Begini 30 Ribu Keluarga Terdampak Bencana Banjir Bandang di Thailand

Rabu, 28 Agustus 2024 20:52 WIB

Pengunjung menikmati makanannya saat berada di toko mie yang terendam banjir di tepi sungai Tha Chin di Nakhon Pathom, di pinggiran Bangkok, Thailand 15 Oktober 2022. Warung Mie Ayam Pa Jit yang telah buka 30 tahun ini tetap ramah dikunjungi pelanggan walaupun terendam banjir. REUTERS/Juarawee Kittisilpa

TEMPO.CO, Jakarta - Thailand bersiap menghadapi lebih banyak badai hujan tropis setelah 22 orang tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor selama seminggu terakhir. Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand mengatakan banjir di 22 provinsi utara antara 16 dan 22 Agustus menewaskan 22 orang, 13 di antaranya meninggal di Phuket, dan mempengaruhi 30.807 keluarga.

Banjir masih melanda lima provinsi pada hari Minggu, yaitu Chiang Rai, Nan, Phayao, Phetchabun, dan Phrae, kata badan penanggulangan bencana negara itu. Sembilan orang meninggal hari ini dan beberapa distrik di Chiang Rai masih terendam air.

Dikutip dari Bangkok Post, Asisten Gubernur Badan Listrik Metropolitan Chaovalit (MEA) Gunkham mengatakan meskipun situasi banjir di Utara telah mereda di beberapa provinsi, pihaknya bekerja sama dengan lembaga lain untuk mengawasi aliran air di daerah aliran sungai utama.

Ketinggian air di Bendungan Sirikit di provinsi Uttaradit, salah satu bendungan utama di wilayah Utara bagian atas, mencapai 70 persen dari total kapasitas pada hari Minggu dan mampu menampung tambahan 2,9 juta meter kubik limpasan.

Depresi tropis diperkirakan menguat hingga Rabu yang membawa lebih banyak hujan ke provinsi utara, timur laut, dan selatan, demikian ungkap badan mitigasi bencana.

Advertising
Advertising

Meskipun ada kemungkinan banjir di provinsi-provinsi besar lainnya, situasi saat ini diperkirakan tidak akan separah bencana 2011, demikian sebut analis UOB Kay Hian Securities (Thailand) Pcl dalam sebuah catatan. Kapasitas bendungan air saat ini jauh lebih tinggi, dan ramalan badai tidak seburuk 13 tahun lalu, kata mereka.

Hujan tahun 2011 menewaskan sedikitnya 800 orang dan mengakibatkan kerugian lebih dari US$40 miliar bagi ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara tersebut. Banjir bandang terburuk dalam satu generasi ini merendam lebih dari 10.000 pabrik, termasuk pabrik Honda Motor dan Western Digital Corp. Pemerintah belum memberikan informasi mengenai biaya kerusakan pada hasil pertanian maupun infrastruktur akibat bencana bulan ini.

Pilihan editor: Banjir Bandang Menyapu Thailand, 22 Tewas Ribuan Rumah Hancur

Berita terkait

Jumlah Korban Tewas Akibat Banjir di Eropa Bertambah

3 jam lalu

Jumlah Korban Tewas Akibat Banjir di Eropa Bertambah

Air mulai naik di sejumlah titik area baru, bahkan di Republik Cek ada korban tewas. Ini adalah musibah banjir terburuk di Eropa dalam 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Banjir di Eropa Tengah Meluas, Polandia hingga Rumania Tergenang

17 jam lalu

Banjir di Eropa Tengah Meluas, Polandia hingga Rumania Tergenang

Eropa tengah dilanda banjir yang meluas dari Polandia hingga ke Rumania.

Baca Selengkapnya

Eropa Tengah Dilanda Bencana Banjir, Berikut Fakta-faktanya

1 hari lalu

Eropa Tengah Dilanda Bencana Banjir, Berikut Fakta-faktanya

Eropa Tengah menghadapi bencana banjir, antara lain di Polandia, Austria, Ceko. Banyak korban berjatuhan dalam bencana alam ini.

Baca Selengkapnya

Warga Polandia Bangun Tembok Karung Pasir untuk Menghalau Banjir

1 hari lalu

Warga Polandia Bangun Tembok Karung Pasir untuk Menghalau Banjir

Relawan di Kota Nysa, Polandia, pada Selasa, 17 September 2024, bergotong-royong memperkuat tembok buatan untuk menghalau banjir

Baca Selengkapnya

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

1 hari lalu

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.

Baca Selengkapnya

Warga di Republik Cek dan Polandia yang Terdampak Banjir Dievakuasi

1 hari lalu

Warga di Republik Cek dan Polandia yang Terdampak Banjir Dievakuasi

Warga di beberapa area di Polandia dan Republik Cek pada Senin, 16 September 2024, bergegas mengevakuasikan diri dari bahaya banjir

Baca Selengkapnya

PM Polandia akan Umumkan Status Bencana Alam Seiring Peningkatan Banjir

2 hari lalu

PM Polandia akan Umumkan Status Bencana Alam Seiring Peningkatan Banjir

Polandia berencana menetapkan status bencana alam akibat banjir yang terus berlanjut di provinsi-provinsi barat daya.

Baca Selengkapnya

Ratusan Narapidana Kabur setelah Tembok Penjara Nigeria Roboh Akibat Banjir

2 hari lalu

Ratusan Narapidana Kabur setelah Tembok Penjara Nigeria Roboh Akibat Banjir

Para narapidana kabur dengan memanfaatkan runtuhnya tembok penjara akibat banjir besar.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga di Eropa Tengah Dievakuasi dari Banjir

2 hari lalu

Ribuan Warga di Eropa Tengah Dievakuasi dari Banjir

Ribuan orang dievakuasi dari rumah-rumah mereka di Republik Cek setelah berhari-hari hujan lebat hingga mendorong terjadinya banjir.

Baca Selengkapnya

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

2 hari lalu

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.

Baca Selengkapnya