Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

Reporter

Minggu, 15 September 2024 19:00 WIB

Foto udara menunjukkan banjir akibat Topan Yagi di provinsi utara Chiang Rai, Thailand, 12 September 2024. Setelah menghantam Vietnam, Topan Yagi bergerak ke Thailand hingga mengirimkan angin kecang, banjir dan tanah longsor. REUTERS/Boonwed Saetiow

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala junta Myanmar mengajukan permintaan langka pada Sabtu, 14 September 2024. Junta meminta bantuan asing untuk mengatasi banjir mematikan yang telah menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi. Banjir membuat rakyat Myanmar yang telah menderita perang selama tiga tahun, kian sengsara.

Banjir dan tanah longsor telah menewaskan hampir 300 orang di Myanmar, Vietnam, Laos dan Thailand akibat Topan Yagi, yang mengakibatkan hujan lebat ketika melanda wilayah tersebut akhir pekan lalu. Di Myanmar, lebih dari 235.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat banjir, kata junta pada hari Jumat.

Di Taungoo, sekitar satu jam di selatan ibu kota Naypyidaw, penduduk mendayung rakit darurat di atas banjir yang mencapai atap beberapa bangunan. Sekitar 300 orang berlindung di sebuah biara di dataran tinggi di desa terdekat.

"Kami dikelilingi oleh air dan kami tidak memiliki cukup makanan untuk semua orang," kata seorang pria. "Kami membutuhkan makanan, air, dan obat-obatan sebagai prioritas."

Di luar kuil lain, para biarawati Buddha berjubah merah muda dan oranye berjalan melewati air setinggi lutut. "Saya kehilangan padi, ayam, dan bebek," kata petani Naing Tun, yang telah membawa ketiga sapinya ke dataran tinggi dekat Taungoo setelah banjir menggenangi desanya.

Advertising
Advertising

"Saya tidak peduli dengan barang-barang lainnya. Tidak ada yang lebih penting daripada kehidupan manusia dan hewan," katanya.

Jumlah korban tewas akibat banjir di Myanmar meningkat menjadi 74 hingga Jumat malam, menurut laporan media pemerintah pada Minggu. Operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung, dengan sedikitnya 89 orang hilang hingga Jumat malam.

Myanmar telah dilanda kekacauan sejak kudeta militer pada Februari 2021 dan kekerasan telah melanda sebagian besar wilayah negara miskin itu. Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan hujan badai tersebut terutama mempengaruhi ibu kota Naypyidaw, serta wilayah Mandalay, Magway, dan Bago, bersama dengan negara bagian Shan timur dan selatan, negara bagian Mon, Kayah, dan Kayin.

"Myanmar Tengah saat ini merupakan wilayah yang paling terkena dampak, dengan banyak sungai dan anak sungai mengalir turun dari perbukitan Shan," kata OCHA kepada Reuters melalui email.

Media pemerintah juga melaporkan bahwa lima bendungan, empat pagoda, dan lebih dari 65.000 rumah hancur akibat banjir. Sekitar sepertiga dari 55 juta penduduk Myanmar membutuhkan bantuan kemanusiaan tetapi banyak lembaga bantuan, seperti Komite Palang Merah Internasional, tidak dapat beroperasi di banyak daerah karena pembatasan akses dan risiko keamanan.

CNA | REUTERS

Pilihan editor: Pemukim Ilegal Israel Racuni Ternak Palestina di Tepi Barat

Berita terkait

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

2 jam lalu

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal

Baca Selengkapnya

Jumlah Korban Tewas Akibat Banjir di Eropa Bertambah

16 jam lalu

Jumlah Korban Tewas Akibat Banjir di Eropa Bertambah

Air mulai naik di sejumlah titik area baru, bahkan di Republik Cek ada korban tewas. Ini adalah musibah banjir terburuk di Eropa dalam 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Arena Panahan PON 2024 Porak-poranda Dihempas Hujan Badai

1 hari lalu

Arena Panahan PON 2024 Porak-poranda Dihempas Hujan Badai

Arena pertandingan panahan porak-poranda dihempas hujan badai seusai babak semifinal nomor nasional putra dan putri PON 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir di Eropa Tengah Meluas, Polandia hingga Rumania Tergenang

1 hari lalu

Banjir di Eropa Tengah Meluas, Polandia hingga Rumania Tergenang

Eropa tengah dilanda banjir yang meluas dari Polandia hingga ke Rumania.

Baca Selengkapnya

Eropa Tengah Dilanda Bencana Banjir, Berikut Fakta-faktanya

1 hari lalu

Eropa Tengah Dilanda Bencana Banjir, Berikut Fakta-faktanya

Eropa Tengah menghadapi bencana banjir, antara lain di Polandia, Austria, Ceko. Banyak korban berjatuhan dalam bencana alam ini.

Baca Selengkapnya

Warga Polandia Bangun Tembok Karung Pasir untuk Menghalau Banjir

2 hari lalu

Warga Polandia Bangun Tembok Karung Pasir untuk Menghalau Banjir

Relawan di Kota Nysa, Polandia, pada Selasa, 17 September 2024, bergotong-royong memperkuat tembok buatan untuk menghalau banjir

Baca Selengkapnya

Vietnam Kembali Diproyeksi Bakal Disapu Badai Tropis

2 hari lalu

Vietnam Kembali Diproyeksi Bakal Disapu Badai Tropis

Vietnam bersiap menghadapi banjir bandang setelah sebuah depresi tropis diperkirakan menguat hingga menjadi sebuah badai

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

2 hari lalu

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pengetatan untuk cegah pekerja migran ilegal ke 3 negara tujuan itu karena marak kasus judi online.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

2 hari lalu

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.

Baca Selengkapnya

Warga di Republik Cek dan Polandia yang Terdampak Banjir Dievakuasi

2 hari lalu

Warga di Republik Cek dan Polandia yang Terdampak Banjir Dievakuasi

Warga di beberapa area di Polandia dan Republik Cek pada Senin, 16 September 2024, bergegas mengevakuasikan diri dari bahaya banjir

Baca Selengkapnya