Netanyahu Vs Gallant: Pecah soal Koridor Philadelphia

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 3 September 2024 20:43 WIB

Foto Kombinasi Yoav Gallant dan Benjamin Netanyahu. REUTERS

Netanyahu bersikeras pada keputusannya

Netanyahu sendiri dikabarkan bersikeras untuk tetap pada tuntutannya meskipun terjadi pembunuhan terhadap keenam sandera, yang tampaknya dieksekusi ketika pasukan Israel mendekati lokasi mereka di sebuah terowongan di bawah kota Rafah, Gaza.

Jika Israel meninggalkan Koridor Philadelphia, "para sandera akan dibawa ke Sinai, dan kemudian ke Iran," kata Netanyahu menurut laporan-laporan yang ada, dan menambahkan: "AS sudah menyetujui hal ini, mengapa Anda menentangnya?"

Namun, media tersebut mengklaim bahwa Netanyahu juga mengatakan bahwa ia bersedia berkompromi di bidang-bidang lain selain Koridor Philadelphia, dan menyatakan bahwa kesepakatan penyanderaan dengan Hamas masih memungkinkan.

Tanggapan para menteri kabinet

Menurut laporan, pernyataan tersebut mengundang tanggapan yang tidak bersahabat dari para menteri lainnya, juga dari Netanyahu.

"Jika kita menyerah pada tuntutan Hamas, seperti yang diinginkan Gallant, kita akan kalah dalam perang," kata Menteri Keuangan Bezalel Smotrich seperti dikutip Times of Israel.

Menteri Kehakiman Yariv Levin dan Menteri Luar Negeri Israel Katz dilaporkan menuduh Gallant menciptakan sebuah dinamika di mana Hamas akan menerima konsesi dari Israel sebagai hasil dari pembunuhan para sandera.

"Ke mana arahnya? Apa dampaknya terhadap negosiasi? Tidak sulit untuk membayangkannya," kata Levin kepada Gallant, yang kemudian mengundang kemarahan dari menteri pertahanan tersebut.

Levin dikabarkan mengeluh kepada Gallant atas sifat publik dari seruannya untuk membatalkan keputusan hari Kamis, mengatakan pada pertemuan tersebut: "Bagaimana kita bisa bersikap jika semua orang men-tweet pendapat mereka dari kabinet? Ketika [kabinet] membuat keputusan, [para menteri] menunjukkan solidaritas dan berdiri di belakangnya."

Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dilaporkan mengatakan bahwa membalikkan keputusan Philadelphia akan "mendorong pembunuhan," dan menambahkan bahwa Israel harus "membayar harga yang sangat mahal kepada Hamas karena membunuh para sandera."

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya ke Jalur Gaza menyusul serangan kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata.

Serangan tersebut telah mengakibatkan lebih dari 40.700 warga Palestina tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 94.100 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade yang terus berlangsung di Gaza telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sehingga sebagian besar wilayah tersebut hancur.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terakhirnya memerintahkan untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, di mana lebih dari 1 juta orang Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada tanggal 6 Mei.

MIDDLE EAST MONITOR | ANADOLU | JERUSALEM POST | TIMES OF ISRAEL

Pilihan Editor: Benjamin Netanyahu Tak Mau Serahkan Koridor Philadelphi ke Hamas

Berita terkait

Media Israel: Netanyahu Setujui Serangan Ledakan Pager di Lebanon

1 hari lalu

Media Israel: Netanyahu Setujui Serangan Ledakan Pager di Lebanon

Laporan outlet berita Israel Walla menunjukkan keterlibatan Israel dalam ledakan pager Lebanon yang menewaskan 9 orang dan melukai 2.750 orang

Baca Selengkapnya

9 Orang Tewas dan Ribuan Terluka dalam Ledakan Massal Pager di Lebanon

1 hari lalu

9 Orang Tewas dan Ribuan Terluka dalam Ledakan Massal Pager di Lebanon

Setidaknya sembilan orang, termasuk seorang anak, tewas dalam ledakan massal penyeranta (pager) di Lebanon

Baca Selengkapnya

Pemimpin Bisnis Israel Minta Netanyahu Tidak Pecat Yoav Gallant

2 hari lalu

Pemimpin Bisnis Israel Minta Netanyahu Tidak Pecat Yoav Gallant

Ini untuk kedua kalinya Netanyahu mengancam untuk memecat Yoav Gallant, meski yang pertama batal karena desakan publik Israel.

Baca Selengkapnya

Israel Digoyang Isu Netanyahu akan Pecat Yoav Gallant

2 hari lalu

Israel Digoyang Isu Netanyahu akan Pecat Yoav Gallant

Netanyahu dikabarkan akan memecat Yoav Gallant dari jabatan menteri pertahanan karena terus berbeda pendapat dengannya.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Akhirnya Mengaku Serangannya Kemungkinan Menewaskan Tiga Sandera

2 hari lalu

Militer Israel Akhirnya Mengaku Serangannya Kemungkinan Menewaskan Tiga Sandera

Setelah berbulan-bulan membantah, militer Israel mengatakan kemungkinan besar tiga tawanan tewas akibat serangan mereka.

Baca Selengkapnya

Eks Jenderal Israel Tuding Netanyahu Manfaatkan Perang Gaza untuk Tutupi Kasus Korupsi

3 hari lalu

Eks Jenderal Israel Tuding Netanyahu Manfaatkan Perang Gaza untuk Tutupi Kasus Korupsi

PM Israel Benjamin Netanyahu disebut sengaja membiarkan perang di Gaza berlarut-larut untuk menutupi kasus korupsi yang menyeret dirinya.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Warga Israel Protes Lagi Netanyahu, Desak Gencatan Senjata di Gaza

4 hari lalu

Ratusan Ribu Warga Israel Protes Lagi Netanyahu, Desak Gencatan Senjata di Gaza

PM Israel Benjamin Netanyahu lagi-lagi diprotes warganya yang menuntut diakhirinya perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Bawa Wartawan ke Terowongan-terowongan di Selatan Gaza

5 hari lalu

Tentara Israel Bawa Wartawan ke Terowongan-terowongan di Selatan Gaza

Di bawah aturan yang sangat ketat, wartawan dibawa ke terowongan-terowongan di Selatan Gaza, termasuk tempat enam mayat sandera Israel ditemukan.

Baca Selengkapnya

Dubes AS Tuding PBB Anak Tirikan Israel Sebelum Serangan ke Gaza

5 hari lalu

Dubes AS Tuding PBB Anak Tirikan Israel Sebelum Serangan ke Gaza

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menuduh PBB "terlalu fokus" pada Israel, bahkan sebelum serangan ke Gaza

Baca Selengkapnya

Hindari Surat Penangkapan ICC, Netanyahu Minta Diselidiki Jaksanya Sendiri

5 hari lalu

Hindari Surat Penangkapan ICC, Netanyahu Minta Diselidiki Jaksanya Sendiri

Ancaman jaksa ICC untuk menangkap Netanyahu dan Yoav Gallant ternyata membuat sang perdana Menteri Israel khawatir.

Baca Selengkapnya