Pemulangan WNI Overstayer kloter 10 oleh Pemerintah Arab Saudi, dengan menggunakan pesawat khusus Saudia Airlines (12/12). KJRI Jeddah
TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tenne mengatakan sampai detik ini tak ada warga Indonesia yang menjadi korban dalam kerusuhan di tempat penampungan buruh migran overstayer di Jeddah, Arab Saudi, Minggu pekan lalu.
Buruh migran WNI juga disebut sama sekali tak terlibat dalam kerusuhan itu. "Intinya memang begitu. Tak ada warga negara Indonesia yang terlibat atau pun jadi korban kerusuhan," kata Tenne saat dihubungi, Rabu, 5 Maret 2014.
Sebelumnya dikabarkan telah terjadi kerusuhan di tarhil Shumaysi, Jeddah, Arab Saudi, sebuah lokasi penampungan buruh migran yang akan dipulangkan ke negara asalnya pada Minggu pekan lalu. Satu orang dilaporkan tewas dan sembilan lainnya luka-luka. Belum diketahui negara asal para korban.
Berdasarkan data Konsulat Jenderal Republik Indonesia Jeddah per 21 Januari lalu, setikdanya masih ada sekitar 1.400 buruh migran WNI yang masih ditampung di Shumaysi. Mereka semua sedang menunggu dokumen deportasi rampung untuk dipulangkan ke Indonesia.
Kementerian Luar Negeri, kata Tenne, belum mendapat data terbaru mengenai berapa TKI yang masih berada di Shumaysi. Sebabnya, setelah sampai hari ini masih ada TKI yang terus masuk ke sana dan sebagian dari 1.400 TKI itu sudah dipulangkan ke Indonesia.
"Tapi Konsulat sudah memberi arahan kepada mereka agar tertib menunggu giliran dipulangkan. Selama berada di Shumaysi, kata Tenne, segala kebutuhan TKI oversyar ditanggung penuh oleh Pemerintah Arab Saudi. Sebab, kata Tenne, fasilitas Shumaysi dan kebijakan deportasi buat buruh migran overstay merupakan kebijakan Arab Saudi.
"Tapi kalau ada kekurangan, Konsulat sudah menyiapkan dana taktis," katanya.