Polisi Israel menembakan gas air mata saat bentrokan dengan pemuda Palestian di Shuafat, pinggiran Jerusalem (3/7). Penemuan mayat di hutan Yerusalem pada hari Rabu menimbulkan kecurigaan bahwa pemuda hilang Palestina telah dibunuh oleh Israel yang membalas kematian tiga remaja Yahudi diculik. AP/Mohammed Ballas
TEMPO.CO, Gaza - Pejuang veteran Hamas, Saleh al-Arouri, mengakui bahwa mereka berada di balik penculikan tiga remaja Israel pada Juni lalu, yang akhirnya memicu konflik berdarah di Gaza. Konflik masih berlangsung hingga saat ini dan menewaskan ribuan jiwa. (Baca: Tiga Remaja Israel Diculik Saat Pulang Sekolah)
“Ada banyak spekulasi tentang operasi ini. Beberapa mengatakan bahwa itu adalah konspirasi,” kata Saleh kepada delegasi pertemuan International Union of Islamic Scholars di Istambul, Turki, pada Rabu lalu, seperti dikutip Reuters, Kamis, 21 Agustus 2014.
Menurut pernyataan Saleh, salah satu sayap Hamas, Brigade Qassam, bertanggung jawab atas penculikan tiga remaja Israel itu. Masing-masing adalah Eyal Yifrach, 19 tahun; Gilad Sha’ar, 16; dan Naftali Fraenkel, 16, di Tepi Barat pada 12 Juni lalu.
Di lain pihak, hingga saat ini pihak Hamas menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal tuduhan Israel bahwa mereka mendalangi penculikan remaja Israel tersebut. Aksi penculikan itu dibalas dengan pembunuhan dan pembakaran terhadap remaja Palestina, yang akhirnya memicu saling-serang antara Hamas dan Israel. (Baca: Israel Bersumpah Lanjutkan Gempur Gaza)