Kamala Harris Pastikan akan Membela Israel
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Jumat, 23 Agustus 2024 12:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris pada Kamis, 22 Agustus 2024, secara resmi menerima pencalonan sebagai presiden dari Partai Demokrat dalam pilpres AS pada 5 November 2024. Dalam pencalonannya itu, Harris mendapat banyak seruan agar perang Gaza dihentikan.
“Dalam perjuangan abadi antara demokrasi dan tirani, saya tahu di mana saya berpihak dan saya tahu Amerika Serikat milik siapa,” kata Harris, yang menuduh Donald Trump calon presiden dari Partai Republik sebagai sosok ramah pada para diktator.
Harris, 59 tahun, sedang berupaya mendefinisikan dirinya untuk Amerika Serikat. Trump dan Harris memasuki 11 Minggu terakhir untuk berkampanye. Harris dalam kampanyenya berjanji akan berpihak pada Israel, membebaskan para sandera di Gaza dan mengakhir perang Gaza.
“Sekarang ini saatnya untuk membuat kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata. Saya ingin memperjelas, saya akan berdiri membela hak-hak Israel untuk membela diri dan saya akan selalu memastikan Israel memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri,” kata Harris.
Harris mengakui apa yang terjadi di Gaza dalam 10 bulan terakhir saat menyedihkan karena terlalu banyak nyawa tak berdosa yang hilang, orang-orang melarikan diri karena kelaparan dan ingin mencari tempat yang aman. Skala penderitaan di Gaza sangat menyedihkan.
Menurutnya, dia dan Presiden Joe Biden sedang berusaha untuk mengakhiri perang Gaza, misalnya dengan menjaga keamanan Israel, membebaskan para sandera, mengakhiri penderitaan warga Gaza dan membangun kesadaran bahwa warga Palestina punya hak untuk hidup bermartabat, hidup dalam lingkungan yang aman, bebas dan bisa menentukan nasib sendiri.
Harris muncul sebagai kandidat calon presiden dari Partai Demokrat lebih dari sebulan lalu ketika Biden, 81 tahun, memutuskan mengundurkan diri setelah banyak desakan yang memintanya mundur. Jika Harris terpilih sebagai orang nomor satu di Amerika Serikat, maka dia mencatat sejarah sebagai perempuan pertama yang menduduki kursi tersebut.
Harris menggambarkan pemilu 5 November 2024, sebagai kesempatan berharga, dan peluang untuk bangkit dari masa lalu yang pahit, keluar dari sinisme dan pertempuran yang memecah-belah di masa lalu. Saat yang sama, Harris juga mencibir Trump dengan menuduhnya tidak memperjuangkan kalangan kelas menengah, sebaliknya Trump ingin menaikkan pajak dan menghentikan sebuah hak konstitusi untuk melakukan aborsi dengan memilih sendiri hakim di Mahkamah Agung Amerika Serikat.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Silang Pendapat Hamas Israel Jadi Batu Penghalang Terwujudnya Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini