Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

Reporter

Linda Lestari

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 19 September 2024 06:05 WIB

Ilustrasi TPPO. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat baru-baru ini memasukkan Brunei Darussalam dan Sudan ke Tingkat 3 pada Laporan Perdagangan Orang tahunan. Hal ini dapat membuat negara tersebut dikenai sanksi atau pemotongan bantuan AS.

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia dan tidak mematuhi Undang-Undang Perlindungan Korban Perdagangan Manusia AS tahun 2000.

"Di seluruh dunia, diperkirakan 27 juta orang dieksploitasi untuk pekerjaan, layanan, dan seks komersial. Melalui kekerasan, penipuan, dan paksaan, mereka dipaksa bekerja keras di ladang dan pabrik, di restoran dan tempat tinggal. Para pedagang manusia memangsa sebagian individu yang paling terpinggirkan dan rentan di dunia mengambil untung dari penderitaan mereka,” kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pesan kepada para pembaca laporan tersebut dikutip dari Voice of Amerika.

Brunei Darussalam dilaporkan tidak menghukum satu pun pelaku perdagangan manusia selama tujuh tahun berturut-turut, dan AS menuduh bahwa negara tersebut mungkin telah menghukum korban perdagangan manusia melalui penuntutan atau deportasi.

Dilaporkan juga bahwa selama dua tahun berturut-turut, Brunei tidak mengidentifikasi satu pun korban perdagangan manusia. Laporan itu menambahkan, korupsi dan keterlibatan pejabat dalam kejahatan perdagangan manusia tetap menjadi perhatian penting, yang menghambat tindakan penegakan hukum.

Advertising
Advertising

“Korupsi terus menjadi alat utama para penyelundup manusia. Pejabat pemerintah yang terlibat mungkin menutup mata terhadap kegiatan terlarang, memberikan dokumen palsu kepada para pekerja, dan memberi tahu para penyelundup manusia tentang rencana penggerebekan. Korupsi memungkinkan para penyelundup manusia untuk terus bertindak tanpa hukuman,” kata Antony Blinken dikutip dari The Diplomat.

Secara khusus, hal itu menghambat upaya untuk membantu ribuan orang termasuk anak-anak yang diperdagangkan ke tempat hiburan, pabrik batu bata, dan operasi penipuan daring, yang terakhir telah berkembang ke skala yang sangat besar pada tahun 2022.

"Pihak berwenang sering kali mengabaikan, menyangkal, atau meremehkan pelanggaran ketenagakerjaan termasuk kerja paksa anak di pabrik batu bata dan berkolusi dengan produsen batu bata untuk menangkap, memenjarakan, dan memulangkan buruh kontrak yang telah berusaha melarikan diri," kata laporan itu.

Dikutip dari The New Arab, Brunei Darussalam juga dilaporkan telah mempublikasikan upaya untuk menangkap pekerja yang melarikan diri, dengan memukuli sebagian dari mereka yang tertangkap.


VOA NEWS | THE DIPLOMAT | NEW ARAB
Pilihan editor: Hasil Piala AFF U-19 2024, Timnas U-19 Thailand Kalahkan Brunei Darussalam Skor 6-0

Berita terkait

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

9 jam lalu

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal

Baca Selengkapnya

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

11 jam lalu

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

Central Intelligence Agency (CIA) sering disamakan dengan The Federal Bureau of Investigation (FBI). Apa beda keduanya?

Baca Selengkapnya

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

16 jam lalu

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

1 hari lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

1 hari lalu

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

Juru bicara Kaesang Pangarep, Francine Widjojo, menegaskan Kaesang menaiki jet pribadi bersama teman atau pemilik dari pesawat tersebut.

Baca Selengkapnya

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

1 hari lalu

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

1 hari lalu

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon

Baca Selengkapnya

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

1 hari lalu

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

Hizbullah bersumpah memberikan "hukuman yang adil" kepada Israel menyusul serangkaian ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon.

Baca Selengkapnya

Gold Apollo Membantah Membuat Pager yang Digunakan dalam Ledakan Lebanon

1 hari lalu

Gold Apollo Membantah Membuat Pager yang Digunakan dalam Ledakan Lebanon

Perusahaan Gold Apollo Taiwan membantah membuat pager yang digunakan dalam peledakan di Lebanon pada Selasa.

Baca Selengkapnya

Media Israel: Netanyahu Setujui Serangan Ledakan Pager di Lebanon

1 hari lalu

Media Israel: Netanyahu Setujui Serangan Ledakan Pager di Lebanon

Laporan outlet berita Israel Walla menunjukkan keterlibatan Israel dalam ledakan pager Lebanon yang menewaskan 9 orang dan melukai 2.750 orang

Baca Selengkapnya