Kepala Intelijen Militer Israel Mundur, Mohon Ampun karena Gagal Tangkal Serangan 7 Oktober
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Kamis, 22 Agustus 2024 09:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala intelijen militer Israel, Mayor Jenderal Aharon Haliva, pada Rabu meminta pengampunan dari rakyat Israel karena gagal melindungi mereka dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Menurut sebuah video yang dirilis oleh militer Israel, Haliva – pejabat tinggi pertama yang mengajukan permohonan pengampunan di depan umum – mengatakan pada sebuah upacara yang menandai kemundurannya— bahwa “kami tidak menjunjung kesucian sumpah kami.”
Tanggal 7 Oktober, ketika pejuang Hamas menyerbu komunitas Israel selatan, pangkalan militer dan pesta rave, adalah “hari yang pahit dan kelam yang saya bawa dalam hati, hati nurani, dan di pundak saya setiap hari dan malam sejak saat itu,” kata Haliva.
“Permintaan maaf tidak akan mengoreksi, menyembuhkan, atau mengembalikan orang-orang terkasih yang telah membayar harga terberat, namun harus diucapkan… Atas nama saya dan seluruh sayap intelijen, saya meminta maaf.”
Militer mengumumkan pada April bahwa Haliva telah meminta untuk dibebastugaskan, dengan alasan “tanggung jawabnya” atas kegagalan mencegah serangan tersebut, yang memicu perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak pernah secara resmi meminta maaf atas kegagalan pemerintahannya atau pasukan keamanan negaranya dalam mencegah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, serangan paling mematikan di Israel sejak didirikan pada 1948.
Serangan Hamas mengakibatkan kematian 1.139 orang, menurut angka resmi Israel. Pejuang Palestina juga menyandera 251 sandera, 105 di antaranya masih berada di Gaza termasuk 34 orang yang menurut militer tewas.
Kampanye militer balasan Israel telah menewaskan 40.223 warga Palestina di Gaza, menurut kementerian kesehatan setempat. Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Militer Israel mengatakan 333 tentaranya tewas di Gaza sejak serangan darat dimulai pada 27 Oktober.
Pilihan Editor: PM Belanda Desak Israel Segera Sepakati Gencatan Senjata di Gaza
ARAB NEWS