Sheik Hassan Nasrallah . (AP Photo/Hussein Malla, File)
TEMPO.CO, Beirut - Pemimpin gerakan Hizbullah Libanon, Hassan Nasrallah, mendesak negara-negara di Timur Tengah bersatu untuk memerangi kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Kami meminta masyarakat dan pemerintahan di negara kawasan Timur Tengah bekerja sama berperang melawan ancaman takfiri," ucap Nasrallah dalam sebuah pidato di televisi, Senin pagi, 16 Februari 2015, waktu setempat.
Takfiri adalah istilah dalam bahasa Arab yang berarti "keluar dari Islam". Untuk pertama kalinya Nasrallah berpidato tanpa disertai suara tembakan senjata ke udara di seputar ibu kota Lebanon, Beirut, menyusul seruan terhadap para pengikutnya agar tidak menembakkan senjata ke udara.
Hizbullah telah mengirimkan pasukan bersenjatanya untuk berperang di pihak Suriah sejak 2013. Selain bertempur di sejumlah kota di Suriah, milisi Hizbullah juga berperang di pegunungan Qalamoun, perbatasan Suriah-Libanon, melawan penentang Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Menurut Nasrallah, tidak ada bedanya antara ISIS dan Front Nusra, kelompok bersenjata cabang Al-Qaeda di Suriah. "Mereka memiliki ideologi, budaya, dan tujuan yang sama."
Nasrallah juga memperingatkan negara-negara Teluk mengenai ancaman mereka di masa yang akan datang. Dia menjelaskan, kelompok ini ISIS dan Front Nusra memiliki tujuan dan target menguasai kota suci Mekah dan Madinah di Arab Saudi.
"Tujuan ISIS sangat nyata, yakni menguasai Mekah dan Madinah. Coba lihat, saat ini Arab Saudi sangat keras berpikir," ucapnya. "Mengapa? Sebab kekhalifahan tidak bisa berdiri tanpa dua kota suci tersebut."