Dunia Mengutuk Serangan Teror di Paris  

Reporter

Sabtu, 14 November 2015 12:56 WIB

Polisi bersiaga di tempat penyanderaan warga di aula konser Bataclan, Paris, Prancis, 13 November 2015. Sedikitnya 15 orang tewas dan 60 orang dilaporkan masih disandera di aula konser Bataclan. REUTERS/Christian Hartmann

TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin dunia mengungkapkan kekagetan atas serangan yang menewaskan tak kurang dari 140 orang di Paris, Jumat, 13 November 2015, malam. Seluruh pemimpin bersepakat melawan serangan itu.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengecam serangan teroris di sejumlah tempat di Kota Paris, Prancis, yang berlangsung secara barbar. Dilakukan serentak, mereka memberondong warga Paris yang ada di sejumlah kawasan, seperti stadion olahraga dan teater, dengan peluru, juga bom bunuh diri.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama, seperti dikutip Reuters, mengecam keras aksi teror itu dan bersiap memberikan bantuan apa pun kepada Prancis untuk melawan teror. Obama juga mengucapkan belasungkawa atas ratusan orang yang menjadi korban teror itu.

“Kami berdiri dan siap memberikan bantuan apa pun yang dibutuhkan pemerintah dan rakyat Prancis. Mereka yang mengira bisa meneror rakyat Prancis atau nilai yang mereka bela itu salah,” kata Obama, seperti dikutip Reuters.

SIMAK: Begini Detik-detik Serangan Bom Teror Paris

Presiden Rusia Vladimir Putin bersikap serupa. Ia mengungkapkan dukacita mendalam kepada Presiden Perancis Franqois Hollande dan seluruh rakyat Prancis, menyusul serangan teroris di Paris. “Rusia sangat mengecam pembunuhan tak berperikemanusiaan ini dan siap memberikan semua bantuan untuk menginvestigasi kejahatan teroris ini,” katanya, seperti dikutip Rusia Today.

Dari dalam negeri, Presiden Joko Widodo, dalam perjalanan ke Turki untuk menghadiri KTT G-20, mengecam serangan itu. Presiden Jokowi mengucapkan belasungkawa kepada seluruh warga Prancis dan berjanji akan membawa serius masalah ini ke KTT G-20, yang berlangsung pekan ini.

SIMAK: Serangan Bom Teror Paris: Ini Reaksi Keras Jokowi

Sudah setahun terakhir, Prancis mengalami serangan teror. Januari lalu, sebuah serangan di kantor koran satir Prancis, Charlie Hebdo, menyebabkan 12 orang tewas. Pengepungan kedua berakhir dengan kematian 4 sandera.

SIMAK: Peta Teror Paris: Serbuan Senapan di 3 Lokasi, Bom di Bar

Dari London, Perdana Menteri Inggris David Cameron menegaskan, “Saya kaget atas peristiwa di Paris malam ini. Pikiran dan doa kami bersama rakyat Prancis. Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk membantu,” ujarnya.

Pemimpin Uni Eropa—yang berusaha mengkoordinasikan respons keamanan sejak serangan di Paris pada Januari lalu—juga memberikan dukungan untuk Prancis. “Saya yakin otoritas dan rakyat Prancis akan mengatasi cobaan baru ini,” ujar Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker.

WDA | REUTERS | RUSIA TODAY

Berita terkait

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

2 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

6 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

12 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

20 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

20 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

21 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

25 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

26 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

30 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

31 hari lalu

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

Menhan Prancis membantah tuduhan dari jurnalis bahwa Prancis memasok komponen amunisi yang digunakan oleh tentara Israel dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya