UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

Reporter

Selasa, 3 September 2024 20:00 WIB

Presiden Joko Widodo menerima penghargaan sipil tertinggi dari Presiden PEA, Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), Rabu, 17 Juli 2024. Penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas upaya Presiden Joko Widodo untuk memperkuat hubungan erat antara kedua negara dan meningkatkan kerja sama bilateral selama masa jabatannya. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, telah mengampuni 57 warga negara Bangladesh yang dinyatakan bersalah. Mereka dijatuhi hukuman penjara dalam jangka waktu lama karena melakukan protes di negara Teluk tersebut. Unjuk rasa itu ditujukan kepada pemerintah Bangladesh.

Presiden Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan membatalkan hukuman bagi warga Bangladesh dan mengampuni mereka. Selanjutnya, mereka akan dideportasi dari UEA ke negara asalnya.

Pengadilan Banding Federal Abu Dhabi menjatuhkan hukuman kepada 57 warga negara Bangladesh dalam persidangan yang dipercepat pada Juli lalu. Saat itu mereka ikut memprotes mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan pemerintahannya. Protes serupa meledak pula di Bangladesh yang berujung pada mundurnya Hasina.

Tiga warga negara Bangladesh dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, sementara 53 orang dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Seorang warga negara Bangladesh, yang menurut media pemerintah telah memasuki UEA secara ilegal dan ikut serta dalam kerusuhan, dijatuhi hukuman 11 tahun penjara.

Jaksa Penuntut Umum menuduh warga negara Bangladesh tersebut melakukan kejahatan berkumpul di tempat umum dan memprotes pemerintah negara asal mereka dengan maksud untuk memicu kerusuhan.

Advertising
Advertising

Pengampunan terjadi kurang dari seminggu setelah media pemerintah UEA melaporkan bahwa presiden telah memberi selamat kepada Muhammad Yunus karena telah menjadi pemimpin sementara Bangladesh. Sheikh Hasina juga dipaksa mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu menyusul protes keras.

Warga negara Bangladesh merupakan salah satu komunitas terbesar di UEA. Banyak warga Bangladesh di Uni Emirat Arab bekerja di sektor kerah biru bergaji rendah. Mereka mengirim uang ke rumah untuk membantu menghidupi keluarga di negaranya.

Penguasa di UEA tidak banyak menoleransi perbedaan pendapat. Kebebasan berekspresi dibatasi dan kelompok-kelompok seperti partai politik dan serikat buruh dilarang.

REUTERS

Pilihan editor: Paus Fransiskus Kirim Pesan Menyentuh untuk Palestina Sebelum ke Jakarta

Berita terkait

Setelah 4 Tahun Kesepakatan Abraham, Bagaimana Hubungan Israel dan Negara-negara Arab?

1 hari lalu

Setelah 4 Tahun Kesepakatan Abraham, Bagaimana Hubungan Israel dan Negara-negara Arab?

Setelah penandatanganan Kesepakatan Abraham pada 2020, secara keseluruhan ada lima negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Di Tengah Perang Gaza, Israel Rayakan 4 Tahun Normalisasi Hubungan dengan 4 Negara Arab

2 hari lalu

Di Tengah Perang Gaza, Israel Rayakan 4 Tahun Normalisasi Hubungan dengan 4 Negara Arab

Israel merayakan empat tahun normalisasi hubungan dengan empat negara Arab di tengah Perang Gaza yang telah menelan korban lebih dari 41.000 jiwa.

Baca Selengkapnya

Berkat Mediasi UEA, Rusia dan Ukraina Saling Tukar 206 Tawanan Perang

4 hari lalu

Berkat Mediasi UEA, Rusia dan Ukraina Saling Tukar 206 Tawanan Perang

Rusia dan Ukraina masing-masing menukar 103 tawanan perang pada Sabtu 14 September 2024 dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Uni Emirat Arab.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

11 hari lalu

Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

Hasina melarikan diri ke India pada 5 Agustus menyusul protes massal terhadap pemerintahan yang dijalankannya selama 15 tahun di Bangladesh

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

12 hari lalu

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

Ketu KPU Bangladesh mundur setelah menyangkal campur tangan politik dalam pemilu Januari yang memilih kembali pemimpin otokratis Sheikh Hasina.

Baca Selengkapnya

Turki Secara Resmi Ajukan Keanggotaan BRICS

16 hari lalu

Turki Secara Resmi Ajukan Keanggotaan BRICS

Turki secara resmi telah meminta untuk bergabung dengan kelompok negara-negara emerging market BRICS

Baca Selengkapnya

Macron Bela Pemberian Kewarganegaraan Prancis kepada CEO Telegram Pavel Durov

19 hari lalu

Macron Bela Pemberian Kewarganegaraan Prancis kepada CEO Telegram Pavel Durov

Presiden Emmanuel Macron pada Kamis membela keputusan untuk memberikan kewarganegaraan Prancis kepada CEO Telegram Pavel Durov.

Baca Selengkapnya

Apakah Pacar CEO Telegram Pavel Durov Menjadi Penyebab Penangkapannya?

22 hari lalu

Apakah Pacar CEO Telegram Pavel Durov Menjadi Penyebab Penangkapannya?

Yulia Vavilova telah terlihat bersama Pavel Durov beberapa kali dan juga berada di jet pribadi bersamanya ketika mereka mendarat di Paris.

Baca Selengkapnya

UEA Desak Prancis Berikan Bantuan Konsuler bagi Pendiri Telegram Pavel Durov

22 hari lalu

UEA Desak Prancis Berikan Bantuan Konsuler bagi Pendiri Telegram Pavel Durov

Uni Emirat Arab secara resmi meminta agar Pemerintah Prancis memastikan pendiri Telegram Pavel Durov menerima semua layanan konsuler

Baca Selengkapnya

CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap Bersama Perempuan Berusia 25 Tahun, Siapa Dia?

22 hari lalu

CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap Bersama Perempuan Berusia 25 Tahun, Siapa Dia?

Penangkapan CEO Telegram Pavel Durov dikaitkan dengan seorang perempuan yang ditangkap bersamanya.

Baca Selengkapnya