Mantan Bos Shin Bet: Rakyat Palestina Punya Hak untuk Mempertahankan Tanah Mereka

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Sabtu, 14 September 2024 11:08 WIB

Ami Ayalon. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Shin Bet Israel, Ami Ayalon, membela hak warga Palestina untuk melawan pendudukan dengan mengatakan bahwa jika ia adalah seorang Palestina, ia "akan bertarung tanpa batas melawan mereka yang mencuri tanah saya."

"Sejauh yang mereka [warga Palestina] ketahui, mereka telah kehilangan tanah mereka, jadi ketika mereka bertanya kepada saya jika saya adalah orang Palestina, apa yang akan saya lakukan, saya katakan: Jika seseorang mencuri tanah saya, Tanah Israel, saya akan melawannya tanpa batas," kata Ayalon dalam sebuah wawancara dengan surat kabar lokal Maariv, yang kutipannya diterbitkan kemarin menjelang rilis wawancara lengkap, Jumat, 13 September 2024.

Dilansir Middle East Monitor, Ayalon merujuk pada pidato mantan menteri luar negeri dan pemimpin militer Moshe Dayan saat pemakaman tentara Israel Roi Rotenberg yang mengatakan bahwa warga Israel "tidak bisa menyalahkan" warga Palestina yang membunuh Rotenberg pada 1956.

"Orang-orang Palestina melihat diri mereka sendiri sebagai sebuah bangsa. Salah satu tragedi kami adalah kami melihat mereka sebagai individu. Ada yang baik dan ada yang buruk. Kami pikir jika mereka bisa mencari nafkah dan memberi makan anak-anak mereka, masalahnya akan selesai. Tidak. Mereka bersedia membunuh dan dibunuh bukan hanya untuk makanan. Mereka berbicara tentang mengakhiri pendudukan, tentang kemerdekaan," lanjut Ayalon.

"Orang-orang Palestina tidak menginginkan apa yang diusulkan Israel, dan mereka menginginkan negara Palestina... Kami telah mencuri tanah mereka dan mereka akan melawan kami," katanya.

Advertising
Advertising

Ini bukan pertama kalinya ia berbicara tentang hak-hak rakyat Palestina. Pada Maret 2024, dalam sebuah wawancara untuk film dokumenter ABC News In-depth, ia mengatakan, jika ia adalah seorang Palestina yang tinggal di Tepi Barat atau Gaza, ia akan berperang melawan Israel untuk meraih kemerdekaan dan akan melakukan segala cara untuk mencapainya.

Mantan panglima Angkatan Laut dan mantan anggota Knesset dari Partai Buruh ini menegaskan bahwa Israel mengendalikan kehidupan jutaan orang.

Dalam sebuah wawancara khusus dengan The Guardian beberapa waktu lalu, ia mengatakan Israel tidak akan memiliki keamanan hingga Palestina memiliki negara mereka sendiri. Menurutnya, pihak berwenang Israel juga harus membebaskan Marwan Barghouti, pemimpin intifada kedua yang dipenjara, untuk mengarahkan negosiasi guna mewujudkan negara tersebut.

Ayalon juga mengatakan bahwa menghancurkan Hamas bukanlah tujuan militer yang realistis, dan operasi saat ini di Gaza beresiko mengukuhkan dukungan bagi kelompok tersebut.

"Kami warga Israel akan memiliki keamanan hanya jika mereka, warga Palestina, memiliki harapan. Ini adalah persamaan," katanya. "Dengan kata lain, dalam bahasa militer: Anda tidak dapat menghalangi siapa pun, baik seseorang maupun kelompok, jika dia yakin bahwa dia tidak akan rugi."

Ami Ayalon, 79 tahun, adalah seorang pensiunan laksamana yang juga pernah memimpin angkatan laut Israel dan terluka dalam pertempuran serta mendapat penghargaan atas jasanya.

Pilihan Editor: Jika AS Masih Terus Memveto, Bagaimana Peluang Palestina Menjadi Anggota Penuh PBB?

Berita terkait

Israel Buka Suara Soal Ledakan Pager dan Walkie Talkie: Era Baru Perang Dimulai!

2 jam lalu

Israel Buka Suara Soal Ledakan Pager dan Walkie Talkie: Era Baru Perang Dimulai!

Israel akhirnya buka suara soal ledakan pager dan walkie talkie yang menyerang kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Siapa Pembuat Pager Hizbullah yang Meledak?

3 jam lalu

Siapa Pembuat Pager Hizbullah yang Meledak?

Ratusan pager milik kelompok Hizbullah meledak di Lebanon pada Selasa, 17 September 2024. Siapa pembuat pager Hizbullah yang meledak?

Baca Selengkapnya

124 Negara Anggota PBB Sepakat Pendudukan Israel di Palestina Harus Berakhir

3 jam lalu

124 Negara Anggota PBB Sepakat Pendudukan Israel di Palestina Harus Berakhir

Sidang umum PBB akhirnya menyetujui resolusi bahwa Israel harus hengkang dari Palestina paling lambat tahun depan.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Jepang 10 Tahun Lalu Setop Produksi Walkie Talkie yang Meledak di Lebanon

3 jam lalu

Perusahaan Jepang 10 Tahun Lalu Setop Produksi Walkie Talkie yang Meledak di Lebanon

Perusahaan Jepang ICOM mengaku telah menghentikan produksi walkie talkie yang meledak milik Hizbullah sejak 10 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Gempur Israel Pertama Kali Sejak Ledakan Pager

4 jam lalu

Hizbullah Gempur Israel Pertama Kali Sejak Ledakan Pager

Hizbullah menggempur Israel sejak pertama kali sejak pager meledak serentak.

Baca Selengkapnya

Snowden Kecam Ledakan Pager Hizbullah: Israel Tak Bisa Dibedakan dengan Terorisme

4 jam lalu

Snowden Kecam Ledakan Pager Hizbullah: Israel Tak Bisa Dibedakan dengan Terorisme

Edward Snowden mengecam Israel atas ledakan pager Hizbullah. Ia menyebut Israel teroris.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Hentikan Sementara Ekspor Senjata ke Israel

5 jam lalu

Jerman Disebut Hentikan Sementara Ekspor Senjata ke Israel

Izin ekspor senjata yang diterbitkan Jerman pada tahun ini mengalami penurunan dengan total hanya 14.5 juta euro.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Tolak Hubungan dengan Israel Tanpa Palestina Merdeka

7 jam lalu

Arab Saudi Tolak Hubungan dengan Israel Tanpa Palestina Merdeka

Pangeran MBS mengatakan Arab Saudi tak akan menjalin hubungan dengan Israel hingga Palestina merdeka.

Baca Selengkapnya

Walkie Talkie Hizbullah Meledak Usai Pager, 20 Tewas 450 Orang Terluka

8 jam lalu

Walkie Talkie Hizbullah Meledak Usai Pager, 20 Tewas 450 Orang Terluka

Ledakan walkie talkie milik Hizbullah kembali mengguncang Lebanon. Ratusan orang terluka.

Baca Selengkapnya

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

12 jam lalu

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutuk insiden di mana tank Israel menembaki konvoi yang dipimpin WHO di Gaza

Baca Selengkapnya