meninggal akibat serangan bom saat pertunjukan konser pada pukul 21.20 waktu setempat. Korban jiwa juga berjatuhan setelah bom bunuh diri terjadi di lima lokasi lain, termasuk restoran dan lapangan sepak bola.

Lebih dari 350 orang dinyatakan terluka, 99 orang lainnya dalam kondisi kritis. Rumah sakit rujukan bagi para korban disesaki orang-orang yang berniat mendonorkan darah.

Ini merupakan peristiwa paling kelam dalam sebelas tahun terakhir, sejak bom kereta komuter di Madrid yang membunuh 191 orang dan melukai 1.800 orang pada 2004. Serangan bom dikoordinasikan tiga tim dan mengandalkan pelaku bom bunuh diri yang rata-rata berusia 25.


Siapa yang bertanggung jawab?

Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan kelompok militan ISIS berada di balik serangan brutal tersebut. Hal itu dikonfirmasi atas pernyataan yang dikeluarkan ISIS. Pemerintah Amerika Serikat di Washington tak menyangkal kesimpulan serupa.

Otoritas pemerintah Prancis mengidentifikasi salah seorang pelaku bom bunuh diri adalah warga negara Prancis berusia 29. Dia pernah tersangkut kasus kriminal dan belakangan bergabung dengan kelompok radikal.


Kondisi Paris saat ini?

Polisi dengan berbagai peralatan pengamanan disebar ke berbagai penjuru kota, termasuk pergerakan warga di sekitar perbatasan. Lalu lintas penerbangan yang sempat terganggu mulai pulih meski dengan pengamanan super ketat. Aksi demonstrasi dilarang di Paris sampai Kamis.

Berbagai event, seperti konser U2 di Paris dan pameran fotografi, dibatalkan. Aktivitas sekolah, kegiatan budaya, dan event lain (seperti pertunjukan film, pusat perbelanjaan, dan wisata hiburan bagi anak-anak) juga diliburkan.

Presiden Prancis menyarankan warganya tinggal di rumah untuk tiga hari ke depan. Upacara berkabung juga tengah disiapkan warga di Katedral Notre-Dame pada Minggu sore.

Selanjutnya: Bagaimana Hasil Penyelidikan?

<!--more-->

Bagaimana Hasil Penyelidikan?

Sabtu lalu, polisi menahan sejumlah orang di Brussel yang diduga terkait dengan serangan tersebut. Otoritas pemerintah Yunani menyatakan paspor yang ditemukan dekat tubuh korban pernah digunakan salah seorang imigran Suriah saat melintasi Yunani.

Di Jerman, polisi tengah menyelidiki dugaan keterlibatan seorang pria yang ditahan minggu lalu. Di mobil pria tersebut, polisi menemukan senjata dan alat navigasi (GPS) yang diarahkan menuju Paris.


Adakah aksi teroris lain?

Kamis lalu, lebih dari 40 orang terbunuh di Beirut, Libanon, akibat serangan bom yang menyasar pendukung gerakan Hizbullah. Awal bulan ini, lebih dari 200 orang meninggal akibat ledakan pesawat milik Rusia di Mesir.

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas segala kejadian tersebut. Peristiwa yang terjadi di Paris menjadi bukti bahwa konflik yang mulanya berskala regional itu saat ini menjurus menjadi konflik global.

Januari lalu, kabut duka juga melanda Paris setelah 17 pegiat surat kabar mingguan satire Prancis, Charlie Hebdo, tewas diberondong senjata api. Termasuk bom lain yang terjadi di pusat kota.


Kenapa Paris jadi target?

ISIS mengklaim serangan itu ditujukan untuk merespons propaganda Prancis yang mendukung penghinaan terhadap nabi Muhammad.

Jauh sebelum itu, politikus sayap kanan dan pemimpin partai front nasional yang mengembuskan sentimen xenophobia (ketakutan terhadap orang asing) bersumpah menutup perbatasan bagi imigran asal Suriah.


Lalu, apa lagi?

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Inggris David Cameron secara terpisah menggelar rapat dengan para menterinya terkait dengan ancaman krisis keamanan.

Presiden Prancis mengutus menteri luar negeri ke Turki untuk menggantikan kehadirannya dalam forum G20 yang akan berlangsung pada Minggu ini.

Teroris dan imigran menjadi topik hangat dalam debat kandidat Presiden Amerika Serikat dari kubu Demokrat.

Di jejaring media sosial, orang-orang menggunakan tagar #prayforparis, #parisattacks, dan #MuslimsAreNotTerrorists. Pengelola situs Facebook mengaktivasi instrumen pemeriksaan keamanan yang memungkinkan para penggunanya mengabarkan kepada keluarga dan teman bahwa mereka berada dalam kondisi aman. Uni Eropa mengajak warganya mengheningkan cipta pada pukul 11, Senin esok.

RIKY FERDIANTO | NYTIMES.COM

BACA JUGA
TEROR PARIS: 5 Fakta Penting yang Perlu Anda Tahu
Ini Rangkaian Teror Paris: Stadion Bola hingga Konser Rock


Berita terkait

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

2 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

7 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

12 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

20 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

20 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

21 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

26 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

27 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

30 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

32 hari lalu

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

Menhan Prancis membantah tuduhan dari jurnalis bahwa Prancis memasok komponen amunisi yang digunakan oleh tentara Israel dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya