Serikat Buruh Israel Serukan Mogok Kerja Desak Tel Aviv Bebaskan Sandera dalam Keadaan Hidup

Reporter

Tempo.co

Senin, 2 September 2024 10:15 WIB

Demonstran berunjuk rasa menentang pemerintah dan menunjukkan dukungan bagi para sandera yang diculik selama serangan mematikan pada 7 Oktober, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 1 September 2024. REUTERS/Florion Goga

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua serikat buruh di Israel Arnon Bar-David menyerukan dilakukan aksi mogok kerja selama satu hari pada Senin, 02 September 2024, sebagai bentuk tekanan pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar membawa pulang sandera yang saat ini masih ditahan Hamas di Gaza. Ribuan warga Israel turun ke jalan sebagai bentuk protes agar sandera segera dibebaskan.

Bar-David adalah ketua serikat buruh Histadrut yang mewakili ratusan ribu pekerja, yang mendukung sektor manufaktur dan sektor kewirausahaan bidang teknologi tinggi di Negeri Bintang Daud. Serikat buruh Histadrut memiliki suara yang kuat dalam perekonomian Israel dan seruan mogok kerja pada Minggu, 1 September 2024, selama sehari menggambarkan tingginya kemarahan publik. Hamas menyandera sekitar 250 warga Israel dalam serangan 7 Oktober 2023.

“Kami harus mencapai sebuah kesepakatan untuk membawa pulang para sandera dengan selamat. Sebuah kesepakatan lebih penting dari apapun. Yang terjadi saat ini, para sandera dipulangkan dalam kantong jenazah,” kata Bar-David.

Dalam upaya untuk mencegah mogok kerja, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengirim surat kepada Jaksa Agung Gali Baharav-Miara memintanya agar memasukkan permohonan mendesak pada pengadilan buruh Israel supaya menolak aksi mogok kerja yang diserukan Ben-David. Sebab aksi mogok kerja ini bisa menciderai ekonomi Israel dan tidak ada dasar hukumnya karena ditujukan untuk memberikan pengaruh pada kebijakan pemerintah terkait permasalahan keamanan negara.

“Ada sejumlah permasalahan di sini, yang bukan menjadi permasalahan buruh namun aksi mogok kerja ini dilakukan oleh organisasi-organisasi pekerja. Tidak ada sangkut-pautnya,” kata Smotrich dalam suratnya ke Baharav-Miara.

Advertising
Advertising

Tel Aviv sebelumnya mengungkap telah ditemukan enam jenazah dari sebuah terowongan di selatan Gaza. Jenazah itu ditemukan dalam kondisi sudah meninggal saat tentara Israel tiba dilokasi.

Dampak dari ancaman mogok kerja ini, pada Senin, 02 September 2024, Bandara Ben Gurion mulai pukul 8 pagi akan ditutup. Layanan warga sipil di Tel Aviv juga hanya beroperasi setengah hari.

Asosiasi manufaktur Israel mendukung aksi mogok kerja ini dan menuduh Tel Aviv sudah gagal melakukan tugas moralnya untuk membawa pulang para sandera dalam keadaan hidup.

“Tanpa membawa pulang sandera dalam keadaan hidup, kami tidak akan mungkin menghentikan perang. Kami tidak akan bisa merehabilitasi diri kami sebagai masyarakat dan kami tidak akan mampu memulai rehabilitasi perekonomian Israel,” kata Kepala Asosiasi manufaktur Israel Ron Tomer.

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Taiwan dan Bulagria Tegaskan Tak Terlibat dalam Ledakan di Lebanon

39 menit lalu

Taiwan dan Bulagria Tegaskan Tak Terlibat dalam Ledakan di Lebanon

Taiwan dan Bulagria menyangkal ada sangkut-paut dalam rantai suplai ribuan pager yang menyebabkan ledakan di Lebanon menyasar Hizbullah

Baca Selengkapnya

Pilot Susi Air Dibebaskan Milisi TPNPB Usai 20 Bulan Jadi Sandera

1 jam lalu

Pilot Susi Air Dibebaskan Milisi TPNPB Usai 20 Bulan Jadi Sandera

Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens dibebaskan TPNPB-OPM usai menjadi sandera selama 20 bulan

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Pastikan Tak Ada WNI Korban Ledakan di Lebanon

2 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Pastikan Tak Ada WNI Korban Ledakan di Lebanon

KBRI Beirut telah menjalin komunikasi dengan simpul WNI di Lebanon dan tidak ada WNI yang menjadi korban ledakan pada perangkat komunikasi

Baca Selengkapnya

Selandia Baru: Israel Bertindak Terlalu Jauh dalam Serangan ke Gaza

3 jam lalu

Selandia Baru: Israel Bertindak Terlalu Jauh dalam Serangan ke Gaza

Menlu Selandia Baru Winston Peters mengatakan Israel bertindak terlalu jauh dalam serangan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Norwegia Selidiki Perusahaan Milik Warganya di Bulgaria terkait Ledakan Pager di Lebanon

4 jam lalu

Norwegia Selidiki Perusahaan Milik Warganya di Bulgaria terkait Ledakan Pager di Lebanon

Menteri Luar Negeri Norwegia mengatakan tindakan Israel di Lebanon merupakan 'ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Negara Tolak Usir Israel dari Palestina hingga Pager Meledak Dibuat Perusahaan Israel

6 jam lalu

Top 3 Dunia: Negara Tolak Usir Israel dari Palestina hingga Pager Meledak Dibuat Perusahaan Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 20 September 2024 diawali oleh 14 negara tolak resolusi Majelis Umum PBB agar Israel akhiri pendudukannya di Palestina

Baca Selengkapnya

UNICEF: Eskalasi Israel-Lebanon Berdampak Buruk terhadap Anak-anak

15 jam lalu

UNICEF: Eskalasi Israel-Lebanon Berdampak Buruk terhadap Anak-anak

UNICEF memperingatkan dampak negatif dari eskalasi ketegangan antara Israel dan Lebanon terhadap anak-anak.

Baca Selengkapnya

Ini Negara-negara yang Menolak Resolusi PBB yang Mengusir Israel dari Tanah Palestina

17 jam lalu

Ini Negara-negara yang Menolak Resolusi PBB yang Mengusir Israel dari Tanah Palestina

Sebanyak 14 negara menolak resolusi PBB yang menyerukan agar Israel pergi dari Palestina. Yang menolak diantaranya Argentina, dan Hungaria,

Baca Selengkapnya

Resolusi PBB Mengharuskan Israel Angkat Kaki dari Tanah Palestina

18 jam lalu

Resolusi PBB Mengharuskan Israel Angkat Kaki dari Tanah Palestina

Resolusi PBB menyerukan Israel untuk mengakhiri pendudukannya di wilayah Palestina paling lambat dalam 12 bulan ke depan.

Baca Selengkapnya

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

18 jam lalu

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

Donald Trump mengatakan bahwa para pemilih Yahudi-Amerika akan ikut disalahkan jika ia kalah dalam pilpres dari Kamala Harris

Baca Selengkapnya