PwC Pecat 1.800 Karyawan, PHK Besar Pertama Sejak 2009

Reporter

Tempo.co

Jumat, 13 September 2024 14:39 WIB

Ilustrasi PHK. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga audit PricewaterhouseCoopers atau PwC berencana memberhentikan sekitar 1.800 karyawan di Amerika Serikat. Pemutusan hubungan kerja ini adalah gelombang terbesar pertama sejak 2009.

Pemutusan hubungan kerja tersebut, yang memengaruhi sekitar 2,5 persen dari tenaga kerja AS, mencakup berbagai peran, mulai dari rekanan hingga direktur pelaksana, dan berbagai layanan yaitu bisnis, audit, dan pajak. Pemutusan hubungan kerja tersebut terutama difokuskan pada operasi konsultasi dan produk serta teknologi AS, dengan sekitar setengah dari karyawan yang terkena dampak berkantor di luar negeri.

Restrukturisasi, yang mencakup perubahan signifikan pada grup teknologinya, terjadi saat firma menghadapi perlambatan permintaan untuk beberapa layanan konsultasinya.

Pemimpin PwC AS Paul Griggs mengumumkan restrukturisasi dan PHK terhadap staf dalam sebuah memo. Pengumuman yang dibuat pada 11 September itu juga mengakui peringatan sedih atas hilangnya lima orang rekannya dalam serangan tahun 2001.

Perkembangan ini menandai perubahan signifikan bagi PwC, yang telah menghindari PHK di AS sejak 2009. Perusahaan lain seperti Ernst & Young (EY), Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), dan Deloitte sudah melakukan PHK massal lebih dulu.

Advertising
Advertising

Restrukturisasi ini akan membuat produk dan tim teknologi PwC terintegrasi lebih dalam ke lini bisnis masing-masing. Perubahan ini merupakan bagian dari perombakan struktural yang lebih luas yang diprakarsai oleh Paul Griggs, yang mengambil alih jabatan sebagai pemimpin PwC di Amerika Serikat pada bulan Mei.

Tim Grady, Direktur Operasional PwC AS, mengatakan, PHK dilakukan agar perusahaan tetap kompetitif di masa depan. "Kami terus mentransformasi berbagai area di firma kami dan menyelaraskan tenaga kerja untuk mendukung strategi dengan lebih baik," ujar Grady,

Sementara itu, kantor PwC di Cina juga menghadapi krisis setelah kehilangan klien utamanya, Country Garden Holdings. Kerugian ini terjadi di tengah penyelidikan atas peran PwC dalam mengaudit China Evergrande Group, yang dituduh melakukan penipuan senilai US$ 78 miliar.

Akibatnya, PwC di Cina telah menerapkan langkah-langkah pemotongan biaya dan PHK. Pada 5 September, lebih dari 50 perusahaan Cina termasuk Bank of China, telah mencoret PwC sebagai auditor mereka atau membatalkan rencana untuk mempekerjakannya kembali.

Country Garden mengutip kegagalan PwC dalam memenuhi tenggat waktu penerbitan laporan keuangan tahun 2023 yang diaudit sebagai alasan keputusannya.

REUTERS | NDTV

Pilihan editor: Kim Jong Un Pamer Sedang di Pabrik Senjata Nuklir Korea Utara

Berita terkait

SPCI Adukan CNN Indonesia ke Sudinaker Jakarta Selatan soal Dugaan Pemotongan Upah dan PHK Sepihak

48 menit lalu

SPCI Adukan CNN Indonesia ke Sudinaker Jakarta Selatan soal Dugaan Pemotongan Upah dan PHK Sepihak

Konflik antara manajemen CNN Indonesia dan Solidaritas Pekerja CNN Indonesia (SPCI) masih berlanjut

Baca Selengkapnya

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

4 jam lalu

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

10 jam lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil-Suswono Janjikan Pinjaman Tanpa Bunga untuk Warga yang Terdampak PHK

20 jam lalu

Ridwan Kamil-Suswono Janjikan Pinjaman Tanpa Bunga untuk Warga yang Terdampak PHK

Ridwan Kamil-Suswono (Rido) berjanji akan kurangi masalah pengangguran dengan program pinjaman terutama bagi mereka yang terdampak PHK

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

1 hari lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

PHK Massal Hantui Sejumlah Pabrik Ponsel, dari Samsung hingga Apple

1 hari lalu

PHK Massal Hantui Sejumlah Pabrik Ponsel, dari Samsung hingga Apple

Industri ponsel sedang menghadapi masa-masa sulit. Samsung dan Apple berencana melakukan PHK massal.

Baca Selengkapnya

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

1 hari lalu

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

Juru bicara Kaesang Pangarep, Francine Widjojo, menegaskan Kaesang menaiki jet pribadi bersama teman atau pemilik dari pesawat tersebut.

Baca Selengkapnya

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

1 hari lalu

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

1 hari lalu

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon

Baca Selengkapnya

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

1 hari lalu

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

Hizbullah bersumpah memberikan "hukuman yang adil" kepada Israel menyusul serangkaian ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon.

Baca Selengkapnya