Uni Eropa dan ASEAN Sepakati Kerja Sama Manajemen Bencana

Kamis, 17 Oktober 2024 14:08 WIB

Komisioner Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenari (kiri) dan Executive Director of the AHA Centre Lee Yam Ming (kanan) menandatangani kesepakatan manajemen krisis antara Uni Eropa dan ASEAN di kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan, Kamis 17 Oktober 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa dan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) menandatangani perjanjian baru tentang manajemen bencana pada Kamis 17 Oktober 2024 di kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan.

Penandatanganan itu dilakukan oleh Komisioner Eropa untuk Manajemen Krisis, Janez Lenari, dan, Direktur Eksekutif ASEAN's Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Centre), Lee Yam Ming.

Divisi Bantuan Kemanusiaan dan Perlindungan Sipil Komisi Eropa (DG ECHO) turut hadir dalam penandatanganan itu. Selain itu, Perwakilan Tetap Brunei Darussalam untuk ASEAN, Latifah Zaini, juga membuka perjanjian itu.

Sedangkan Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Urusan Komunitas dan Perusahaan, Nararya Soeprapto, menjadi saksi saat penandatanganan dilakukan.

"Perjanjian ini merupakan bukti bagaimana kerja sama yang konkret dan berorientasi pada hasil dapat memperkuat upaya manajemen bencana dan respons darurat di berbagai belahan dunia," kata Janez.

Advertising
Advertising

Janez mengatakan Uni Eropa merasa bangga karena telah menjadi mitra jangka panjang ASEAN dan AHA Centre sejak awal berdirinya organisasi itu.

"Selama bertahun-tahun, AHA Centre telah menjadi pusat pengetahuan tentang manajemen bencana di ASEAN,” ujarnya.

Berkenaan dengan itu, Lee Yam Ming menuturkan bahwa perjanjian antara Uni Eropa dan ASEAN ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kemitraan dua kawasan di bidang manajemen bencana dan tanggap darurat.

Lee berharap DG ECHO yang merepresentasikan Uni Eropa dan AHA Center yang mewakili ASEAN dapat meningkatkan kecepatan, memperluas skala, dan memperkuat solidaritas dalam menanggapi keadaan darurat.

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan rekan-rekan kami dari Eropa dalam mewujudkan komunitas global yang lebih tangguh terhadap bencana," tutur Lee.

Adapun perjanjian ini akan memperkuat kerja sama antara Uni Eropa dan negara-negara ASEAN dalam kesiapsiagaan dan respons terhadap bencana melalui tiga program, yakni pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik antara ASEAN dan Uni Eropa; penempatan dan pertukaran pakar; serta pengembangan program pelatihan.

Dalam waktu belakangan, Uni Eropa juga telah mendampingi pengembangan AHA Centre melalui program dukungan jangka panjang yang bertajuk “Program Terpadu dalam Meningkatkan Kapasitas AHA Centre dan Mekanisme Tanggap Darurat ASEAN” atau EU-SAHA.

Dengan kontribusi pendanaan Uni Eropa sebesar €7,2 juta untuk periode 2020-2025, EU-SAHA mendukung empat bidang sebagai berikut:
1. Memperkuat kapasitas kelembagaan, kebijakan perusahaan, dan manajemen Pusat AHA;
2. Meningkatkan kapasitas operasional Pusat AHA dalam memantau, mempersiapkan, dan menanggapi bencana;
3. Meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas Respons-Sebagai-Satu ASEAN; dan
4. Meningkatkan profesionalisme melalui standar dan sertifikasi.

Pilihan Editor: Indonesia Gandeng IOM dan Uni Eropa Luncurkan Indeks Risiko Pengungsian Akibat Iklim

Berita terkait

ASEAN Soroti Pentingnya Sentralitas dalam Urusan Regional dan Global

8 jam lalu

ASEAN Soroti Pentingnya Sentralitas dalam Urusan Regional dan Global

ASEAN sepakat mengadopsi deklarasi tentang pengembangan rencana strategis untuk melaksanakan Visi Komunitas ASEAN 2045

Baca Selengkapnya

Irlandia Desak Uni Eropa Tinjau Perjanjian Dagang dengan Israel

9 jam lalu

Irlandia Desak Uni Eropa Tinjau Perjanjian Dagang dengan Israel

PM Irlandia Simon Harris mengatakan bahwa negara-negara Uni Eropa berkewajiban meninjau perjanjian yang mendefinisikan hubungan dagang dengan Israel

Baca Selengkapnya

Dokumen Akhir KTT Asia Timur Belum Diadopsi, Rusia Sebut Gara-gara Amerika Serikat

9 jam lalu

Dokumen Akhir KTT Asia Timur Belum Diadopsi, Rusia Sebut Gara-gara Amerika Serikat

Alasan dokumen pernyataan akhir KTT Asia Timur belum dapat diadopsi adalah karena Rusia menyebut ada upaya memasukkan geopolitik ke dokumen itu

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Kucurkan Rp16 M untuk Program RICD di Indonesia

11 jam lalu

Uni Eropa Kucurkan Rp16 M untuk Program RICD di Indonesia

Uni Eropa memberikan dana sebesar 1 juta untuk RICD yakni perangkat yang dirancang untuk mengantisipasi, dan merespons pengungsian akibat iklim

Baca Selengkapnya

Indonesia Gandeng IOM dan Uni Eropa Luncurkan Indeks Risiko Pengungsian Akibat Iklim

13 jam lalu

Indonesia Gandeng IOM dan Uni Eropa Luncurkan Indeks Risiko Pengungsian Akibat Iklim

Indonesia meluncurkan Indeks Risiko Perpindahan Akibat Iklim atau Risk Index for Climate Displacement (RICD) bersama IOM dan Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Isu Myanmar Jadi Fokus KTT ASEAN di Laos

1 hari lalu

Isu Myanmar Jadi Fokus KTT ASEAN di Laos

Para pemimpin negara ASEAN menaruh perhatian terhadap konflik di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Sekjen Tekankan Peran Penting ASEAN di Kawasan Regional dan Global

1 hari lalu

Sekjen Tekankan Peran Penting ASEAN di Kawasan Regional dan Global

ASEAN diharapkan bisa berperan dalam menjalin hubungan dengan negara-negara berpengaruh di dunia.

Baca Selengkapnya

Sekjen Dorong Keanggotaan Penuh Timor Leste di ASEAN

1 hari lalu

Sekjen Dorong Keanggotaan Penuh Timor Leste di ASEAN

Sekjen ASEAN mengungkapkan bahwa pemimpin negara-negara anggota ASEAN mendukung keanggotaan penuh Timor Leste.

Baca Selengkapnya

Sekjen ASEAN Tekankan Netralitas di Tengah Kekuatan Besar Global

1 hari lalu

Sekjen ASEAN Tekankan Netralitas di Tengah Kekuatan Besar Global

Sekjen ASEAN menekankan komitmen agar organisasinya tetap bersikap netral di tengah kekuatan besar global.

Baca Selengkapnya

Sekjen ASEAN Sebut KTT di Laos Hasilkan 91 Dokumen Kesepakatan

1 hari lalu

Sekjen ASEAN Sebut KTT di Laos Hasilkan 91 Dokumen Kesepakatan

Sekjen ASEAN menyebut sekitar 91 dokumen kesepakatan telah dihasilkan dalam KTT ASEAN di Laos.

Baca Selengkapnya