Mengapa Israel Melarang Jurnalis Asing Melaporkan dari Wilayah Pendudukan?
Editor
Ida Rosdalina
Rabu, 25 September 2024 15:03 WIB
Mengapa Israel melarang jurnalis asing melaporkan?
Diberitakan Times of Israel awal tahun ini, Pengadilan Tinggi memutuskan bahwa militer Israel boleh terus melarang jurnalis asing untuk mengakses Jalur Gaza. Hanya warga Gaza atau koresponden yang ditemani oleh tentara yang dapat melaporkan dari dalam daerah kantong tersebut.
Dalam putusannya, hakim Pengadilan Tinggi Ruth Ronen, Khaled Kabub, dan Daphne Barak-Erez menerima sikap Kementerian Pertahanan bahwa kunjungan yang dikawal tersebut merupakan langkah yang tepat untuk kebebasan pers mengingat "kekhawatiran keamanan yang ekstrem saat ini dan ancaman keamanan konkret yang menyertai pemberian izin masuk bagi jurnalis independen."
Putusan itu menyatakan bahwa mengoperasikan penyeberangan perbatasan bagi jurnalis asing akan menimbulkan beban yang tidak semestinya pada sumber daya IDF di masa perang.
Penyeberangan Erez, yang sebelumnya digunakan oleh para jurnalis, rusak parah pada 7 Oktober dan masih belum dapat dioperasikan, menurut tentara.
Mereka juga mengutip kekhawatiran bahwa mengizinkan wartawan asing untuk bergerak di sekitar Gaza secara independen dapat membahayakan pasukan atau menyebabkan posisi mereka terancam.
Asosiasi Pers Asing, yang telah mengajukan petisi untuk memaksa Pasukan Pertahanan Israel membuka penyeberangan ke Jalur Gaza agar wartawan non-Israel dapat masuk, mengecam keputusan tersebut pada hari Selasa, dengan mengatakan bahwa "larangan terhadap akses pers asing yang independen ke Gaza ... [belum pernah terjadi sebelumnya]."
Mengapa Israel takut mengizinkan wartawan asing masuk ke Gaza?
Dalam editorialnya, Haaretz pada 11 September 2024, mempertanyakan: Mengapa Israel takut mengizinkan wartawan asing masuk ke Gaza? Apa yang disembunyikan?
Surat kabar itu menyebutkan sebelas bulan perang, bisa dikatakan bahwa situasi yang digunakan Israel untuk membenarkan pelarangan media dari Gaza sudah tidak berlaku lagi, dan mereka harus mengizinkan masuknya jurnalis asing agar bisa meliput perang dengan baik.
Sebagai akibat dari kontrol Israel atas penyeberangan perbatasan, yang semakin ketat sejak perebutan Rafah, tidak ada wartawan asing yang bisa menginjakkan kaki di Jalur Gaza tanpa persetujuan negara.
Menurut Haaretz, larangan masuk bagi wartawan asing tanpa pengawalan dari Unit Juru Bicara IDF sangat merusak kemampuan untuk melaporkan secara independen dan juga hak publik di Israel dan di seluruh dunia untuk mengetahui apa yang terjadi di Gaza.
Peran seorang jurnalis adalah berada di lapangan, berbicara langsung dengan orang-orang dan tidak hanya melalui juru bicara atas nama kepentingan pribadi, merasakan atmosfer dan melaporkan berbagai peristiwa. Tidak ada perbandingan antara pelaporan tanpa perantara di lapangan dengan pelaporan melalui pihak ketiga, wawancara melalui telepon, dan analisis yang dilakukan dengan bantuan gambar diam atau video.
Pilihan Editor: Perang Israel-Hizbullah Berpotensi Picu Konflik Lebih Luas, Begini Sejarahnya