Setahun Perang dengan Hamas, Israel Mulai Kekurangan Tentara

Reporter

Tempo.co

Kamis, 31 Oktober 2024 14:49 WIB

Orang-orang berduka atas kematian seorang prajurit Israel, Sersan Satu Noam Israel Abdu, yang tewas di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan Hamas, selama pemakamannya di Kadima-Zoran, Israel, 8 Oktober 2024. REUTERS/Gonzalo Fuentes

TEMPO.CO, Jakarta - Israel dikabarkan mulai kesulitan merekrut prajurit baru untuk ditempatkan di Lebanon. Kekurangan tentara ini terjadi setelah lebih dari setahun perang Israel dengan Hamas di Gaza.

Sekitar 300.000 tentara cadangan telah dipanggil sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Sebanyak 18 persen dari mereka adalah pria berusia di atas 40 tahun yang semestinya tak termasuk dalam prajurit cadangan. Dinas militer wajib diikuti sejak usia 18 tahun bagi pria dan wanita Israel, meskipun ada beberapa pengecualian.

Israel melancarkan perang multi-front melawan Hamas di Gaza dan kelompok militan yang didukung Iran, Hizbullah di Lebanon. Sejak serangan darat di Gaza pada 27 Oktober tahun lalu dilancarkan, Israel telah kehilangan 367 prajurit dalam operasi tersebut, sementara 37 orang tewas di Lebanon sejak Israel memulai operasi darat di sana pada 30 September.

Periode tentara Israel cadangan telah diperpanjang. Sejumlah anggota cadangan mengeluh bahwa mereka tidak dapat melanjutkan kehidupan normal hingga enam bulan berturut-turut. "Kami tenggelam," kata prajurit cadangan Ariel Seri-Levy dalam unggahan di media sosial yang dibagikan ribuan kali.

Ia mengatakan dirinya telah dipanggil empat kali sejak serangan 7 Oktober 2023. Ia mengecam pihak-pihak yang menginginkan Israel tetap berada di Lebanon dan Gaza.

Advertising
Advertising

"Perang harus diakhiri karena kita sudah kehabisan prajurit," katanya.

Seorang anggota cadangan lain dan ayah dua anak mengatakan dengan syarat anonim bahwa mereka kelelahan. Ia juga mengatakan telah kehilangan pekerjaan akibat perang.

Banyak pekerja lepas yang terpaksa tutup karena perang, meskipun pemerintah menjamin pendapatan minimum bagi para prajurit cadangan. "Manfaat kolektif masih lebih utama daripada manfaat individu, tetapi biayanya terlalu besar bagi keluarga saya," kata prajurit cadangan itu, seraya menambahkan bahwa ia menghabiskan hampir enam bulan di Gaza tahun ini.

Perang yang sedang berlangsung telah mengobarkan perdebatan publik tentang wajib militer bagi orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks, yang banyak di antaranya dikecualikan dari dinas militer.

Menurut Institut Demokrasi Israel (IDI), penganut ultra-Ortodoks mencakup 14 persen dari populasi Yahudi Israel, yang mewakili sekitar 1,3 juta orang. Menurut militer, sekitar 66.000 orang yang berusia wajib militer dikecualikan.

CNA

Pilihan editor: Hizbullah: Kami Tak Akan Mengemis ke Israel Demi Gencatan Senjata

Berita terkait

DK PBB Peringatkan Israel karena Larang Operasional UNRWA

2 jam lalu

DK PBB Peringatkan Israel karena Larang Operasional UNRWA

15 negara anggota Dewan Keamanan PBB mengeluarkan peringatan menentang upaya pelarangan operasional maupun pembubaran UNRWA oleh Israel

Baca Selengkapnya

Hamas Tolak Usulan Gencatan Senjata Jika Tentara Israel Tetap di Gaza

2 jam lalu

Hamas Tolak Usulan Gencatan Senjata Jika Tentara Israel Tetap di Gaza

Hamas tak mau gencatan senjata bila tentara Israel masih berada di Gaza.

Baca Selengkapnya

Isi Lengkap Pidato Pengukuhan Sekjen Hizbullah Naim Qassem: Kami akan Menang!

3 jam lalu

Isi Lengkap Pidato Pengukuhan Sekjen Hizbullah Naim Qassem: Kami akan Menang!

Dalam pidato pengukuhannya sebagai sekretaris jenderal Hizbullah, Naim Qassem mengirim pesan bahwa Israel akan dipaksa keluar dari Lebanon.

Baca Selengkapnya

Putusan Israel Dilarang Jual Senjata Dibatalkan Pengadilan Prancis

5 jam lalu

Putusan Israel Dilarang Jual Senjata Dibatalkan Pengadilan Prancis

Produsen senjata Israel diperbolehkan lagi ikut pameran di Prancis setelah putusan itu dicabut pengadilan.

Baca Selengkapnya

Afrika Selatan Ajukan Kasus Genosida Israel di Gaza ke ICJ, Ini Bukti-buktinya

5 jam lalu

Afrika Selatan Ajukan Kasus Genosida Israel di Gaza ke ICJ, Ini Bukti-buktinya

Pemerintah Afrika Selatan atau Afsel telah menyerahkan bukti genosida oleh Israel di Gaza kepada Mahkamah Internasional (ICJ).

Baca Selengkapnya

AS Jadi Penengah Israel Hizbullah, Upayakan Gencatan Senjata Selama 60 Hari

8 jam lalu

AS Jadi Penengah Israel Hizbullah, Upayakan Gencatan Senjata Selama 60 Hari

Amerika Serikat berupaya agar tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Baca Selengkapnya

Hizbullah: Kami Tak Akan Mengemis ke Israel Demi Gencatan Senjata

10 jam lalu

Hizbullah: Kami Tak Akan Mengemis ke Israel Demi Gencatan Senjata

Pemimpin baru Hizbullah mengatakan tak akan mengemis ke Israel.

Baca Selengkapnya

Naim Qassem Pimpin Hizbullah Gantikan Hassan Nasrallah, Menhan Israel: Tidak Akan Lama, Hitung Mundur Dimulai

10 jam lalu

Naim Qassem Pimpin Hizbullah Gantikan Hassan Nasrallah, Menhan Israel: Tidak Akan Lama, Hitung Mundur Dimulai

Naim Qassem terpilih sebagai pimpjnan Hizbullah menggantikan Hassan Nasrallah. Bagaimana komentar Israel?

Baca Selengkapnya

Berupaya Selamatkan UNRWA, Norwegia Desak ICJ Klarifikasi Kewajiban Israel

11 jam lalu

Berupaya Selamatkan UNRWA, Norwegia Desak ICJ Klarifikasi Kewajiban Israel

'Tidak ada negara, termasuk Israel, yang dapat melampaui kewajibannya berdasarkan hukum internasional,' kata menteri luar negeri Norwegia

Baca Selengkapnya

Israel Serang Situs Warisan Dunia UNESCO di Lebanon

12 jam lalu

Israel Serang Situs Warisan Dunia UNESCO di Lebanon

Pasukan Israel mengancam menyerang situs Warisan Dunia UNESCO berupa reruntuhan kuno Romawi di Lebanon

Baca Selengkapnya