Hizbullah Gempur Israel Pertama Kali Sejak Ledakan Pager

Reporter

Kamis, 19 September 2024 14:00 WIB

Intersepsi roket yang diluncurkan dari Lebanon ke Israel melewati perbatasan terlihat di dekat perbatasan Israel dengan Lebanon, di sisi Israel pada 16 September 2024. REUTERS/Ayal Margolin

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok militan Hizbullah mengatakan pada Rabu bahwa mereka menyerang posisi artileri Israel dengan roket dalam serangan pertama sejak ledakan pager yang melukai ribuan anggotanya di Lebanon. Serangan Hizbullah itu meningkatkan prospek perang Timur Tengah yang lebih luas.

Badan mata-mata Israel Mossad, yang memiliki sejarah panjang operasi canggih di tanah asing, menanam bahan peledak di dalam pager yang diimpor oleh Hizbullah beberapa bulan sebelum ledakan hari Selasa, sumber keamanan senior Lebanon dan sumber lain mengatakan kepada Reuters. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 12, termasuk dua anak-anak, menurut Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad mengatakan pada hari Rabu. Serangan hari Selasa melukai hampir 3.000 orang, termasuk banyak pejuang kelompok militan dan utusan Iran untuk Beirut.

Tidak ada kabar kapan Hizbullah meluncurkan serangan roket terbarunya. Hizbullah biasanya mengumumkan serangan semacam itu segera setelah melakukannya, yang menunjukkan bahwa mereka menembaki posisi artileri Israel pada hari Rabu.

Hizbullah telah bersumpah untuk membalas tindakan Israel. Meski sampai hari ini belum ada komentar resmi dari militer Israel terkait ledakan itu. Kedua belah pihak telah terlibat dalam perang lintas batas sejak konflik Gaza meletus Oktober lalu, yang memicu kekhawatiran akan konflik Timur Tengah yang lebih luas yang dapat menyeret Amerika Serikat dan Iran.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menuduh Israel mendorong Timur Tengah ke ambang perang regional. "Hizbullah ingin menghindari perang habis-habisan. Mereka masih ingin menghindarinya. Tetapi mengingat skalanya, dampaknya terhadap keluarga, terhadap warga sipil, akan ada tekanan untuk tanggapan yang lebih kuat," kata Mohanad Hage Ali dari Carnegie Middle East Center.

Advertising
Advertising

Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan terus mendukung Hamas di Gaza. Seorang pejabat Hizbullah mengatakan ledakan itu adalah pelanggaran keamanan terbesar terhadap kelompok tersebut dalam sejarah.

Rekaman dari rumah sakit menunjukkan orang-orang dengan berbagai luka, beberapa di wajah, beberapa dengan jari yang hilang dan luka menganga di pinggul tempat pager kemungkinan dikenakan. Beberapa sumber mengatakan bahwa ledakan pager tampaknya telah direncanakan selama berbulan-bulan. Rencana tersebut menyusul serangkaian pembunuhan terhadap komandan dan pemimpin Hizbullah dan Hamas yang dituduhkan kepada Israel sejak dimulainya perang Gaza.

Setelah ledakan pager, walkie talkie yang menjadi sarana berkomunikasi anggota Hizbullah, juga meledak di banyak wilayah di Lebanon. Sebanyak 20 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

REUTERS

Pilihan editor: Arab Saudi Tolak Hubungan dengan Israel Tanpa Palestina Merdeka

Berita terkait

Kata Perusahaan Walkie Talkie Icom dan Pager Gold Apollo Atas Kejadian di Lebanon

1 jam lalu

Kata Perusahaan Walkie Talkie Icom dan Pager Gold Apollo Atas Kejadian di Lebanon

Icom mengaku tak bisa memastikan apakah perangkat walkie talkie IC-V82, yang tiba-tiba ramai meledak di Lebanon pada Rabu lalu, benar unit oriisina

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Walkie Talkie Hizbullah Lebanon yang Meledak dan Menewaskan 25 Orang

9 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Walkie Talkie Hizbullah Lebanon yang Meledak dan Menewaskan 25 Orang

Cara kerja walkie talkie yang digunakan Hizbullah Lebanon hanya bisa digunakan dalam jarak dekat.

Baca Selengkapnya

PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

9 jam lalu

PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

Sebuah komite PBB mengecam pelanggaran berat yang dilakukan Israel terhadap Konvensi Hak Anak terhadap anak Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Teror Lewat Pager dan Walkie Talkie di Lebanon, Dosen Binus Bandingkan dengan Serangan Stuxnet ke Iran

10 jam lalu

Teror Lewat Pager dan Walkie Talkie di Lebanon, Dosen Binus Bandingkan dengan Serangan Stuxnet ke Iran

Dugaan teror di Lebanon dengan serangan Stuxnet ke Iran disebutnya memiliki karakter yang berbeda 180 derajat. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Bulgaria Selidiki Perusahaan Pager terkait Ledakan di Lebanon

10 jam lalu

Bulgaria Selidiki Perusahaan Pager terkait Ledakan di Lebanon

Bulgaria akan menyelidiki sebuah perusahaan yang terkait dengan penjualan pager ke kelompok Hizbullah Lebanon.

Baca Selengkapnya

32 Orang Tewas dan Ribuan Warga Lebanon Terluka dalam 2 Gelombang Ledakan Perangkat Nirkabel

11 jam lalu

32 Orang Tewas dan Ribuan Warga Lebanon Terluka dalam 2 Gelombang Ledakan Perangkat Nirkabel

Hizbullah menuduh Israel berada di balik ledakan alat komunikasi baik pager hingga walkie talkie di Lebanon

Baca Selengkapnya

Teror di Lebanon, Ini Fungsi dan Cara Kerja serta Aplikasi Walkie Talkie

11 jam lalu

Teror di Lebanon, Ini Fungsi dan Cara Kerja serta Aplikasi Walkie Talkie

Lebih dari penyeranta, walkie talkie masih luas digunakan hingga saat ini. Nilai penjualannya pada 2023 lalu sebesar 6,45 miliar dolar Amerika.

Baca Selengkapnya

Israel Buka Suara Soal Ledakan Pager dan Walkie Talkie: Era Baru Perang Dimulai!

13 jam lalu

Israel Buka Suara Soal Ledakan Pager dan Walkie Talkie: Era Baru Perang Dimulai!

Israel akhirnya buka suara soal ledakan pager dan walkie talkie yang menyerang kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Siapa Pembuat Pager Hizbullah yang Meledak?

14 jam lalu

Siapa Pembuat Pager Hizbullah yang Meledak?

Ratusan pager milik kelompok Hizbullah meledak di Lebanon pada Selasa, 17 September 2024. Siapa pembuat pager Hizbullah yang meledak?

Baca Selengkapnya

124 Negara Anggota PBB Sepakat Pendudukan Israel di Palestina Harus Berakhir

14 jam lalu

124 Negara Anggota PBB Sepakat Pendudukan Israel di Palestina Harus Berakhir

Sidang umum PBB akhirnya menyetujui resolusi bahwa Israel harus hengkang dari Palestina paling lambat tahun depan.

Baca Selengkapnya