Siswa Jepang Tewas Ditikam di China, Picu Krisis Diplomatik

Reporter

Tempo.co

Kamis, 19 September 2024 17:56 WIB

Prajurit Tiongkok menghadiri latihan pengendalian massa di Shenzhen Bay Sports Center di Shenzhen, Cina, Jumat, 16 Agustus 2019. Latihan ini digelar di sebuah stadion yang terletak di seberang perairan Hong Kong dan dekat jembatan yang melintasi perbatasan. REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang siswa Jepang berusia 10 tahun meninggal satu hari setelah ditikam di dekat sekolahnya di China selatan. Anak laki-laki tersebut, yang bersekolah di Sekolah Jepang Shenzhen, meninggal karena luka-lukanya pada Kamis 19 September 2024, kata pejabat Jepang.

Penyerangnya, seorang pria berusia 44 tahun bermarga Zhong, ditangkap di tempat, kata polisi setempat.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyebut serangan itu "sangat tercela" dan mengatakan Tokyo "sangat mendesak" Beijing untuk memberikan penjelasan "sesegera mungkin".

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan kasus tersebut sedang diselidiki. Ia menambahkah Beijing dan Tokyo sedang “berkomunikasi”.

“China menyampaikan penyesalan dan kesedihannya atas terjadinya insiden malang seperti ini,” katanya kepada wartawan pada konferensi pers pada Kamis.

Advertising
Advertising

Lin juga membenarkan bahwa anak laki-laki tersebut adalah warga negara Jepang dengan ayah berkewarganegaraan Jepang dan ibu berkebangsaan China.

Motif serangan itu belum diketahui. Namun beberapa pengamat menyatakan kekhawatirannya bahwa sentimen nasionalis di China mungkin akan meluas menjadi peningkatan kekerasan terhadap orang asing.

Pada Juni, seorang pria menargetkan seorang ibu asal Jepang dan anaknya di Kota Suzhou di bagian timur. Serangan itu juga terjadi di dekat sekolah Jepang dan menyebabkan kematian seorang warga negara China yang berusaha melindungi ibu dan putranya.

Sebelumnya pada Juni, empat guru Amerika ditikam di kota Jilin di bagian utara.

Beijing menggambarkan semua serangan ini – termasuk yang terjadi pada Rabu – sebagai “insiden tersendiri”. Dan pada Rabu, Lin mengatakan China akan terus “melindungi keselamatan semua orang asing di negaranya”.

Kedutaan Besar Jepang di Beijing meminta pemerintah China untuk “mencegah insiden serupa terjadi lagi”.

Beberapa orang berpendapat bahwa penikaman itu terjadi pada peringatan Insiden Mukden yang terkenal kejam, ketika Jepang memalsukan ledakan untuk membenarkan invasinya ke Manchuria pada 1931, sehingga memicu perang selama 14 tahun dengan China.

Hubungan kedua negara telah lama berlangsung sengit. Selama beberapa dekade, kedua belah pihak telah berselisih mengenai sejumlah isu, mulai dari keluhan sejarah hingga sengketa wilayah.

Seorang mantan diplomat Jepang mengatakan serangan pada Rabu di Shenzhen adalah “akibat dari pendidikan anti-Jepang selama bertahun-tahun” di sekolah-sekolah China.

“Hal ini telah mengorbankan nyawa berharga seorang anak Jepang,” Shingo Yamagami, mantan duta besar Jepang untuk Australia, menulis di X.

Beberapa sekolah Jepang di China telah menghubungi orang tua siswa dan membuat mereka waspada setelah terjadinya penikaman tersebut.

Sekolah Jepang Guangzhou membatalkan beberapa kegiatan dan memperingatkan agar tidak berbicara bahasa Jepang dengan suara keras di depan umum.

Awal tahun ini, pemerintah Jepang meminta sekitar US$2,5 juta untuk menyewa penjaga keamanan bus sekolah di China.

Pilihan Editor: 4 Tenaga Pendidik Amerika Serikat Ditikam di Cina

REUTERS

Berita terkait

PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

10 jam lalu

PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

Sebuah komite PBB mengecam pelanggaran berat yang dilakukan Israel terhadap Konvensi Hak Anak terhadap anak Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

32 Orang Tewas dan Ribuan Warga Lebanon Terluka dalam 2 Gelombang Ledakan Perangkat Nirkabel

11 jam lalu

32 Orang Tewas dan Ribuan Warga Lebanon Terluka dalam 2 Gelombang Ledakan Perangkat Nirkabel

Hizbullah menuduh Israel berada di balik ledakan alat komunikasi baik pager hingga walkie talkie di Lebanon

Baca Selengkapnya

Jadwal, Syarat, dan Cara Daftar KJP Plus Tahap II Tahun 2024

17 jam lalu

Jadwal, Syarat, dan Cara Daftar KJP Plus Tahap II Tahun 2024

Disdik DKI Jakarta resmi membuka pendaftaran KJP Plus Tahap II Tahun 2024. Ketahui jadwal, ketentuan, dan prosedurnya.

Baca Selengkapnya

Mariah Carey Bawa Anak Liburan ke Tembok Besar Cina, Intip Sejarah Situs Warisan Dunia Ini

1 hari lalu

Mariah Carey Bawa Anak Liburan ke Tembok Besar Cina, Intip Sejarah Situs Warisan Dunia Ini

Dikenal sebagai salah satu keajaiban dunia, Tembok Besar Cina diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

1 hari lalu

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon

Baca Selengkapnya

Israel Tanam Bahan Peledak di 5.000 Pager yang Diimpor ke Lebanon

1 hari lalu

Israel Tanam Bahan Peledak di 5.000 Pager yang Diimpor ke Lebanon

Ledakan pager di Lebanon sebabkan lebih dari 300 orang kehilangan kedua tangannya, 150 hancur perutnya dan sejumlah orang kehilangan mata

Baca Selengkapnya

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

1 hari lalu

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

Hizbullah bersumpah memberikan "hukuman yang adil" kepada Israel menyusul serangkaian ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon.

Baca Selengkapnya

Aktris Asia Pertama yang Raih Emmy Awards, Siapa Anna Sawai?

1 hari lalu

Aktris Asia Pertama yang Raih Emmy Awards, Siapa Anna Sawai?

Ini adalah kali pertama Anna Sawai dinominasikan di ajang Emmy Award, sekaligus kemenangan pertamanya.

Baca Selengkapnya

Cetak Rekor 18 Penghargaan di Emmy Awards, Ini 5 Fakta Serial Shogun

1 hari lalu

Cetak Rekor 18 Penghargaan di Emmy Awards, Ini 5 Fakta Serial Shogun

Shogun adalah film yang luar biasa, berhasil memikat penonton dengan alur cerita yang mendalam, visual yang menakjubkan, dan penampilan aktor yang luar biasa.

Baca Selengkapnya

Jepang Bangun Superkomputer Zeta, 1.000 Kali Kecepatan Superkomputer Frontier Amerika

1 hari lalu

Jepang Bangun Superkomputer Zeta, 1.000 Kali Kecepatan Superkomputer Frontier Amerika

Superkomputer ini diharapkan dapat membantu Jepang untuk tetap tampil kompetitif menyikapi kemajuan penelitian ilmiah dan kecerdasan buatan (AI).

Baca Selengkapnya