Rusia Klaim ISIS di Ambang Kehancuran di Suriah  

Reporter

Jumat, 16 Oktober 2015 12:28 WIB

Empat kapal perang Angkatan Laut Rusia dari Armada Laut Kaspia, frigate kelas Gepard dan korvet kelas Buyan meluncurkan 26 rudal jelajah Kalibr NK (Klub) unntuk menggempur ISIS di Suriah. Rudal tersebut memiliki jelajah hingga 2.500 km. REUTERS/Ministry of Defence of the Russian Federation

TEMPO.CO, Moskow - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan berada di ambang kekalahan setelah sebagian besar senjata, kendaraan berat, dan perlengkapan perang mereka hancur akibat serangan udara Rusia.

Kelompok militan yang menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah itu dilaporkan menjadi sasaran serangan berkelanjutan Rusia sejak hampir tiga minggu lalu.

"Serangan udara di Suriah menyebabkan kehancuran besar senjata, kendaraan besar, dan perlengkapan perang ISIS. Kelompok itu mengaktifkan semua logistik mereka untuk mengangkut senjata dan minyak dari wilayah Raqqa," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Jenderal Igor Konashenkov.

Seperti dilansir Express pada 15 Oktober 2015, RT, stasiun televisi yang dibiayai pemerintah Rusia, mengklaim komunikasi ISIS yang disadap menunjukkan Panglima ISIS mengancam mundur, kecuali pasokan senjata tiba.

Minggu lalu, pejabat intelijen melaporkan, anggota ISIS panik dan melarikan diri dari medan tempur akibat pengeboman oleh pesawat Rusia.

"Mereka tidaklah seberani yang disangka. Mereka kini ingin menyelamatkan diri," ucap sumber militer Rusia.

Para pejabat Rusia menuturkan 32 target ISIS lain di Provinsi Idlib, Hama, Damaskus, Aleppo dan Deir ez-Zor terkena bom dan hancur.

Pemimpin Barat, termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron, mengklaim serangan Rusia di Suriah memperburuk situasi dan hanya untuk membantu menyelamatkan Presiden Bashar al-Assad.

Namun Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim Barat cemburu dengan kesuksesan negaranya.
"Mereka memerangi terorisme, tapi hasilnya tidak ada," tutur Putin tentang kritik pemimpin Barat terhadap keterlibatan negaranya di Suriah.

Putin baru-baru ini dilaporkan bersiap mengirimkan 150 ribu tentara darat untuk menundukkan Raqqa, yang dicanangkan ISIS sebagai ibu kota negaranya.

EXPRESS | YON DEMA




Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

7 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

26 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

27 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

35 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Tak Ingin Serang Negara Anggota NATO

36 hari lalu

Vladimir Putin Tak Ingin Serang Negara Anggota NATO

Vladimir Putin memastikan Rusia tidak punya rencana apapun pada negara anggota NATO dan tidak akan menyerang.

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

36 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

24 Tahun Vladimir Putin Menjadi Presiden Rusia, Pemilu Tahun ini Menang Besar

38 hari lalu

24 Tahun Vladimir Putin Menjadi Presiden Rusia, Pemilu Tahun ini Menang Besar

24 tahun, Vladimir Putin berhasil mempertahankan tahta politiknya. Bagaimana rekam jejaknya berkuasa sebagai Presiden Rusia terlama?

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

38 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

38 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

39 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya