Sheikha Moza, Ibu Emir Qatar: 'Terlalu Lama Dunia Menutup Mata untuk Gaza'

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Jumat, 13 September 2024 10:09 WIB

Sheikha Moza. Instagram/mozabintnasser

TEMPO.CO, Jakarta - Sheikha Moza binti Nasser, ketua dan pendiri Education Above All Foundation (EAA), telah menyuarakan kemarahannya atas kurangnya tindakan global terhadap kekejaman yang sedang berlangsung yang dilakukan di Jalur Gaza oleh Israel.

Pernyataan ibunda Emir Qatar ini merupakan bagian dari pidatonya, Senin, 9 September 2024, dalam sebuah acara yang menandai Hari Internasional untuk Melindungi Pendidikan dari Serangan, yang diselenggarakan di Pusat Konvensi Nasional Qatar.

Acara ini dihadiri oleh para pejabat tinggi, termasuk Perdana Menteri Yaman Ahmed Awad bin Mubarak dan Ibu Negara Brasil Rosangela Lula da Silva, di antaranya.

Dalam pidato yang berjudul “"Kami Mengecewakanmu, Anak-anak Gaza", Sheikha Moza mengecam UNESCO yang diam saja atas serangan Israel di Gaza.

Pidato ini menekankan bahwa korban jiwa akibat perang di Jalur Gaza "tidak dapat diterima oleh siapa pun yang memiliki hati nurani, moral, atau prinsip-prinsip kemanusiaan".

Advertising
Advertising

"Saya benar-benar marah, marah pada skala dan jumlah kejahatan yang dilakukan di Gaza. Saya marah pada kebungkaman yang terang-terangan yang telah mengekspos kurangnya rasa kemanusiaan kita. Kemanusiaan kita telah lenyap, kehilangan kemuliaannya sama sekali di hadapan kebiadaban penjajah (Israel)," kata Sheikha Moza, seperti dikutip Doha News.

Ia juga mengecam "komunitas internasional yang mengaku beradab" atas sikap diam dan standar ganda mereka terhadap krisis, perang, dan konflik global - khususnya perang Israel di Jalur Gaza.

"Saya marah kepada para pemimpin yang mengoceh tentang hak asasi manusia dan mandat hukum internasional, namun tidak mengatakan apa-apa tentang genosida yang terjadi di Gaza," katanya. "Apa yang kita saksikan di Gaza telah menanggalkan tabir kesopanan yang dibayangkan dunia dan membuka kedok kebrutalannya."

Sheikha Moza meminta perhatian pada krisis kemanusiaan yang memburuk di wilayah tersebut, mengkritik apa yang ia gambarkan sebagai "kebisuan yang mencolok" dalam menghadapi genosida yang berjalan lambat.

"Sudah terlalu lama kita menyaksikan dengan ngeri bagaimana anak-anak tak berdosa, masa depan Palestina, dibom, kelaparan, dan kehilangan martabat kemanusiaan," ujarnya, dengan nada emosional.

"Dan sudah terlalu lama, dunia menutup mata. Diamnya dunia bukan hanya keterlibatan, tapi juga pengkhianatan."

<!--more-->

Palestina Butuh Bantuan

Pernyataannya muncul ketika Gaza terus menderita di bawah blokade yang membuat jutaan warga Palestina sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Sheikha Moza meminta para pemimpin dunia, organisasi internasional dan masyarakat sipil untuk menghadapi apa yang ia sebut sebagai "penindasan sistemik dan penghapusan yang disengaja" terhadap rakyat Palestina.

"Dunia berjanji 'Tidak Akan Pernah Terjadi Lagi' setelah kengerian di abad ke-20. Namun, di sinilah kita, menyaksikan tragedi lain terjadi, tanpa pertanggungjawaban," ujarnya, sambil menarik perbandingan antara situasi saat ini di Gaza dengan kekejaman sejarah yang mendapat kecaman global.

Sheikha Moza, yang telah lama memperjuangkan hak-hak masyarakat yang rentan melalui inisiatif pendidikannya, secara khusus menekankan dampak yang sangat buruk terhadap anak-anak Palestina. "Ini bukan hanya statistik atau korban jiwa. Ini adalah anak-anak yang dirampas masa kecilnya, impiannya, dan masa depannya. Kita telah mengecewakan mereka."

Pidatonya mendapat pujian luas dari kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para aktivis di seluruh kawasan. Namun, hal ini juga menggarisbawahi rasa frustrasi yang meningkat di antara para pemimpin dan warga Arab, yang melihat tanggapan internasional tidak proporsional dibandingkan dengan krisis global lainnya.

Qatar telah lama menjadi pendukung vokal perjuangan Palestina, memberikan bantuan kemanusiaan dan dukungan diplomatik. Dalam menutup sambutannya, Sheikha Moza bersumpah bahwa Qatar akan melanjutkan upayanya untuk memberikan bantuan dan menyerukan keadilan, tetapi mendesak komunitas global untuk "sadar" akan realitas pengepungan yang sedang berlangsung.

“Anak-anak Gaza tidak bisa menunggu. Kita mesti bertindak, atau Sejarah akan menghakimi kita untuk kebungkaman kita.”

DOHA NEWS | MIDDLE EAST MONITOR

Pilihan Editor: Israel Tuding 3 Staf UNRWA yang Tewas dalam Serangan di Gaza adalah Anggota Hamas

Berita terkait

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

10 jam lalu

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutuk insiden di mana tank Israel menembaki konvoi yang dipimpin WHO di Gaza

Baca Selengkapnya

Anies Sambut Keluarga Gaza di Rumahnya, Tegaskan Solidaritas untuk Palestina

18 jam lalu

Anies Sambut Keluarga Gaza di Rumahnya, Tegaskan Solidaritas untuk Palestina

Anies dan Fery Farhati menerima keluarga Gaza di rumahnya dan menegaskan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.

Baca Selengkapnya

Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

1 hari lalu

Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

Duta Besar Lebanon Hadi Hachem untuk PBB menyebut serangkaian ledakan pager oleh Israel sebagai kejahatan perang

Baca Selengkapnya

AS: Israel Selipkan Bahan Peledak ke Pager Lebanon yang Diimpor dari Taiwan

1 hari lalu

AS: Israel Selipkan Bahan Peledak ke Pager Lebanon yang Diimpor dari Taiwan

Pejabat Amerika Serikat mengatakan militer Israel menyelipkan bahan peledak di pager buatan Taiwan untuk melakukan serangan massal di Lebanon

Baca Selengkapnya

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

1 hari lalu

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

Genosida Israel terhadap Palestina kian brutal. Jumlah korban sekitar 41.200 orang mayoritas perempuan dan anak-anak tewas, termasuk 173 jurnalis.

Baca Selengkapnya

PBB Serukan Jeda Kemanusiaan untuk Beri Dosis Kedua Vaksin Polio ke Anak-anak di Gaza

1 hari lalu

PBB Serukan Jeda Kemanusiaan untuk Beri Dosis Kedua Vaksin Polio ke Anak-anak di Gaza

Sekitar 560 ribu anak Palestina di bawah usia 10 tahun menerima dosis pertama vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Akhirnya Mengaku Serangannya Kemungkinan Menewaskan Tiga Sandera

2 hari lalu

Militer Israel Akhirnya Mengaku Serangannya Kemungkinan Menewaskan Tiga Sandera

Setelah berbulan-bulan membantah, militer Israel mengatakan kemungkinan besar tiga tawanan tewas akibat serangan mereka.

Baca Selengkapnya

Aktivis AS Bakar Diri Dekat Konsulat Israel, Protes Genosida di Gaza

3 hari lalu

Aktivis AS Bakar Diri Dekat Konsulat Israel, Protes Genosida di Gaza

Seorang aktivis AS bakar diri di depan Konsulat Israel di Boston, Amerika Serikat sebagai protes terhadap genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Nova Arianto Bawa 30 Pemain untuk TC Timnas Indonesia U-17 di Qatar dan Spanyol, Siapkan Sejumlah Uji Coba

3 hari lalu

Nova Arianto Bawa 30 Pemain untuk TC Timnas Indonesia U-17 di Qatar dan Spanyol, Siapkan Sejumlah Uji Coba

Timnas Indonesia U-17 terus mempersiapkan diri menghadapi Kualifikasi Piala Asia U-17 2025. Ini daftar 30 pemain pilihan Nova Arianto.

Baca Selengkapnya

Eks Jenderal Israel Tuding Netanyahu Manfaatkan Perang Gaza untuk Tutupi Kasus Korupsi

3 hari lalu

Eks Jenderal Israel Tuding Netanyahu Manfaatkan Perang Gaza untuk Tutupi Kasus Korupsi

PM Israel Benjamin Netanyahu disebut sengaja membiarkan perang di Gaza berlarut-larut untuk menutupi kasus korupsi yang menyeret dirinya.

Baca Selengkapnya